CHAPTER 5

420 127 65
                                    


Ternyata aku masih hidup.

Ya, aku berlari secepat-cepatnya dan sampai juga di depan pagar rumahku. Aku melihat ke belakang dan ternyata kosong. Tidak ada siapa-siapa di belakangku. Apa aku hanya berhalusinasi karena jalanan gelap dan sepi? Tapi tadi aku benar-benar melihat bayangan seorang laki-laki di tembok yang aku lewati.

Mana tadi aku baru saja melihat berita pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis di handphone bersama dengan Soo Ri saat aku bermain dengannya. Mungkin hanya aku saja yang parno karena suasana dan ingatanku tentang berita yang tadi aku baca. Aku membuka pintu pagar dengan jantung yang masih berdebar-debar. Tapi hatiku sudah sedikit lebih tenang karena tidak mendapati siapa-siapa di belakangku.

Sebenarnya aku malas sekali untuk pulang ke rumah, karena aku belum siap untuk bertemu dengan appa setelah pembicaraan kami kemarin. Tapi Soo Ri melarangku untuk menginap di rumahnya dan dia menyuruh aku untuk pulang. Dia bilang aku tidak boleh lari dari masalah dan harus menghadapi masalah itu. Yeah, sahabatku ada benarnya juga sih. Mau sampai kapan aku menghindari appa.

Aku membuka pintu rumah dengan hati-hati karena aku pasti dimarahi pulang semalam ini. Apalagi eomma sudah bilang padaku dan Eun Hwa, kalau kami harus ada di rumah selambat-lambatnya pukul 7 malam jika sudah tidak ada kegiatan lagi. Tapi aku baru sampai di rumah pukul 8.15. Eomma pasti marah besar.

"Eun Ra!" Baru saja aku membuka pintu dan aku dapat melihat eomma sudah menunggu di depan pintu masuk dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Aku hanya memberikan senyuman pada eomma, berharap senyumanku dapat meluluhkan hatinya dan membuatnya tidak jadi marah denganku.

"Sudah jam berapa ini? Kemana saja kamu? Kenapa handphonemu mati?" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut eomma.

"Maaf, eomma. Tadi aku keasikan main dengan Soo Ri, dan aku baru sadar kalau handphoneku mati dan belum sempat aku charge." Aku tidak mau berbohong dengan eomma dan memang tadi aku bermain dengan Soo Ri walau alasan sebenarnya adalah untuk menghindar dari appa.

"Ya sudah, lain kali pastikan kau charge handphonemu dan beritahu kami kalau kamu mau pergi dengan Soo Ri atau ada kegiatan lain." Woah tumben eomma tidak marah-marah seperti nenek sihir. Mungkin ini adalah hari keberuntunganku. Aku mengangguk dan cepat-cepat berjalan ke dalam kamarku.

Akhirnya aku memutuskan untuk berendam dengan air panas. Hal ini biasa aku lakukan kalau pikiranku sedang kacau dan dengan berendam aku merasa lebih baik. Setelah selesai berendam selama hampir setengah jam, aku masuk ke dalam kamarku sambil mengeringkan rambutku yang masih basah dengan handuk. Aku melihat gitar ada yang di pojok kamarku dan mengambilnya lalu aku duduk di pinggir tempat tidur.

Aku mulai memetik senar gitarku dan menyanyi mengikuti alunan nada dari senar gitar yang aku petik.

Jeo meolli huimihaejineun nauikkumeul barabomyeo meonghani seoisseotjyo
Aku memandangi mimpiku yang pergi menjauh dan aku berdiri dengan tatapan hampa

Deo isang nameunge eobseo modu pogihalkka haesseotjiman
Tak ada yang tersisa lagi, akankah aku menyerah pada segalanya

Dasi ireonayo
Aku bangkit lagi

Han georeum han georeum oneuldo josimseureopge naedideoyo
Selangkah demi selangkah hari ini juga aku melangkah dengan hati-hati

Gaseum gadeukhi duryeoumgwa seolleimeul aneun che
Ketakutan memenuhi hatiku bukan kekhawatiran

Biteulgeorigo heundeullyeodo nan tto hangeoreumeul naedideoyo
Meskipun aku terhuyung dan gemetar, aku tetap melangkah

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang