Two

2.3K 314 13
                                    

Aku memilih berhenti.

Dari D.O dan Do Restaurant.

Aku menceritakan semuanya ke Minseok Oppa.

Katanya, seharusnya aku tinggal karena Motivasi ku adalah Eunsoo dan Chef Kyungsoo. Tapi, aku memilih keluar.

Menyakitkan jika melihat mereka setiap saat.

Untungnya, orangtuaku masih mengirimkan uang, dan hasil bekerjaku cukup banyak.

Minseok Oppa menyuruhku, Berlari pagi 2 jam. Setiap hari.

Makan salad dan buah-buahan.

setiap dua hari sekali pergi gym bersamanya.

Juga Minseok Oppa memberiku beberapa obat kecantikan. Yabg harus dipakai setiap pagi dan malam

Lalu, Minseok oppa juga bilang, ia menari untuk menjadi kurus.

Tapi aku menolak. Aku pernah mencobanya, mengikuti gerakan Minseok oppa begitu menyulitkan, bahkan aku hanya dapat menghapal geraka satu lagu itu saja masih kaku.

Hal itulah selalu kulakuan, selama dua ini.

Hasilnya sangat menyenangkan.

Yang awalnya seperti guling, sekarang menjadi gitar spanyol.

Walau, masih dengan pipi (cukup) besar. Setidaknya aku sudah mulai kurus.

Kata Minseok Oppa, saat keesokan harinya Chef Kyungsoo mencariku, Saat aku memitipkan surat pengunduran diriku ke Minseok Oppa, Chef Kyungsoo sangat kesal.

Hampir semua orang dimarahi. Ia mencoba menghubungiku, tapi selalu ku rejact.

Mungkin ia ingin memarahiku. Atau meminta agar aku tutup mulut, tentang skandalnya dengan Eunseo.

Tapi, lupakan masa lalu bodoh itu.

Here I am. Mengenakan celana pendek 10 cm diatas lutut, kaos bertuliskan "Hell-o Bitches" dengan cardigan yang panjangnya sampai ke bawah lutut. Juga baseball cap berwarna hitam.

Aku menatap D.O and Do Cafe & restaurant, yang sudah mulai ramai, tentu saja ini malam sabtu.

Aku melangkah menarik napas dan membuka pintu, merasa lebih percaya diri dengan tubuh kurus dan wajah bebas jerawatku juga rambut yang sekaranh panjang dan diikat.

Aku menghampiri meja repsepsionis, disana ada Luhan Ge sedang menelfon.

"Anneyeong Luhan Ge! Miss me?" Sapaku saat ia akhirnya menutup telfon itu.

"Maaf?" Katanya.

Aku tertawa pelan, "Ini aku, Kim Naira"

"MWO?! Naira? Baozi Jr. Minseok?"

"Kau meragukanku?" Aku kembali tertawa.

"Oh wow! Yaampun Naira, kau terlihat sangat cantik. Berputarlah untukku."

Aku berputar pelan, kembali tersenyum senang kearahnya.

"Fab! Kau mau kuantar ketempat faforitmu? Kebetulan ada orang baru saja pergi."

"Ahh... Kamsahamnida, Ge"

Luhan Ge keluar dari meja repsepsionis dan berjalan menghampiriku. "Ayo ikuti aku nona"

Lagi aku tertawa pelan. Mengikutinya dari belakang.

Ia menarik kursi untukku, dan memberikan menu.

"Silahkan tekan b--"

"Bel merah untuk memesan dan bel hijau untuk memanggil pelayang. Aku tau Ge. Kau menganggapku seperti pelanggan sesungguhnya, hei aku pernah bekerja disini."

Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang