Krystal POV
Gadis tomboy tua itu benar-benar merepotkanku. Akan aku beri dia kesempatan memilih antara ingin di cincang menjadi potongan terkecil atau ku bakar hidup-hidup sekalian. Bodoh. Dia bukan hanya bodoh tapi tidak punya otak! Apa sih yang dia pikirkan?! Huft!
Cukup mendengar dua kata dari teman se kelasku, yah teman sekelasnya juga yang bernama jiyoung, membuat aku langsung menghentikan aktifitasku yang sedang membaca.
"Hentikan! Apa ada gadis bernama seulgi di sekitar sini?!"
Kemudian seorang gadis berambut cokelat panjang muncul dari kerumunan itu dan mendekati ku, tepatnya memilih berdiri di sampingku. Gadis yang se club denganku. Cantik tapi bodoh! Mau saja dengan pria yang sama bodoh itu!
"Bawa kekasihmu itu pergi dari sini. Sekarang!"
Perlu ku perjelas apa dua kata yang bisa membangunkan beruang kutub dalam bongkahan es yang dingin nan cantik ini? Pfft aku sadar kalau aku masih sempat memuji diri sendiri. Hm. Dua kata itu, adalah..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.'AMBER BERKELAHI!'
Dengan gaya jiyoung yang panik setengah mati, juga dengan peluh yang menetes deras dari sekujur tubuhnya saat mengatakan padaku, itu cukup membuat aku khawatir meski kekhawatiran itu terkalahkan oleh rasa kesal yang luar biasa ini.
Aku tau amber pasti menang dalam perkelahian apapun itu meskipun ia seorang perempuan sekalipun. Dan argumen ku itu mampu ku buktikan dengan melihat pria tinggi pacar seulgi yang bernama sehun itu, telah babak belur tidak lagi bebentuk. Wajah tampannya yang seperti orang barat meski ia asli korea tidak lagi terlihat seperti itu. Kurasa hari ini akan menjadi sejarah sekolah kami, dimana amber mengalahkan si playboy dan si jagoan, OSH si petarung Oh Sehun.
Sambil membawanya dengan menarik kerah baju belakangnya tanpa memperdulikan amber yang terus memekik kesakitan karena tarikanku yang sedikit mencekik nya, juga berusaha mengabaikan orang-orang yang tadi sempat menonton pertunjukan gratis kini memandangi kami. Aku membawanya ke koridor dimana tak ada satupun murid yang berlalu lalang disana. Ku pastikan mereka semua masih setia menonton sehun yang mengomel tanpa perduli seulgi masih berusaha membujuk nya pergi.
Huft. Aku hanya memandangnya yang berdiri di depanku. Sampai habis akalku untuk memberinya hukuman. Kali ini apa yang akan ku lakukan untuk 'berusaha' membuatnya jera , ehem meski dia tidak pernah jera sekalipun bongkah es telah bertumpung menjadi gunung es berdiri di depannya. Terserah, sekarang yang penting adalah kenapa sampai amber mengotori tangannya untuk memukuli sehun yang bahkan malas ku pandang wajahnya. Ihh untuk apa mendekati playboy cap terong seperti dia. Huft gadis sipit bernama seulgi itu benar-benar sabar, aku yakin dia akan awet muda.
"Kenapa kau berkelahi dengan sehun?! Huh?! Jawab!"
Lihatlah manusia di depanku ini. Ku teriaki sedikit saja sudah gemetar dan ketakutan, berani-berani nya dia masih berkelahi di umur nya yang segini. Harusnya dia malu, sudah paling tua sendiri di sekolah, dia juga yang bikin masalah. Bahkan dia nampak diam saja tidak berniat menjawab pertanyaanku.
"Terserah lah amb. Pokoknya kalau kamu masih berkelahi apalagi menyentuhkan tanganmu pada pria bernama sehun itu, jangan harap tanganmu itu bisa berfungsi, karena aku akan jadi orang yang memotongnya di depan matamu!" Ucapku kemudian melangkah berusaha meninggalkannya di belakangku.
Huft. Kupingku tidak tuli untuk mendengar derap langkah amber yang berusaha mengimbangi langkah cepatku. Siklus hubungan kami : seminggu baikan, kemudian bertengkar, baikan kembali kemudian bertengkar lagi. Sampai lelah aku mengingat sudah berapa banyak kami bertengkar sepanjang tahun.