CHAPTER 12

302 60 33
                                    


"Yeoboseo." Aku menggeser tombol warna hijau ke kiri. Ya, aku mengangkat telepon dari Dong Jae. Aku rindu sekali padanya dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan saat dia meneleponku.

"Eun Ra!!" Aku dapat mendengar suara riang dari seberang sana. Suara laki-laki yang berhasil memporak-porandakan hatiku. "Maaf aku baru sempat meneleponmu sekarang." Kenapa dia harus minta maaf? Dia tidak salah sama sekali.

"Tidak apa-apa, Dong Jae. Kau pasti sibuk ya disana?" Aku berusaha terdengar riang supaya dia tidak mengetahui jantungku yang berdetak sepuluh kali lebih cepat dari biasanya.

"Iya, aku sibuk belajar bahasa dan mempersiapkan keperluan kuliahku disini. Jadi aku tidak bisa sering-sering mengabari dirimu." Dia memang pernah beberapa kali mengirim pesan padaku menanyakan kabar diriku dan Soo Ri. Tapi ini adalah kali pertama dia meneleponku. Kapan aku bisa melupakannya kalau dia seperti ini terus?

"Disana pasti sudah malam ya? Sebaiknya kau istirahat." Aku harus menyudahi pembicaraan ini supaya aku dapat menormalkan detak jantungku kembali.

"Disini sudah jam 2 pagi, Eun Ra. Ah, aku.." dia menggantung kalimatnya selama beberapa detik dan aku hanya dapat menunggu kelanjutan kalimatnya.

"...aku rindu padamu." Satu kalimat yang lagi-lagi membuat hatiku kacau balau. Hatiku yang masih berantakan ini makin berantakan mendengar kalimatnya. Tapi aku tahu, rindu yang dia maksud adalah rindu dengan sahabatnya.

"A-aku.. juga rindu padamu, Dong Jae. Kau harus cepat-cepat pulang supaya kita dapat jalan-jalan bertiga lagi dengan Soo Ri." Aku memang paling jago dalam menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Jantungku terasa mau meledak sekarang.

"Kalau aku ada waktu pasti aku akan pulang. Tunggu aku ya!" Apa-apaan sih Dong Jae? Dia sengaja ya membuat hatiku jadi seperti ini. Apa dia sedang mempermainkanku sekarang? Beberapa waktu yang lalu dia menolakku–secara kasarnya seperti itu–tapi sekarang dia bertingkah seperti laki-laki yang sedang berbicara dengan kekasihnya.

"Oke, Dong Jae. Aku harus menutup teleponmu sekarang dan kau sebaiknya istirahat." Tanpa menunggu jawaban dari Dong Jae aku menyudahi pembicaraan kami. Aku memegangi dadaku karena merasakan jantungku yang masih meloncat-loncat tidak karuan dan kakiku terasa lemas.

Aku mengatur nafasku dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa beberapa menit yang lalu. Aku melangkahkan kaki mendekati Jungkook yang sedang melahap makanannya. Dia juga sedang istirahat dan aku menghampirinya untuk makan bersama dengannya.

...

Setelah selesai bekerja, aku bergegas pergi ke gedung SM untuk latihan rutin. Sebagai trainee baru, aku masih merasakan semangat yang menggebu-gebu dan tidak sabar untuk sampai di ruang latihan. Setelah 10 menit perjalanan dari rumah makan, akhirnya aku sampai di gedung yang mewah ini. Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung dan menuju lift untuk sampai ke ruang latihan.

Waktu masih menunjukkan pukul 02.45, masih ada waktu 15 menit lagi sebelum latihan dimulai. Saat sampai di depan lift, ternyata ada laki-laki yang juga menunggu di depan lift tersebut.

"Eun Ra." Namaku dipanggil oleh laki-laki tersebut. Aku menggerakan kepala ke kanan dan mendapati Dyo sedang menatapku dengan senyuman khasnya. Aku terlonjak kaget mendapati dirinya yang ada di sebelahku. Rasanya aku belum siap untuk bertemu dengan Dyo secepat ini setelah kejadian kemarin.

"A-annyeonghaseo, Dyo sunbae." Aku membungkukan badan dengan canggung. Lalu memutar badan kembali ke arah lift dan berharap pintu lift cepat terbuka.

"Kau ada waktu sekarang? Maukah kau menemaniku minum kopi?" Haruskah aku tolak permintaannya? Tapi aku tidak enak untuk menolak permintaannya sekarang.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang