16

16 3 0
                                    

Mobilnya melaju meninggalkan bar itu. Di dalam.mobil, suasanaya hening untuk beberapa saat.

"Gomawo." Kataku lirih namun masih bisa di dengar oleh chan yeol.

Tiba-tiba, chan yeol menghentikan mobilnya di pinghir jalan.

Cup

Chan yeol menciumku dengan lembut. Aku sempat kaget dengan apa yang dilakukan ini. Namun, lama-kelamaan aku luluh dengan kehangatannya. Aku membalasnya dengan lembut juga. Aku tidak mau berhenti merasakan kenyamanan ini. Berbeda dengan ciuman yamg kyung soo lakukan dengan kasar dan bernafsu, ciuman ini sangat lembut dan penuh kasih sayang dan aku menyukainya.

Setelah beberapa menit, chan yeol melepaskan ciuman ini.

'Kenapa di lepas sih chanyeol :') ' batinku dalam hati.

Dia tersenyum kepadaku. Senyumannya sangat menenangkan. Dia melaju lagi dengan kecepatan normal. Hening yang kami rasakan. Namun hening yang nyaman karena kami saling menebar senyum satu sama lain.

Aku masih memegang dengan erat jaketnya chan yeol yang yu ra berikan untukku agar menutupi pahaku lalu, dia izin ke toilet sebentar. Tunggu, yu ra? Yu ra masih berada di bar itu!!

"Chanyeol stop!" teriakku yang membuat chan yeol memberhentikan mobilnya dengan mendadak.

"Ada apa?" tanya chan yeol lembut. Sepertinya, chan yeol sudah tidak marah lagi kepadaku.

"Y-yu-yu-ra masih berada di bar itu!" kataku tidak tenang, takut kalau yu ra kenapa-kenapa.

Chan yeol terdiam sebentar. Sepertinya, chan yeol melupakan yu ra karena menolongku. Dan bodohnya aku juga melupakan yu ra.

Chan yeol langsung membalikkan mobilnya menuju bar itu lagi dengan kecepatan tinggi. Aku tidak takut jika chan yeol menaikkan kecepatan mobilnya, yang ada di pikiranku sekarang adalah keselamatan yu ra *iyalah calon adik ipar :v

Aku terus menerus mencoba menelfon yu ra, namun hpnya tidak aktif.

"Sial! Kenapa juga tadi aku mengajaknya ke bar sih! Dia memakai baju yang lumayan pendek lagi. Sial,sial, sial!" kata chan yeol marah-marah sendiri sambil memukul setirnya mobil.

Aku terus mencoba menelponnya tetap tidak aktif. Karena tidak diangkat terus, aku mengirimnya sebuah pesan semoga saja dia membacanya.

To: yu ra

Kamu dimana yu ra? Apakah masih berada di bar? Kalau masih, kamu langsung keluar aja, aku dan chan yeol akan menunggu kamu di luar. Semoga kamu baik-baik saja karena kamu tidak meng-aktifkan hpmu.

Send

Aku sudah mengirimnya, beberapa menit aku menunggu, namun tidak ada balasan darinya. Itu membuatku semakin gelisah.

Chan yeol terus melaju dengan kecepatan gilanya. Bahkan, iya menerobos lampu merah. Aku tau, dia sangat khawatir dengan adiknya yang baru saja bertemu dengannya setelah sekian lama.

Kami sudah sampai di bar tersebut. 1 kata yang menggambarkan bar itu adalah sepi. Seperti kuburan, mungkin tidak ada orang di dalam sana. Sebelum polisi datang kesini, kami langsung masuk ke bar itu. Gelap, emang benar tidak ada orang padahal tadi banyak sekali orang disini. Aku masih melihat bekas darah kyung soo yang disebabkan oleh chan yeol. Namun aku tidak peduli, aku langsung menuju kamar mandi yang ada di bar itu. Aku membuka satu-satu pintu di toilet itu namun hasilnya nihil. Aku bermaksud keluar dari kamar mandi, namun langkahku terhenti karena seperti menginjak sesuatu. Aku menatap ke arah yang kuinjak, ternyata itu sebuah hp. Aku mengambil hp tersebut. Hp tersebut seperti tidak asing denganku. Aku terus menatap hp itu namun masih belum mengetahui siapa pemilik hp itu.

Aku langsung keluar menghampiri chan yeol yang masih mencari yu ra sambil sesekali memanggil namanya yu ra. Aku menghampiri chan yeol.

"Chan yeol aku menemukan hpnya seseorang. Menurutku hp ini tidak asing buatku. Apakah kamu mengetahui siapa pemilik hp ini?" tanyaku sambil meyerahkan hp yang kutemukan tadi.

Chan yeol mengambil hp tersebut dan melihat dengan seksama setiap inci hp itu.

"Kamu menemukan hp tersebut dimana?" tanya chan yeol sambil menatap mataku dalam-dalam.

"Aku tadi mencari yu ra ke kamar mandi bar karena dia bilang akan ke kamar mandi padaku. Namun pas aku mencari dia di kamar mandi, aku tidak menemukannya dimanapun dan malah menemukan hp ini di kamar mandi." jawabku panjang lebar.

"Aku juga seperti sering melihat hp ini. Tapi dimana? Aku yakin sekali, aku kenal dengan pemilik hp ini. Namun, aku tidak bisa mengingatnya karena pikiranku sedang kacau. Apalagi, kita tidak menemykan yu ra di bar ini.

Kami mendengar suara seperti suara mobil polisi mendekat kesini. Kami langsung pergi meninggal kan bar ini lewat belakang, sebelum itu chan yeol membersihkan semua pecahan kaca yang dibuat buat menusuk kyung soo tadi untuk mehilangkan jejaknya.

Untung saja kami tidak ketahuan oleh polisi itu. Kami langsung pergi menaiki mobilnya chan yeol lagi.

"Biar aku saja yang mencari yu ra. Kamu akan ku antarkan pulang dulu" kata chan yeol membuka percakapan di mobilnya.

"Nggak! Aku juga mau mencari yu ra. Dia juga sahabatku. Masak aku enak-enak dirumah sementara sahabatku entah ia baik-baik atau tidak. Dia juga hilang karenaku, coba saja kejadian tadi tidak ada pasti yu ra masih berada bersamamu" kataku yang sudah mengeluarkan air mataku.

"Kamu tidak salah sama sekali. Aku yang salah karena mengajaknya ke tempat yang seharusnya tidak ia kunjungi. Kamu juga harus pulang, aku yakin kamu sedikit shyok karena kejadian itu kan." kata chan yeol mengusap air mataku sambil fokus menyetir.

"Tapikan...." kataku

"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya kamu harus pulang. Aku tidak menerima bantahan darimu lagi" kata chan yeol
Aku terdiam tidak bisa membantah ucapan chan yeol. Aku memang tidak bisa berdebat melawan siapapun ternyata. Chan yeol mengantarku sampai di rumahku, aku mau keluar dari mobilnya. Namun tanganku ditarik dia lagi ke pelukannya yang hangat itu. Aku membalas pelukannya itu. Aku tau dia sekarang tidak tenang memikirkan adiknya. Kami berpelukan cukup lama. Setelah itu chanyeol mencium kening,pipi kanan, pipi kiri, dan bibirku sekilas.

"Jaga dirimu baik-baik yaa...aku gak mau kamu terus memikirkan yu ra. Aku mau kamu tidur nyenyak. Mimpilah indah kalau bisa request mimpikan aku" kata chan yeol tersenyum paksa kepadaku sambil membendung air matanya.

Hatiku sangat teriris melihat dia seperti ini.

"Aku pasti baik-baik chan yeol. Kamu jangan mengkhawatirkanku." kataku sambil memegang pipinya dan mencium bibirnya sekilas.

Dia tersenyum lembut kepadaku dan pergi meninggalkanku. Aku masuk ke rumahku dan langsung menuju kamarku karena aku sudah lelah.

Chan yeol pov

Setelah dari rumah na young, aku pergi ke rumahku untuk mencari yu ra. Sampai di rumah, aku langsung pergi ke kamar yu ra tapi hasilnya tetap nihil.

"Chan yeol....apakah kamu melihat adikmu?ini sudah larut malam. Daritadi mama nelfon hpnya tapi tidak aktif. Perasaan mama tidak enak" kata eomma sambil mondar-mandir tidak jelas.

Aku menghampiri eomma untuk memberitahu sebenarnya. Siapa tau eomma dan appa bisa membantuku walaupun aku pasti akan kena marah.

"Eomma......yura hilang"

C&NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang