"Bagaimana kondisi Laurent bisa tiba-tiba drop begini?" Candide mengeluarkan pertanyaannya. Wanita itu sudah berada di depan kamar rawat Laurent, berdiri di samping suaminya. Sementara pandangan matanya menatap khawatir pada Laurent melalui kaca di depannya. Laurent sendiri sedang diperiksa tim dokter didalam sana.
"Sekarang kondisinya sudah membaik, Mrs..." timpal Anthony segera. "Saya juga tidak tahu kenapa. Tapi dokter berkata Laurent terlalu stress dengan pikirannya, dan itu yang mempengaruhi kondisinya sebelum ini." Anthony mengatakannya dengan wajah menyesal.
"Saya baru saja keluar dari kamar rawat Laurent saat itu. Saya ingin menyiapkan hal-hal yang perlu di urus guna prosedur Laurent yang sudah bisa pulang. Akan tetapi saat saya kembali, Laurent sudah drop dan ditangani dokter. Suster yang ingin mengecek kondisinya yang paling awal mengetahui itu. Jika saat itu dia tidak masuk kedalam ruangan Laurent... Saya tidak tahu, bagaimana kondisi Laurent bisa lebih buruk lagi." Raut wajah Anthony terlihat menyesal. Namun ketika lelaki itu bersitatap dengan Candide, wajahnya berubah datar. Anthony sangat tahu bagaimana perlakuan yang telah Candide lakukan pada Laurent. Jadi, melihatnya dengan pandangan khawatir seperti ini ketika melihat kondisi Laurent, Anthony tidak merasa senang sama sekali.
"Semoga dia baik-baik saja," ucap Candide pada akhirnya. Hingga sebuah suara menyela ucapannya. Dan suara itu membuat Candide menoleh dengan tergagap.
"Laurent akan baik-baik saja. Karena jika dia kenapa-napa... Para dokter tidak becus itu, dan rumah sakit jelek ini yang akan menerima akibatnya." Rahang lelaki yang sedang berkata-kata itu terlihat mengeras. Sementara wajahnya menatap lurus ke arah jendela kaca dimana ia bisa melihat para dokter dan perawat sedang menangani Laurent.
Lelaki bermata hazel itu kemudian menatap Anthony dengan pandangannya yang mematikan. "Kira-kira, pemikiran apa yang membuat putriku jadi begini? Apa yang kalian perbincangkan sebelum kau keluar dari ruangannya?" tanya pria paruh baya itu dengan pandangan penuh curiga.
Anthony menelan ludahnya susah. "Saya berbicara pada Laurent tentang saya yang telah mendapatkan restu Mr. Gustavo untuk menikahinya. Selebihnya tidak ada." Anthony mengatakannya dengan jantung berdetak ngeri. Lelaki di hadapannya benar-benar mengerikan. Tubuh tegap tingginya, rahang kokohnya, hingga pandangan tajamnya sukses membuat Anthony menciut sendiri.
Dan itu juga yang membuat Anthony tidak bisa menjelaskan lebih dari ini. Nyali Anthony tidak cukup besar untuk meneruskan ceritanya, dimana ia masih memiliki fakta jika bukan hanya itu yang ia dan Laurent sempat perbincangkan.
Anthony sadar dan ingat betul jika ia telah mengatakan pada Laurent jika sampai kapanpun, Laurent tidak akan bisa bersama Christoper. Mereka sedarah.Anthony yakin betul jika kemungkinan besar, hal itu yang membuat kondisi Laurent drop lagi.
Dari mata Laurent, Anthony sudah bisa menebak jika Christopher adalah orang yang sangat berarti bagi Laurent. Hingga sangat sulit bagi Anthony membedakan apa perasaan yang Laurent miliki pada Christopher, entah itu cinta atau hanya obsesi semata. Tapi sudah pasti, dengan kondisi yang masih belum sepenuhnya prima, dan Laurent mendapatkan sesuatu yang tidak ingin ia dengar, kondisi Laurent sangat mudah untuk memburuk sama seperti seperti dua hari belakangan ini. Laurent kembali tidak sadarkan diri, sampai kemudian Laurent akhirnya tersadar beberapa saat yang lalu, walaupun dalam waktu yang sebentar.Namun ternyata Anthony salah memilih kata-katanya. Karena setelah itu wajah lawan bicaranya terlihat murka. Untung saja bukan Anthony yang menjadi sasaran kemurkaannya.
"Wah. Jadi kau ingin menikahkan putriku tanpa persetujuanku, Gustavo?" ucap lelaki itu dengan suara rendah. Sementara Gustavo yang sedang duduk di kursi tunggu hanya bisa menyunggingkan senyum tipisnya, seakan-akan ia telah terbiasa dengan kemarahan lelaki di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Christopher's Lover✅ [JENNER#1]
RomanceHighest rank #4 in Romance category. ❝You are the one and only woman who will always be called as Christopher's Lover in the past, present and forever❞ *** "The right person, the wrong time. The right script, the wrong line. The right...