21

18 3 0
                                    

Na young pov

"Kamu nggak tau apa-apa na young?!" kata ga young shyok.

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Apakah chan yeol tidak memberi taumu?! Astaga....ini memang pernikahan teman kami na young...dan teman kami adalah KAMU NAYOUNG! YANG MENIKAH SEKARANG ADALAH KAMU DAN CHAN YEOL" kata ga young dan yu ra serempak.

Aku terbelalak kaget.

"A-ak-u y-ya-yang me-ni-kah? Apa aku nggak salah dengar" tanyaku dengan terbata-bata sambil mempertajam pendengaranku.

"Iya jagi. Kamu nggak salah dengar kok. Kita akan menikah hari ini. Apakah kamu nggak mau menikah dengan orang tampan sepertiku ini? Apakah kamu juga lupa tentang lamaranku 3 bulan lalu? Kau sungguh pikun sayangku." kata chan yeol sambik nyegir seperti kuda liar.

Perkataan chan yeol sukses membuatku diam seperti patung bahkan aku sampai tidak berkedip sekalipun.

"Kenapa jagiya? Apa emang kamu nggak mau nikah denganku" kata chan yeol sambil cemberut.

"Bukan itu maksudku jagiya. Kenapa mendadak sekali menikahnya? Kamu kan baru bebas dari penjara juga. Aku juga belum siap-siap sama sekali. Eommaku juga sudah tau kah tentang pernikahan ini? Aku nggak punya baju pengantin juga? Aku nggak ngundang teman-teman kampusku? Nanti siapa yang dandanin aku? Aku kan nggak bisa dandan. Aduhh gimana nih? Aku juga bel...." kataku sambil mengeluarkan semua kata-kata yang langsung memenuhi pikiranku.

Namun sebelum melanjutkan semua  perkataanku yang entah kapan habisnya. Mulutku langsung dibekap dengan bibir lembut chan yeol.

Cup

Aku kaget atas perbuatannya saat ini. Aku hanya diam dan tidak membalas ciuman itu karena seluruh tamu-tamu undangan sedang menatap kami dengan kaget termasuk baek hyun, yu ra, ga young, dan se hun.

Ciuman itu hanya sekilas karena aku langsung mendorong chan yeol dengan sedikit kuat. Aku menunduk karena malu bukan main. Siapapun tolong bawa aku ke planet jupiter. Aku akan mengutuk chan yeol nanti dengan sumpah serapahku.

Chan yeol mengangkat daguku. Sekarang kita sedang menatap satu sama lain, chan yeol menatapku sambil tersenyum nyegir sementara aku, menatap chan yeol dengan tatapan tajam ingin membunuhnya.

"Kamu ternyata sangat sangat sangat cerewet jagiya. Gimana kalau kita nikah nanti? Kejutan apa lagi yang aku tau nanti tentangmu. Hahaha...aku akan menjawab semua pertanyaanmu. Yang pertama kenapa mendadak sekali? Ini sebenarnya sama sekali tidak mendadak. Aku sudah memikirkannya saat aku melamarmu 3 bulan lalu karena aku yakin aku akan ada di penjara cukup lama. Yang kedua apakah eommamu sudah tau? Tentu saja ia tau, aku nggak mungkin menikah tanpa persetejuan eommamu. Eommamu pun sudah tau, kalau aku adalah anak dari orang yang membunuh ayahmu dan dia tidak marah sama sekali serta sangat menyetujui pernikahan ini. Dia bilang, dia kangen juga sama keluargaku dan dia ingin menyambung keluarga dengan keluargaku agar ikatan dulu tersambung kembali.  Yang ketiga kamu bilang kamu kamu nggak punya baju pengantin? Aku sudah menyiapkan gaun pengantin untukmu bahkan aku sudah menyiapkan semua kebutuhanmu. Waktu aku dipenjara, yu ra selalu melihatkanku model-model gaun pengantin dan aku sudah memilihnya dari salah satu model tersebut. Karena bodymu sama dengan body yu ra, maka pengukuran baju disesuaikan dengan body yu ra. Yang keempat apakah aku mengundang teman-teman kampus? Tentu saja aku mengundang mereka, banyak jugakan teman-temanku dan teman-temanmu disana. Semua undangan itu sudah diurus oleh ga young dan se hun. Bahkan, asal kamu tau, aku mengundang ga eun dan teman-temannya serta aku mengundang kyung soo. Walaupun dia masih dipenjara, dia diberikan kesempatan untuk ke acara pernikahan kita. Tapi entah, dia mau atau tidak. Dan pertanyaanmu yang terakhir. Siapa yang mendandani kamu? Aku menyuruh yu ra, ga young, eommamu, dan eommaku make over dirimu. Mereka akan membantumu dalam segala hal. Dan aku sudah benar-benar capek menjawab pertanyaanmu yang nggak ada habis-habisnya ini. Untung tadi aku menghentikanmu berbicara. Kalau enggak, aku tidak tau apa yang akan terjadi nantinya. Myngkin kita nggak bakal nikah" kata chan yeol berbicara panjang lebar, selebar samudra pasifik *lebay :v

"Apakah kamu siap menjadi istriku mulai hari ini?" tanya chan yeol yang baru selesai bicara panjang lebar tadi.

Aku hanya tersenyum lembut sambil menganggukab kepalaku. Dia juga tersenyum kepadaku lalu langsung memelukku dengan sangat erat. Aku pun membalas pelukannya yang hangat itu.

"Sudah eh bermesraannya, sudah tidak ada waktu lagi. Na young kamu harus bersiap sekarang." kata yu ra yang langsung menarik tanganku sehingga terlepaslah pelukanku dengan chan yeol.

'Ih...padahal aku masih ingin berada di pelukannya chan yeol. Untung adik ipar. Kalau enggak entah apa yang akan kulakukan terhadap yura :')' batinku

"DASAR DONGSAENG KURANG AJAR. LAGI ENAK-ENAKNYA TADI TUH. LIHAT AJA KAMU NANTI YAA.." teriak chan yeol, tapi tidak terlalu keras sehingga para tamu undangan tidak banyak yang dengar.

"Biarin aja. Siapa suruh bermesraan terus padahal acaranya sudah mau dimulai. Dasar oppa tidak tau waktu. Nanti malamkan, kalian sudah bisa berpelukan selama mungkin. Tidak ada yang larang sama sekali" kata yu  ra juga berteriak tapi tidak sekeras chan yeol. Namun masih bisa didengar oleh chan yeol.

Tiba-tiba chan yeol tersenyum aneh. Tidak dapat diartikan lagi.

'Perasaanku kok nggak enak yaa nanti malam :v' batinku

Aku, ga young, dan yu ra memasuki sebuah ruangan yang ada di gedung tersebut. Pada saat yu ra membuka pintu tersebut, terlihatlah 2 sosok wanita paruh baya tapi wajahnya masih sangat cantik. Mereka berdua adalah eommaku dan eommanya yu ra. Mereka sedang mengobrol ria sampai tidak mengetahui kami ada disitu.

"Eomma" panggilku yang membuat acara mengobrol mereka berhenti

"Na young. Kamu sudah berada disini? Kok kamu lama sekali sih sayang? Cepat duduk kami akan mendandani kamu secantik mungkin" kata eommaku dan langsung menarikku duduk di sebuah kursi. Mereka berempat sedang asik dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Para eomma sedang mendadani wajahku, ga young sedang mengurusi rambutku, dan yu ra sedang membantuku memakaikan gaun pengantinku. Hanya dalam sekejap, aku sudah selesai di rias. Aku segera menuju cermin yang berada di dekatku. Aku kaget bukan main.

"Apakah yang ada di pantulan cermin itu aku?" tanyaku tak percaya.

Mereka semua menggangguk.

"Aku kira tadi seorang bidadari yang turun dari langit. Aku sampai pangling melihat diriku sendiri. Mungkin kalian mempunyai sentuhan ajaib yaa."kataku sambil setia melihat pantulan wajahku di cermin.






Tbc

C&NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang