7[Cinta Dalam Diam]

4.1K 171 5
                                    

~Selamat Membaca~

“Panggilkan Dokter!” Seru Reza setelah memasuk ke dalam rumah sakit.

Para Perawat dengan sigap membawa ranjang rumah sakit, Reza menidurkan Rury dengan perlahan di atas ranjang putih itu.

Suara derap kaki Reza dan para perawat mengema di lorong rumah sakit.

“Apa yang terjadi?” Tanya seorang Dokter kepada Reza yang masih berlari disamping ranjang tempat Rury kini terbaring.

“Tabrak lari.” Jawab Reza singkat.
Seorang suster menghadang Reza di depan pintu ruang UGD “Maaf sebaiknya anda tunggu disini.” 

“Tapi Rury.........”

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Reza “Kami akan lakukan yang terbaik.”

Ia menoleh ke belakang ,” Papa” ucap Reza mendapati sosok Pak  Dimas.
Pak Dimas hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam Ruang UGD.

Sudah lebih dari 2 jam namun Pak Dimas belum juga keluar. Reza terus berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD. Sesekali ia duduk dan menundukkan kepalanya.

“Za!”

Reza mengangkat kepalanya dan mendapati Bu Titi dan Bu Rani berlari menghampirinya. Setelah Rury tertabrak, Bu Titi memang sengaja pergi ke rumah Rury untuk mengabari Bundanya.

“Bagaimana keadaan Rury, Za?” Tanya Bu Rani terisak-isak.

“Tadi Papa sudah masuk, tapi Reza belum tahu bagaimana keadaan Rury.”

“Sudahlah Ran, sejak tadi kau menangis.” Bu Titi berusaha menenangkan.

Namun tangisnya belum juga berhenti, “Rury.....” Tangisnya justru semakin menjadi.

Lama ditunggu akhirnya Pak Dimas keluar, “Keadaan Rury baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir lagi, Ran.”
“Rury sudah sadar?” Tanya Bu Rani memastikan.

Pak Dimas hanya menggeleng, matanya menjelajahi setiap sudut di depan ruang UGD seakan mencari seseorang. “Dimana Bayu?”
Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan beliau, kekhawatiran pada Rury membuat semua lupa pada Bayu.

Pak Dimas menghela nafas panjang “Bayu semakin aneh.” Ia mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.

“Bay, kamu dimana?” Tanpa basa-basi lagi Pak Dimas bertanya.

“Emang kenapa, Pa?”

“Cepat datang kerumah sakit, Rury kecelakaan.” Pak Dimas memutuskan panggilannya.

Bayu terkejut dengan apa yang dikatakan Papa-nya. Secepat kilat ia meraih kunci motor yang tergeletak di atas meja cafe.

“Mau kemana Bayu?” Ucap Lina.

Ya, sejak seminggu terakhir Bayu semakin akrab dengan Lina. Perlahan namun pasti Lina bisa menyingkirkan Rury dari hidup Bayu sesuai rencana.

“Maaf, Lin. Aku harus pergi.”

Bayu bergegas ke tempat parkir dan melajukan motornya.

*****

Sementara di rumah sakit Bu Titi menemani Bu Rani yang mulai tenang.

Ponsel Reza bergetar, ia sedikit terkejut mendapati siapa yang mengiriminya pesan.

Papa Dimas

Za, bisa kau datang ke ruangan Papa?

Reza berjalan mendekati Bu Titi “Bu, Reza pergi keruang kerja Papa sebentar.”

Bu Titi tersenyum dan mengangguk.
Baru beberapa langkah Reza berjalan tiba-tiba, “Apa Mas Dimas memanggilmu?”

“Iya, Tante. Ada yang mau Tante Rani sampaikan pada Papa?”

Bu Rani hanya terdiam, “Pergilah Bay, Dokter pasti sudah menunggumu!” kata Bu Titi.

Tok Tok Tok

“Masuk, Za!”

Reza membuka pintu dengan perlahan dan berjalan masuk, “Ada apa Papa panggil Reza?”

“Duduk!”

Reza menuruti perintah Papa-nya. Sebenarnya hatinya bertanya-tanya “Apa yang ingin Papa tanyakan?”

“Apa semua yang terjadi pada Rury ada hubungannya dengan Zam?”

Reza menelan ludah, apa yang ia khawatirkan ternyata menjadi kenyataan. Pak Dimas menengetahui apa yang terjadi.

“Iya, ini semua berhubungan dengan Pak Zam. Ayah kandung saya.”

Cinta Dalam Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang