Part 6

4.5K 92 1
                                    


Aku mencari-cari dimana barang itu kusimpan, aku sudah mencarinya di seluruh titik kamarku tapi tetap tidak menemukannya. Kalau sampai hilang, aku bisa mati. Saat ingin memeriksa kembali lemari bukuku tiba-tiba seseorang membuka pintuku.

"Ini punya lo kenapa ada diluar? Itu disimpan baik-baik deeek, kalau hilang lo juga yang repot! Emangnya lo mau ujian di ruang guru?" Cerocos bang Shaka yang menemukan kartu tanda ujianku, ya aku dari tadi mencari-cari kartu tanda ujianku itu karena besok aku sudah ujian semester.

"Ya gue gatau kalau ada diluar, kirain ada didalam tas atau dilemari buku gue."

"Simpan baik-baik di dompet lo, terus belajar." Katanya sembari kembali menutup pintuku

"Bawel amat."

Aku menaruh kartu itu didalam dompetku dan belajar untuk pelajaran besok, sebenarnya pelajaran besok gampang saja, tapi aku tetap review ulang supaya besok tidak lupa.
Aku belajar sampai jam 22.15 lalu menuju ke tempat tidurku, tapi sebelum aku tidur, aku sempat membuka hpku dan membalas chat line dari grup maupun teman kelasku.

➖➖➖➖💢💢➖➖➖➖

Hmm, leganya udah selesai ujian hari pertama, batinku. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 itu berarti kami sudah diperbolehkan pulang karena ujian hari pertama sudah selesai, selama seminggu kedepan aku bakalan pulang jam 11.30 karena sedang ujian. Aku pun menghubungi bang Shaka untuk bertanya dia ada dimana, apakah dia ada urusan lain atau tidak, dan ternyata dia juga mau langsung pulang.

Aku pamit kepada teman-temanku, dan berjalan sendirian di koridor yang menuju halaman parkir. Sepanjang koridor, banyak sekali yang menyapaku tapi aku tak kenal mereka, aku cuma membalasnya dengan senyuman seramah mungkin.

"Bang, ayo." Ajakku ke Bang Shaka, dia-pun melajukan mobilnya.

➖➖➖➖💢💢➖➖➖➖

Setelah seminggu ujian dan seminggu tidak bertemu teman-teman kompleksku, aku pun mencoba mengajak mereka ketemuan lewat grup line.

Sheril : Ketemuaaan yoookk..

Meli : Dimana? Ayo! Gue juga lagi kosong nih.

Litha : Rumah lo aja, Han, atau rumah Andi.

Sheril : Yaudah terserah, eh rumah Andi aja deh. Kalian mau dibawain apa?

Andi : Gue males banget bersihin rumah hufft.

Sheril : Dih gitu aja, An. Bersihin ah gue mau dateng. Wkwk.

Andi : Yaudah, tapi bawain teh kotak ya.

Sheril : Oke.. Gue ganti baju dulu ya guys.

10 menit kemudian..

Sheril : Woy gue udah mau otw.

Tapi diread doang sama mereka. Sampis.

Aku melajukan motorku ke rumah Andi. Dan sesampaiku disana aku langsung naik ke lantai dua, dimana kamar Andi berada.
Aku memang sudah sering kesini, bukan cuma aku saja tapi semua teman-temanku, jadi kami bisa langsung masuk tanpa perlu menunggu Andi turun.

"Lho, yang lain pada belum datang?" Kataku saat membuka pintu kamar Andi

"Belum, palingan bentar lagi. Eh, teh kotak gue mana?"

"Bentar aja deh lo yang beli sendiri, sekalian beliin anak-anak yang lain."

Andi cuma memutar bola matanya dan aku terkekeh.
Sembari menunggu, aku dan Andi cuma ngobrol-ngobrol biasa sampai yang lain datang, tapi karena mereka kelamaan jadinya Andi mengambil gitar dan mulai memainkannya, tidak hanya memetik gitarnya tapi juga bersuara alias menyanyi.

Aku akui suara Andi memang bagus, dia memang anggota Stuvo di kota ini dan juga dia selalu menyanyi di cafe-cafe. Jujur saja, aku dan Andi itu bukan teman biasa, kami pernah berpacaran tapi kandas karena Andi yang terlalu sibuk bernyanyi sampai-sampai lupa kalau aku juga butuh diperhatikan. Dulu, aku memang masih terlalu ababil, gampang mengucapkan kata putus tanpa membicarakannya terlebih dahulu.

5 menit kemudian Meli, Litha, dan Fandi datang, kami cuma ngobrol biasa dan bermain Uno Stacko yang dibawa oleh Litha.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.45 dan aku berpamitan kepada semuanya, aku harus pulang lebih awal karena besok terima rapor. Biasalah, aku mau cari muka dulu didepan orang tuaku. Hehehehe.

➖➖➖➖💢💢➖➖➖➖

Yeey! Jangan lupa voment-nya yaaaaa, semoga sukaa:))

Cerita Yang Telah UsaiWhere stories live. Discover now