CHAPTER 3

587 173 77
                                    


Beberapa hari setelah acara fanmeeting pun berlalu, tapi kejadian itu masih terekam jelas di ingatanku. Aku tidak akan pernah melupakan si laki-laki gila itu. Aku sangat tidak suka dengannya, tapi Soo Ri seperti tidak mengerti denganku. Dia selalu membahas EXO semenjak acara fanmeeting itu. Mungkin dia menyangka bahwa aku akan suka dengan boyband itu setelah aku datang ke acara fanmeeting mereka. Soo Ri salah besar! Aku tidak akan pernah suka dengan EXO karena ada laki-laki gila itu di dalamnya.

"Soo Ri-ya, bagaimana kau mendapatkan 2 tiket fanmeeting itu?" Aku penasaran juga darimana Soo Ri mendapatkan tiketnya, bahkan sampai 2 tiket. Karena setauku mendapatkan tiket fanmeeting itu tidak mudah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Oh itu, aku mendapatkan dari kenalanku," jawabnya dengan enteng. "Waktu itu saat aku sedang berjalan pulang ke rumah, ada seseorang yang menghampiriku. Katanya dia adalah pencari bakat dari sebuah agensi dan menyuruhku untuk mengikuti audisinya. Tapi aku menolak karena aku tidak tertarik dengan hal-hal semacam itu." Sudah ku bilang kan, kalau sahabatku ini sangat cantik. Pencari bakat saja sampai menyuruhnya untuk ikut audisi.

"Hmm.. memang kau masih berhubungan dengan pencari bakat itu?"

"Iya masih, dia baik sekali. Bahkan dia memberikan 2 tiket fanmeeting itu padaku."

"Kau harus berhati-hati pada orang seperti itu. Bisa saja dia baik karena ada maksud tertentu padamu."

"Tenang saja, kurcaci. Aku bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak kok."

"Jangan panggil aku kurcaci!" Sudah berapa kali aku bilang padanya untuk tidak memanggilku seperti itu, huh.

"Hahaha kurcaci marah. Oh iya, sebentar lagi kan kita akan lulus dari sekolah. Apa kau akan tetap mewujudkan cita-citamu itu?" Tumben sekali Soo Ri membicarakan hal ini saat kami sedang istirahat dan sedang makan di kantin.

Aku berfikir sejenak sebelum menjawab. "Tentu saja, aku sangat ingin mewujudkan cita-citaku itu. Aku ingin menjadi idol, tapi kau tahu ada beberapa hambatan untuk mewujudkan  cita-citaku itu kan?"

"Ya aku tahu, tapi aku yakin kau pasti bisa mewujudkan cita-citamu. Kita pasti akan pergi bersama-sama ke Seoul dan meraih mimpi kita!" katanya dengan penuh semangat. Sahabatku ini memang paling semangat kalau membicarakan cita-cita. Dan aku juga tahu cita-citanya yang ingin menjadi fashion designer dan dia ingin sekali kuliah di Seoul National University. Kami juga sudah berjanji akan pergi bersama ke Seoul untuk meraih mimpi kita.

"Hai, ladies!" sapa Dong Jae dengan wajah dan tubuh penuh keringat. Memang sudah kebiasaannya saat istirahat begini, dia pasti akan bermain sepak bola di lapangan bersama dengan teman-temannya. Oh my Gosh, kenapa dia tampak begitu hot dengan wajah dan tubuh penuh keringat begitu. Ah, aku mau memberitahukan sebuah rahasia nih. Sebenarnya.... Aku menyukai Dong Jae sejak lama. Dia adalah temanku sejak kecil karena kami selalu berada di sekolah yang sama. Aku sudah berteman dengannya jauh sebelum aku mengenal Soo Ri. Tapi karena aku memiliki jenis kelamin yang sama dengan Soo Ri, dan ada sebuah kejadian yang membuatku menjadi lebih dekat dengan Soo Ri sekarang.

Aku tidak pernah memberitahukan perasaanku ini pada siapapun, Soo Ri tidak tahu aku menyukai Dong Jae. Aku tidak mau membuat persahabatan kami menjadi canggung karena perasaanku ini. Aku juga tidak tahu apakah Dong Jae memiliki perasaan yang sama atau tidak denganku, karena aku merasa dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya saja.

"Eun Ra-ya.. Eun Ra-ya!" Lamunanku buyar karena suara keras yang memanggilku. "Kenapa kau suka sekali melamun sih?" Ternyata itu Dong Jae yang memanggilku dengan suara keras.

"Ah.. Maaf maaf, tadi kau berbicara denganku Dong Jae?" tanyaku malu karena ketahuan sedang melamun. Kenapa sih aku punya kebiasaan melamun seperti tadi, aku kan jadi malu saat Dong Jae sedang memergoki melamun. Pasti mukaku gak banget deh pasti melamun tadi.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang