CHAPTER 23

224 34 59
                                    


Untung saja jantungku tidak berhenti seketika. Aku langsung buru-buru menjauhkan diri dari Chanyeol. "Yah apa yang kau lakukan?" tanyaku salah tingkah.

"Aku baru saja memelukmu," jawabnya dengan enteng seolah memeluk adalah tindakan yang wajar. Oke, tindakan itu memang wajar tapi apa dia mau aku mati karena jantungku yang berdebar tidak normal?

"Kau tidak bisa sembarangan memelukku seperti itu."

"Wae*? Kau juga suka padaku kan?" Pertanyaannya membuatku membeku di tempat. Aku suka dengan laki-laki gila?

"Ke-kenapa kau bisa membuat kesimpulan seperti itu?"

"Kalau kau tidak suka denganku, kenapa sekarang kau ada di dorm ini? Kau tidak akan mau aku ajak kesini lagi. Lalu kemarin, kenapa kau mau turun saat aku meneleponmu? Padahal kau sedang berbicara dengan sahabatmu? Beberapa hari yang lalu, kau juga menerima ajakan makan malamku. Apa aku salah sudah membuat kesimpulan seperti itu?" jelasnya panjang lebar.

Aku menunduk untuk memikirkan perasaanku padanya. Terlepas dari perlakuan dia padaku 1,5 tahun yang lalu, walaupun mengesalkan tapi aku nyaman saat berada di dekatnya. Seakan tidak ada beban saat aku bersamanya. Aku dapat melupakan masalahku saat bersama dia. Jantungku selalu berdebar tidak karuan seperti tadi, sudah lama aku tidak merasakan perasaan ini. Tiba-tiba bayangan Dong Jae melintas di pikiranku.

"Aku tidak tahu," kataku dengan suara rendah.

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak," kataku masih dengan kepala menunduk. "Aku—aku nyaman berada di dekatmu, aku bisa melupakan masalahku saat bersamamu, tapi—"

"Tapi apa, Eun Ra?"

Lalu aku menceritakan soal Dong Jae, entah kenapa aku merasa harus menceritakannya pada Chanyeol. Dia berhak tahu tentang perasaanku. "Tidak apa-apa, Eun Ra. Aku akan menunggu sampai di hatimu hanya ada aku," katanya sambil mengelus rambutku.

"Kau tidak apa-apa?" tanyaku dengan hati-hati. Dia mengangguk sambil tersenyum manis.

...

Keesokan harinya, setelah pulang bekerja aku pergi ke gedung SM untuk latihan rutin. Aku mencari sekeliling dan tidak mendapati Ha Mi. Aku mulai bertanya pada trainee lain. "Kau melihat Ha Mi?"

Trainee itu mendekatkan dirinya padaku. "Tadi aku mendengar kalau dia dikeluarkan dari trainee." Aku terkejut sekali mendengar berita itu.

"Ba-bagaimana bisa? Kau tahu kan ayahnya adalah penaruh saham terbesar di agensi ini?"

"Iya, aku dengar ayahnya sudah mengetahui semua perbuatan Ha Mi dan sangat marah sehingga dia meminta pihak agensi untuk mengeluarkan anaknya."

Ada perasaan bersalah dalam hatiku. Kalau aku tidak merekam kejadian itu, orang-orang tidak akan tahu dan Ha Mi tidak akan dikeluarkan seperti ini. Tapi kalau aku tidak merekamnya, laki-laki brengsek itu akan terus mengganggu Soo Ri, Ha Mi, bahkan perempuan-perempuan lain.

Aku menceritakan tentang Ha Mi pada Ye In. "Kau jangan merasa bersalah seperti itu. Itulah resiko yang harus dia tanggung dari perbuatannya. Ayahnya sudah melakukan hal yang benar. Hal itu akan membuat Ha Mi memikirkan kembali perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi," kata Ye In bijak.

"Ya, kau benar. Tapi aku tetap tidak enak dengan Ha Mi."

"Sudah, kau tidak salah," katanya sambil mengelus pundakku.

Saat selesai latihan, aku sudah berpisah dengan Ye In dan sedang berjalan ke halte bis. Hari ini Chanyeol sedang ada kegiatan sehingga aku harus pulang sendiri. Sudah lama aku tidak pulang naik bis seperti ini. Aku melewati lorong yang gelap dan sepi itu. Aku merasa ada orang yang mengikutiku dan perasaanku menjadi gelisah. Aku membalikkan tubuhku dengan perlahan dan melihat sosok orang yang menutupi kepalanya dengan hoodie. Aku sudah bersiap lari tapi orang itu berjalan dengan cepat ke arahku membuatku hanya bisa diam di tempat.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang