~Selamat Membaca~
“Begini, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya ingin Rury dalam keadaan baik-baik saja. Saya tidak ingin Rury terluka sedikitpun. Dan saya sudah pernah bicarakan tentang kondisinya yang belum pulih 100% setelah kecelakaan.”
Ditengah malam yang dingin, mereka menyusun strategi penyelamat Rury yang tentunya tidak akan mengancam keselamatan Rury.
“Bagaimana kalau kami masuk dari pintu depan. Dokter, Bayu dan Reza masuk dari pintu belakang bersama beberapa polisi yang lain?” Ucap seorang seorang lelaki berseragam polisi yang tengah berdiri tepat didepan Pak Dimas.
Polisi yang berbicara itu menggerak-gerakkan ranting yang ia bawa, menggambar rencana penyelamatan Rury di tanah.
“Kita mulai?”
Semua orang mengangguk bersamaan.
Pak Dimas, Bayu, Reza dan beberapa Polisi bergerak menuju belakang gudang.
“Za, berhati-hatilah. Papa merasa sedikit cemas, seperti akan ada hal buruk yang terjadi.” Ucap Pak Dimas menepuk pundak kiri Reza.
“Papa tenang saja, Reza tidak akan membiarkan Rury terluka, meski nyawa Reza taruhannya.” Senyum Reza menggembang.
“Aku bingung harus bangga karena Reza rela berkorban untuk Rury, atau harus sedih karena ucapan Reza barusan? Mengorbakan nyawa untuk menjamin keselamatan Rury.” Batin Pak Dimas.
“Stop!” Ucap seorang Polisi yang berjalan paling depan.
“Ada apa? Kenapa berhenti?” Tanya Bayu yang tak sabar lagi ingin masuk dan mencari Rury.
“Di sana ada 3 orang yang berjaga. Siapapun nanti yang punya kesempatan, harus segera masuk ke dalam. Waktu sangatlah berharga, mengingat keselamatan korban yang mungkin saja sedang dalam bahaya. Tapi siapapun yang bisa masuk harus tetap berhati-hati karena kita belum tahu ada berapa orang yang berada di dalam sana. Mengerti?”
Setelah menyampaikan hal itu, mereka memutuskan untuk memulai rencana.
Awalnya 1 orang dari 3 penjaga bisa dengan mudah diringkus, namun tiba-tiba ada 5 sampai 8 orang keluar dari balik pintu yang tentunya mengejutkan dan menghancurkan recana yang telah rapi tersusun.
“Sepertinya mereka sudah merencankan semuanya, kita terjebak, Pak!” Seru salah seorang Polisi.
“Tapi tak ada pilihan lain selain meneruskannya, ayo kita hadapi!”
Bayu dan Reza bisa dengan mudah menumbangkan preman-preman bayaran Pak Zam karena keahlian bela diri mereka. Begitu juga dengan para polisi yang sudah terlatih dan terbiasa.
“Hey....... Seorang Dokter itu bertugasnya di Rumah Sakit bukannya berkelahi seperti ini!” Ejek seorang preman.
Pak Dimas terkekeh, “Tenang saja, aku akan mengobati luka-luka kalian yang kalah diperkelahian ini.”
Dan benar saja. Hanya dengan sekali pukul, preman bertubuh kekar itu jatuh.
“Bay, masuklah! Biar aku yang hadapi mereka.”
“Kak Reza akan menyusulkan?”
“Tentu, cari Rury!”
Bayu pun berlari masuk ke dalam bangunan tua itu setelah berhasil menumbangkan seorang preman lagi.
Ia menghidupkan senter yang sengaja ia bawa. Di dalam setiap langkahnya, matanya selalu mengamati keadaan sekitar.
“Aneh, kenapa disini sepi? Tidak ada preman yang menjaga?”
Langkah Bayu terhenti pada sebuah ruangan yang pintunya terbuka.
“Apa mungkin disana?”
Bayu pun masuk keruangan itu dan mengarahkan senternya kedalam ruangan. Bayu hampir saja terjatuh karena terkejut menemukan seseoarang yang sedang terikat dikursi.
“Inii...ini... Ini tidak mungkin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam [COMPLETED]
Storie d'amoreAku mencintaimu dalam diam. Menyayangi secara tidak langsung. Hanya berani melihat dari kejauhan. Tak berani menyapa apalagi menyentuhnya Mencintai dalam diam, tanpa rasa takut akan kehilangan. Karena Allah telah menyiapkan yang terbaik bagi hamba-N...