CHAPTER 8

362 96 58
                                    


"Sepertinya aku menyukaimu." Akhirnya aku meloloskan kata-kata itu dari mulutku. Aku sudah memikirkan ini semalaman, dan aku memutuskan untuk memberitahu perasaanku pada Dong Jae. Aku berharap dia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Aku menunduk setelah mengatakan kata-kata keramat itu.

"Hahahaha." Aku tidak salah dengar kan? Dong Jae tertawa? Aku menaikkan kepalaku dan tenyata Dong Jae memang tertawa.

"Yah! Kenapa kau malah tertawa?"

"Kau hanya becanda kan?" tanyanya setelah puas tertawa.

"Tentu saja aku serius!" Keheningan melanda sesaat setelah aku mengucapkan itu. Wajah Dong Jae terlihat serius setelah mendengar perkataanku, kontras sekali dengan wajah penuh tawanya tadi.

"K-kau serius mengatakan bahwa kau...menyukaiku?" Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Apa kau... menyukaiku juga?" tanyaku hati-hati dengan jantung berdebar-debar tak karuan. Keheningan ini membuatku mual, karena aku tidak sabar mendengar jawaban dari Dong Jae.

"Maaf Eun Ra-ya," Bahuku langsung lemas saat mendengar kata maaf. "aku menyukaimu...," bahuku menjadi naik lagi seiring dengan ucapannya.

"Aku menyukaimu sebagai sahabat dan aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri." Bahuku menjadi lemas lagi dan aku tidak percaya dengan jawaban Dong Jae barusan. Ternyata Dong Jae tidak memiliki perasaan yang sama denganku.

Aku berusaha untuk menyembunyikan kesedihanku. "Ahahaha," Kau bodoh sekali Eun Ra malah tertawa. "Sudah ku duga, tidak apa-apa Dong Jae-ya." Aku menepuk lengannya perlahan. "Lupakan saja apa yang tadi aku katakan padamu." Aku masih berusaha tegar.

Tangan besar Dong Jae membawaku ke pelukannya. "Maaf Eun Ra-ya, aku tidak bisa membalas perasaanmu. Tapi kita akan selalu menjadi sahabat, eo?" Sial, karena pelukan dan kata-katanya air mataku jadi turun.

"Eo, kita akan selalu menjadi sahabat." Aku mengatakan itu dengan hati yang teriris. Bagaimana bisa aku menganggap laki-laki yang aku sukai hanya sebagai sahabat? Aku menangis sejadi-jadinya di pelukan Dong Jae.

"Eun Ra-ya, ada apa denganmu?" Soo Ri melepaskan aku dari pelukan Dong Jae dan melihat wajahku yang sudah tidak karuan karena air mata. Aku tidak menjawabnya, aku malah memeluk Soo Ri dan menangis sejadi-jadinya di pelukannya. Sepertinya Soo Ri meminta jawaban pada Dong Jae, tapi dia juga tidak tahu harus menjawab apa.

Aku mendengar panggilan boarding untuk pesawat Dong Jae. Aku mengelap air mataku yang tidak mau berhenti dan tersenyum padanya. Dia mengacak rambutku pelan. "Aku akan memberi kabar saat aku sudah sampai. Jaga diri kalian baik-baik," katanya padaku dan Soo Ri. Akhirnya dia berjalan menjauh dari kami dan terus melambai sampai dia masuk ke ruang tunggu pesawat. Saat melihat punggungnya yang menjauh, air mata ini tidak bisa terbendung dan lagi-lagi jatuh bertemu dengan pipiku. Soo Ri yang masih bingung dengan sikapku langsung mendekapku ke dalam pelukannya lagi.

...

Hari-hariku berjalan seperti biasa, aku masih bekerja di tempat makan ahjumma tetapi kali ini aku sudah bekerja full time karena aku sudah tidak bersekolah. Aku berusaha untuk tersenyum dan melupakan kejadian yang terjadi di bandara beberapa saat yang lalu. Hatiku masih suka teriris saat mengingat Dong Jae.

"Eun Ra-ya, jangan melamun seperti itu," kata Soo Ri yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahku. Aku sudah menceritakan semuanya pada Soo Ri, dan dia sangat kaget mendengar ceritaku. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa aku akan mempunyai perasaan pada Dong Jae. Soo Ri juga minta maaf karena dia tidak peka dengan perasaanku selama ini. Padahal itu sama sekali bukan salahnya. "Yah Eun Ra-ya." Karena merasa dicuekin, Soo Ri menepuk pundakku pelan.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang