CHAPTER 20

247 36 44
                                    


"Aku... Aku menyukaimu. Bagaimana denganmu, Eun Ra?" Aku hanya terdiam selama beberapa menit.

Dyo adalah orang yang pernah membantuku waktu itu. Dengan senyuman yang terasa hangat dan perlakuan yang sangat manis, Dyo sanggup membuat seorang perempuan jatuh hati padanya. Aku mengaguminya. Suaranya sangat indah di telinga, bagaimana bisa seorang perempuan tidak jatuh hati padanya? Dia juga sering membantuku saat latihan, aku berhutang banyak padanya.

Tapi aku tidak yakin kalau aku menyukainya sebagai seorang laki-laki. Jantungku tidak pernah berdebar-debar saat berada di dekatnya, tidak seperti saat bersama dengan Dong Jae. Aku menganguminya sebagai seorang kakak atau pelatih.

"Eun Ra?" Suaranya membuyarkan lamunanku.

"Terimakasih telah menyukaiku, oppa. Tapi—" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, pelayan tempat makan ini datang dengan membawa makanan pesanan kami.

"Sebaiknya kita makan dulu," kata Dyo yang mulai memakan makanannya.

Kami terdiam dan menikmati makanan kami masing-masing. Rasanya canggung sekali kalau diam seperti ini terus. Aku cepat-cepat menyelesaikan makananku supaya aku bisa cepat menyelesaikan ucapanku tadi.

"Aku sudah selesai makan," kataku sambil menyilangkan sendok dan garpuku di piring yang sudah kosong.

Dyo melirik padaku di sela-sela makannya. "Cepat sekali kau makannya. Kau selapar itu?"

Aku hanya meringis karena malu. "Aku akan melanjutkan ucapanku tadi."

"Tunggu sampai aku selesai makan," katanya cepat.

Aku menunggunya menyelesaikan makannya selama hampir satu tahun–oke, aku lebay tapi makannya memang lama sekali. Aku memangku wajahku dengan kedua tangan sambil menunggu Dyo. Aku sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan sambil menunggunya makan.

"Ah, kenyang sekali," kata Dyo.

"Kau makan lama sekali sih," gerutuku.

"Memang beginilah aku kalau makan."

"Oke, aku akan melanjutkan ucapanku." Aku berdehem sebentar. "Terimakasih telah menyukaiku, oppa. Tapi maaf, aku tidak bisa membalas perasaanmu."

Dapat ku lihat wajah Dyo berubah menjadi mendung, tetapi sedetik kemudian wajahnya berubah datar. "Tidak apa-apa, Eun Ra."

"Maaf, oppa. Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku dan pelatih karena aku sangat senang dapat dilatih oleh kau. Kita masih bisa menghabiskan waktu bersama sebagai sunbae dan hoobae," kataku tidak ingin Dyo menjauh.

"Geurae, aku mengerti. Kau tidak usah merasa bersalah seperti itu." Dia berdiri dan mendekat padaku. Dia mengelus rambutku perlahan. Tidak ada debaran jantung saat dia melakukannya. Aku malah merasa nyaman seperti kakakku yang sedang mengelus rambutku.

Aku tersenyum padanya. "Terimakasih, oppa."

"Ayo kita pulang," katanya sambil berjalan keluar dari tempat makan ini.

Di dalam perjalanan pulang kami mengobrol seperti biasa lagi. Rasanya lebih nyaman seperti ini. Aku betul-betul mengagumi Dyo yang dapat bertindak seperti ini setelah menyatakan perasaannya padaku dan aku tidak dapat membalas perasaannya. Aku juga menceritakan masalahku–mengenai Soo Ri–padanya.

"Sebaiknya kau pulang ke apartemen. Kau harus selesaikan masalahmu secepatnya. Kalau kau lari dari masalahmu, masalah itu tidak akan selesai dengan sendirinya," katanya panjang lebar.

"Wah, kau bijak sekali. Kau benar-benar seperti oppaku. Jadi hari ini aku resmi dapat oppa baru!" kataku dengan nada riang. Sementara itu Dyo hanya tersenyum kecut, aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya sekarang.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang