CHAPTER 13

260 53 27
                                    


Senyumannya membuatku muak tapi aku bersyukur karena ada dirinya sekarang.

"Chan-Chanyeol sunbae?" Ha Mi tergagap saat mengetahui Chanyeol sedang menahan tangannya.

"Wah wah, ada apa ini?" kata Chanyeol sambil terus memamerkan senyumannya padaku dan Ha Mi.

"A.. Ka-kami hanya sedang mengobrol." Ha Mi berbohong pada Chanyeol. Tangannya sudah dilepaskan oleh Chanyeol dan sekarang Chanyeol sedang meminta jawaban dariku.

"I-iya kami memang sedang mengobrol." Aku juga tidak tahu kenapa kata-kata itu yang keluar dari mulutku.

"Lalu apa yang akan dilakukan tangan Ha Mi padamu?" tanyanya lagi, seolah tidak puas dengan jawaban kami.

"A-aku akan merapikan rambut Eun Ra dengan tanganku." Ha Mi berbohong lagi tapi entah kenapa aku juga mendukung kebohongannya.

"Apa itu benar?" tanya Chanyeol padaku. Aku mengangguk dengan ragu-ragu.

"Apa yang sunbae lakukan disini?" Aku baru saja memanggil si laki-laki gila dengan sebutan sunbae. Mungkin aku sudah sama gilanya dengan dirinya. Tapi aku tidak mau kurang ajar dengan sunbaeku di agensi.

Dia terlihat salah tingkah sebelum menjawab pertanyaanku. "A-aku tidak sengaja lewat dan aku melihat kalian," katanya sambil memegang leher bagian belakangnya.

"Kalau begitu, aku pulang dulu ya Eun Ra," Ha Mi menepuk bahuku seolah kami adalah teman dekat. "dan Chanyeol sunbae," katanya sambil membungkuk dan dengan suara yang sengaja dibuat semanja mungkin.

Kini hanya ada aku dan laki-laki gila. Kenapa dia tidak pergi dan malah bertahan disini? "Sepertinya aku juga harus pergi. Selamat malam sunbae," kataku sambil membungkuk hormat dan hendak berjalan pergi. Baru beberapa langkah aku pergi menjauh darinya, kurasakan pundakku disentuh oleh dirinya. Mau tidak mau aku berbalik menghadap Chanyeol.

"Ada apa sunbae?" Aku mulai muak memanggilnya dengan sebutan sunbae.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya mau bilang hati-hati." Aku mendengus kesal mendengar jawabannya. Jadi dia hanya mau bilang hati-hati saja? Kenapa dia tidak menawarkan akan mengantarku pulang. Bukannya aku mau diantar pulang olehnya, tapi ini kan sudah malam.

Sekali lagi, bukannya aku mau diantar pulang oleh si laki-laki gila.

Aku membungkuk sekali lagi dan berlalu dari hadapannya untuk melanjutkan perjalanan ke halte bis. Tidak berapa lama setelah aku menunggu, bis yang aku tunggu pun datang dan membawaku kembali ke apartemen.

Sesampainya di apartemen aku langsung menyalakan lampu apartemenku, ternyata Soo Ri belum pulang karena apartemen masih gelap gulita. Aku merebahkan diri di sofa karena badanku terasa pegal-pegal. Latihanku sebagai trainee baru berjalan tiga hari, tapi rasanya aku sudah menjadi trainee selama 1 tahun. Apa aku bisa bertahan menjadi trainee? Aku harus bertahan demi mencapai cita-citaku.

Tak terasa mataku berat sekali dan akhirnya aku tertidur di sofa.

...

Aku terbangun dan langsung melihat jam yang ada di dekat dapur. Pukul 11 malam, ternyata aku sudah ketiduran selama 2,5 jam. Aku bangkit dari sofa dan mulai berjalan mencari Soo Ri. Aku membuka pintu kamarnya tetapi hanya ruang kosong yang aku dapatkan. Begitupun dengan dapur dan ruang makan. Soo Ri belum pulang. Tidak biasanya jam segini dia belum pulang.

Aku mengambil handphone yang ada di tasku dan memencet nomor Soo Ri.

"Yeobeseo." Aku dapat mendengar suara Soo Ri di seberang sana.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang