Four

1.8K 261 3
                                    

11 tahun yang lalu. . .

"Oppa aku lapar" rengek gadis itu, sambil memeluk lengan Kyungsoo.

"Aku akan memberimu makan terus agar pipimu semakin bulat!" Ucap Kyungsoo lalu mencubit pipi gadis itu.

"Hei! Baiklah aku tidak akan makan"

"Itu baru Nairaku. Kau baru saja makan beberapa menit yang lalu. Kau akan sakit perut jika makan terus"

"Nde, Oppa"

***

Present now...

"Chef cepatlah kau memasak, aku lapar"

"Berisik. Kenapa kau jadi cerewet sih?!"

Naira memajukan bibirnya. "Terserah aku dong"

"Kekanakan."

Wangi makanan sudah memasuki hidung Naira. "Kau masak apa Chef? Wangi"

"Aku akan berpikir memasuki steak ini kemenuku. Taste it"

Naira mendekat dan mengambil sendok, lalu mengambil kuah dan meniupnya. Memakannya.

"Berikan rosemary kurasa, maka ini akan enak" kata Naira, dengan sendok ditangannya.

Kyungsoo mengambil sendok itu dan menyendokannya lagi, "Kau benar. Ambilkan aku rosemary"

Naira menatap Kyungsoo yang sedang mengigit sendok tadi. Bekas dirinya. ASTAGA!

"Ini" kata Naira.

Jantungnya kembali berdetak ketika Kyungsoo tak sengaja menyentuh tangan Naira. Pipinya tak terkontrol. Memerah.

"Ayo makan" Kyungsoo menarik tangan Naira untuk duduk dibar Restaurant. Dan makan disana.

Mereka makan dengan diam. Tanpq ada suara. Hanya terdengar dentingan piring dan garpu juga pisau.

"Apa kabar ibumu?"

Naira mengangkat salah satu alisnya. "Baik"

Kyungsoo mengangguk dan melanjutkan makananya. Sesekali melirik Naira.

'Kau benar-benar tidak mengingat apapun ya?'

***

"Oh my god! ANGGOTA BIGBANG ADA DILUAR! ASTAGA! BERIKAN AKU KERTAS! MANA HANDPHONEKU?! SIAL"

Naira berteriak histeris begitu mendengar salah satu waitres mengatakan ada group band BIGBANG diluar.

Naira, VIP sejati. Pasti menjadi orang yang paling bahagia diantara mereka. Selangkah menuju idol terfaforit. Hanya terbatas sebuah pintu untuk bertatapan langsung dengannya.

"Chef... kau harus mengizinkan aku keluar dan meminta tanda tangan mereka. Terutama TOP, dia akan segera wamil. Dan tidak akan muncul untuk beberapa saat. Kumohon..."

Kyungsoo hanya berkacak pinggang dan memutar kedua bola matanya.

"Tidak."

"Kumohon..."

"Kubilang tidak, Kim Naira. Keputusan final."

"Chef... ini tidak adil. Kau tau betapa kumencintai mereka. Astaga, aku bermimpi bertemu dengan mereka dengan jarak yang dekat. Bahkan, saat konser dan  mereka sekecil biji cabai pun ku sangat bahagia. Apalagi ini! Kumohon chef... satu foto permember dan tanda tangan untuk albumku."

"Tidak... mereka akan terganggu dengan adanya dirimu."

"Chef..."

***

Naira menahan senyumnya dan mengeratkan pegangannya pada sebuah kotak.

Tetap diam, tenang sampai Kyungsoo memperkenalkannya. Naira bisa melakukannya.

Tidak melakukan sesuatu yang memalukan dihadapan idolamu. Catat.

"And... Ini salah satu pegawaiku, ia memohon sangat memohon untuk bertemu dengan kalian"

Dan Kyungsoo mempersilahkan Naira maju.

Aku bisa pingsan hanya dengan melihat senyuman GD sedekat ini!

"A... aku. B...b..bolehkan aku meminta t..tanda tangan kalian" kata Naira lalu ia menyodorkan seluruh album BIGBANG dari album Bigbang Vol. 1 sampai album Made.

"VIP"

"Can we take a selfie?"

Dengan senyum menawannya. G-Dragon mengguk disertai dengan tawa kecil Seungri, Taeyang, dan TOP.

"Kyungsoo-ssi kemari" Panggil GD. "Ikutlah"

"Iya benar. Aneh ketika pegawai berfoto dan pemilik tidak. Hahaha" dan Seungri tertawa.

Kyungsoo mendekat dan tersenyum kearah kamera.

Satu foto.

Naira mendekati TOP. "Oppa jaga dirimu saat wamil. Ingatlah kami VIP selalu mendukungmu"

"Terima Kasih. Pasti."

Dan sekali lagi mereka mengambil selfie per member.

Lucky Fangirl.

* * *

"MAKASIH MAKASIH MAKASIH BANGEY CHEF KYUNGSOO ASTAGA!!!! AKU MENGOBROL DENGAN MEMBER BIGBANG!!! MAU NANGIS!!!"

"Terserah"

Naira berlari kearah Kyungsoo dan memeluknya dari belakang. "Terima kasih, Chef Kyungsoo." Lalu, ia memberikan love sign kearah Kyungsoo. Berlari menjauh, menyambar tas dan mantelnya berlari keluar.

Kyungsoo menatap punggung Naira dari dalam Restaurant.

"Kids grown up's fast. Kapan kau sembuh Naira? Aku merindukanmu."

Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang