• Christoper Agusto Jenner (8 th) •
• Laurent Allison Jenner (1 th) •|The Past|
"Kapan Daddy pulang, Mom?" tanya Christopher sembari memainkan balok-balok mainan di atas meja. Sekali-kali, Christopher juga menaruh balok-balok itu dan menyesap coklat hangat yang telah disediakan pelayan untuk menemani mainnya. Hawa sedang dingin-dinginnya, dan coklat hangat sangat pas untuk diminum sekarang.
"Mungkin sebentar lagi, Chris... Cuacanya sangat buruk diluar," ujar Candide khawatir sembari melirik ke jendela. Keadaan di luar memang tidak bisa dikatakan baik, hujan turun dengan sangat deras sementara guntur terdengar saling sambar. Untung saja Christopher tidak takut petir, karena jika tidak, Candide pasti akan kewalahan menenangkan putranya. Itu juga yang membuat Candide berpikir jika Cuaca buruk yang menghambat suaminya hingga pulang terlambat.
Mendengar ucapan Ibunya, Christopher yang sebenarnya sudah bosan dengan permainan yang ia mainkan sedari tadi, akhirnya memilih untuk duduk di samping Candide. Dengan tatapan khas anak kecil, Christopher mengulurkan tangannya untuk membelai perut ibunya yang sudah membesar.
"Kapan adik Chris keluar, Mom?" tanya Christopher dengan kerling mata penasaran. Candide menjadi terkekeh sembari mengelus rambut coklat putranya.
"Kenapa? Kau sudah tidak sabar, hm?" tanya Candide sembari tersenyum bahagia. Christopher mengangguk mengiyakan.
Ya. Memang sebentar lagi keluarga Jenner akan mendapatkan anggota baru yang akan memperlengkap kebahagiaan. Dan menurut hasil USG yang telah dilakukan Candide, jenis kelamin anak yang sedang dikandungnya adalah perempuan. Hal yang menggembirakan mengingat jika anak pertamanya--Christopher adalah laki-laki. Itu membuat Candide bisa membayangkan bagaimana bayangan keluarga mereka kedepannya. Christopher akan menjadi kakak baik yang akan selalu menjaga adik perempuannya. Benar-benar bayangan keluarga yang sempurna.
"Aku sungguh tidak sabar, Mom... Jika aku bisa meminta pada Tuhan, sudah pasti aku akan meminta tuhan akan memberikan adikku sekarang," kata Christoper sembari mendekatkan wajahnya pada Ibunya, kemudian bertingkah seolah ia bisa berbicara dengan adik kecil di perut Ibunya.
Sekali lagi, tingkah laku Christoper membuat Candide tersenyum bahagia. Bahkan dari sebelum adiknya lahir, sudah terlihat jika Christoper amat menyayangi adiknya. Sungguh, itu merupakan hal yang membahagiakan bagi semua orang tua.
"Benarkah? Awas saja nanti ketika adikmu lahir, kau malah main sendiri dan tidak peduli padanya," ujar Candide menggoda sekaligus mengingatkan. Godaan Candide membuat Christoper mengangkat wajah dengan dahi mengerut tidak terima.
"Tentu tidak, Mom... Nanti, ketika adik Chris lahir... Chris akan benar-benar menjaganya. Orang yang mengganggu atau membuat adik Chris terluka, akan Chris buat menderita," sungut Christoper berapi-api. Sementara itu Candide kembali mengelus kepala putranya dengan sayang, masih dengan senyuman yang mengembang.
Ibu dan anak itu kemudian larut dalam kebersamaan mereka. Christoper bercerita banyak hal yang telah ia lalui di sekolah dengan sangat bersemangat. Apalagi ketika ia merasa ceritanya semakin melebarkan senyum ibunya, semangat Christoper semakin berlipat-lipat.
Di tengah kegembiraan ibu dan anak itu, pintu mansion tiba-tiba terbuka dan menampilkan Gustavo di baliknya. Seperti biasa, lelaki itu pulang dengan mengenakan setelan Jasnya yang terlihat melekat pas. Sementara tas kerjanya dibawakan asisten setianya yang berjalan di belakang Gustavo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Christopher's Lover✅ [JENNER#1]
RomanceHighest rank #4 in Romance category. ❝You are the one and only woman who will always be called as Christopher's Lover in the past, present and forever❞ *** "The right person, the wrong time. The right script, the wrong line. The right...