22

29 2 4
                                    

"Apakah yang ada di pantulan cermin itu aku?" tanyaku tak percaya.

Mereka semua menggangguk.

Aku memakai make up yang cukup Natural. Mereka bilang aku hanya membutuhkan sedikit polesan karena wajahku sudah alami cantik. Rambutku digerai lurus dan di bawahnya sedikit di curly. Sedangkan gaunku, aku memakai gaun yang bisa dibilang tertutup. Chan yeol tidak menyukai aku menonjolkan lekukan tubuhku karena dia bilang hanya dia yang boleh melihatnya. Walaupun gaun itu simpel, gaun itu masih terlihat sangat elegan dan gaun itu sangat cocok di tubuhku. Aku juga memegang rangkaian bunga yang sangat cantik. Kata yu ra, yang merangkai bunga itu adalah chan yeol. Dia merangkainya saat dipenjara tanpa sepengetahuanku. Sekarang penampilanku sudah lengkap sempurna.

"Aku kira tadi seorang bidadari yang turun dari langit. Aku sampai pangling melihat diriku sendiri. Mungkin kalian mempunyai sentuhan ajaib yaa."kataku sambil setia melihat pantulan wajahku di cermin. *kepedean banget na youngnya :v

Kami semua tertawa sampai ada seorang wanita masuk dan menghentikan tawa kami.

"Acaranya sudah siap. Mempelai wanita disuruh datang kesana" kata wanita itu lalu pergi meninggalkan kami berlima.

Seketika tubuhku menjadi tegang. Aku merasa gugup sekali.

"Tenanglah sayang. Jangan terlalu tegang. Eomma juga dulu sama sepertimu saat menikah dulu" kata chan yeol eomma.

"Eomma?" tanyaku bingung.

"Tentu saja aku eommamu karena sebentar lagi kamu akan resmi dengan anakku dan otomatis kamu juga akan menjadi anakku. Jadi sekarang dan seterusnya, kau harus memanggilku eomma. Mengerti?" kata chan yeol eomma.

Aku hanya tersenyum lembut kepada chan yeol eomma. Kami berlima keluar dari ruangan itu. Terlihat para tamu sedang melihat ke arahku dan itu membuat kegugupanku meningkat.

Aku berjalan di tengah-tengah para tamu ditemani oleh yu ra sebagai keluarga dari chan yeol. Ga young,eommaku, dan eommanya chan yeol sudah duduk di tempat duduk mereka masing-masing. Setelah sampai di tempat ijab kabul, yu ra langsung meninggalkanku dalam ketengangan ini. Aku duduk di samping chan yeol. Aku melihat chan yeol gugup namun dia sangat baik dalam menyembunyikan kegugupannya itu. Berbeda denganku, yang kentara sekali kegugupanku. Chan yeol mengucapkan ijab kabul dengan lancar di depan para tamu.

"Sah semuanya?" tanya pak penghulu.

"SAH" jawab semua tamu.

Chan yeol mencium kening, pipi kanan, pipi kiri, dan bibirku bergantian dan sekilas.

"Kamu terlihat sangat cantik malam ini. Bahkan aku sempat nggak mengenalmu tadi" kata chan yeol berbisik di telingaku.

"Jadi dari dulu aku tidak cantik. Baru sekarang cantiknya gitu" kataku sedikit ngambek.

"Bukan gitu maksudku jagiya. Kamu selalu terlihat cantik kok sayang. Tapi hari ini, kamu terlihat lebih cantik dari biasanya" katanya merayuku agar tidak ngambek lagi.

Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya barusan.

Sekarang saatnya aku melemparkan bunga yang aku bawa ke pasangan yang belum menikah. Aku melemparnya dan saat aku berbalik ternyata yang mendapatkannya yu ra dan ga young. Mereka sama-sama memegang bunga itu. Kemudian, mereka berdua tertawa bareng.

"Sebentar lagi kayaknya kita sayang" kata se hun sambil merangkul ga young.

"Sepertinya kita akan barengan nikahnya sama ga young dan se hun deh" kata baek hyun sambil mencubit pipi yu ra.

Yu ra dan ga young tersipu malu. Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka.

Setelah itu, aku dan chan yeol menghampiri teman-teman chan yeol dan teman-temanku. Banyak yang memberi selamat dan juga bertanya kapan punya momongan. Aku hanya tersipu malu sedangkan chan yeol tersenyum aneh. Benar kata chan yeol maunya aku latihan tersenyum tadi. Dan rasanya tulang pipiku mau putus karena tersenyum terus.

C&NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang