2 [Cinta Dalam Diam]

8.5K 283 1
                                    

~Selamat Membaca~
Hujan....
Selalu ada lagu baru yang engkau hantarkan tiap kali turun ke bumi
Selalu dengan bau yang baru
Selalu ada damai yang aku rasakan setiap kali engkau turun

*****


Tok tok tok

“Masuk saja, Bun. Tidak di kunci” Ucap Rury setelah mendengar suara ketukan pintu kamarnya itu.

Bu Rani pun membuka pintu “Gak makan, Ri?”

“Nanti, Bun. Nanggung nih.” Rury masih belum memalingkan pandangannya dari novel yang baru ia pinjam dari Perpustakaan kemarin.

“Yakin, Ri?” Ia khawatir kalau nanti Rury sakit karena tidak makan malam.

“Iya Bunda.”

“Ya sudah, nanti kalau mau makan bilang Bunda ya. Nanti Bunda hangatkan.”

“Iya.” Entah mengapa Rury selalu saja asik saat membaca, matanya seperti terhipnotis pada novel itu.

Bu Rani pun menutup pintu kamar Rury, namun ia kembali membuka pintu itu.

“Yakin, Ri?” Ujar Bu Rani kembali meyakinkan.

Walaupun rasanya berat dan enggan, tapi Rury menutup novel yang ada di hadapannya itu. Lalu ia menatap ke arah Bundanya , “Iya Bundaku yang cantik.” Senyumnya mengembang.

“................” Bu Rani hanya membalas dengan senyum dan pergi meninggalkan kamar putrinya.

Ia hafal betul dengan sikap anaknya yang seolah melupakan apapun saat ia membaca.

Beberapa menit berikutnya Rury dapat melanjutkan kegiatan yang paling ia gemari. Namun ketenangan itu tidaklah bertahan lama, mungkin hanya 30 menit saja, sampai suara Bundanya terdengar lagi.

“Ri, ada telpon!”

Rury berusaha  berpura-pura tidak mendengarnya, tapi suara Bu Rani yang berteriak dari ruang tamu itu terdengar sangat keras.

Rury menutup novel di tangannya itu, “Tanggung sih, tapi gimana mau baca kalo suara Bunda keras gini. Kasihan juga Bunda, nanti serak” gerutu Rury di dalam kamarnya.

Rury menaruh novelnya di atas meja, lalu berjalan menuju sumber suara itu yakni ruang tamu. Ia mendapati Bundanya sedang berbicara pada seseorang di telpon.

“Sebentar ya, Bay.” Ucapnya pada seseorang di seberang, “Nah itu dia Rury.” Lanjut Bu Rani ketika mendapati tubuh Rury berjalan menuju ke arahnya.

“Siapa, Bun?” Tanya Rury ketika berada di depan Bundanya.

“Ini Bayu.” Ucap Bu Rani sambil memberikan telpon ke Rury, “Bunda ke dalam ya?”

Rury menerima telpon itu, menempelkannya ke telinga kanannya “Assalamu’allaikum, ada apa Bay?”

“Wa’alaikumussalam, Ri besok ada acara gak?” tanya Bayu to the point.

“Enggak, kenapa?”

Perlu waktu lama sampai ada jawaban dari seberang “Temenin jogging ya?”

Cinta Dalam Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang