One-Five

1.5K 134 11
                                    

Minggu pagi, tepat jam setengah 7 pagi. Kyungsoo mengetuk pintu apartement Naira bermaksud mengajaknya berolahraga bersama dengannya dan Machi, anjing kecil berwarna coklat itu.

Masih dengan baju tidur dan poni yang terikat Naira membuka pintu, wajah gadis itu terlihat kaget melihat Kyungsoo berdiri didepan pintu rumahnya pagi pagi. "Chef? Waee? Sebentar..." ia mundur dan masuk, "Chef masuklah" ia memunculkan kepalanya dan kembali berlari kedalam. Kyungsoo terkekeh gemas melihat Nairanya terlihat panik.

Kyungsoo memasuki apartement itu, tercium aroma segar ketika Kyungsoo memasukinya. Masih sama, batin Kyungsoo bersorak, Nairanya masih memiliki kebiasaan yang sama. Menggunakan pewangi ruangan aroma segar. Antara lemon atau pohon pinus.

Kyungsoo melirik album yang ia berikan diatas meja didekat sofa. Salah satu album terbuka, menampakan foto Ia, Namjoon, Naira, serta Eunseo.

"Chef!" Naira muncul, kali ini penampilannya lebih segar. "Apa yang kau lakukan disini?"

"Ayo jogging!"

* * *



"K-kyungs-oo!"

Kyungsoo tersenyum lebar, "Sesulit itu menyebutkan namaku?" Ia tertawa gemas. Ia baru saja meminta Naira jika diluar restaurant memanggilnya dengan nama, bukan Chef. Ia merasa terlalu formal, padahal Naira sudah mengetahui segalanya.

Naira diam, mengusap tengkuknya malu "Aku cuma belum terbiasa, K-yung"

"Padahal dulu kau memanggilku Oppa."

"Seriusan?!"

Kyungsoo mengangguk.

"Ahh bohong nih."

"Gak percaya?"

Naira ngangguk, "Enggak lah!"

"Tanya Namjoon, Kapan dia bohong ke kamu?"

Naira kembali merasakan nyeri dikepalanya, ia memijat pelipisnya dan meneguk air di botol minum. Ia terbatuk pelan dan berjongkok. Kyungsoo langsung merengkuh Naira dan mengajaknya duduk dibawa pohon agar gadisnya tidak merasakan terik matahari. Walau itu baik untuk tubuh.

"Kau tidak apa apa?"

Naira mengangguk, "Kau meminum obatmu rutin kan?"

"Ya..." Naira meremas ujung bajunya "Dan tidak."

"Nai..." Kyungsoo melemparkan tatapan tajamnya.

Naira menatap Kyungsoo dengan wajah memelas, "Mianhae, Kyung..."

Kyungsoo menghela napas dan mengelus rambut Naira pelan. "Kau tidak usah minta maaf, Nai. Ayo kita pulang, aku akan memasakan sarapan untukmu."

* * *



Kyungsoo meletakan piring nasi gorengnya di meja makan. "Nai..." panggil Kyungsoo.

Naira muncul dengan handuk yang disampirkan dilehernya dengan kaos serta celana pendek. Rambutnya terlihat masih meneteskan air. Naira duduk, Kyungsoo memutar tubuhnya dan menarik handuk dileher Naira dan mengusap rambut basah gadisnya. "Kau bakal masuk angin kalau gak mengeringkannya dengan benar, Nai."

Naira diam, membiarkan Kyungsoo mengeringkan rambutnya. Kyungsoo menyuruhnya untuk makan dan biarkan ia mengeringkan rambutnya.

Ketika rambut Naira kering ia duduk disampingnya. Dan menatap Naira yang sedang makan dengan lahap. Naira yang baru saja memasukan sesendok nasi menatap Kyungsoo balik dengan tatapan bertanya. "Apha?" Dengan mulut penuh nasi ia bertanya.

Kyungsoo menggeleng dan memberikan senyumannya. "Kau terlihat imut." Naira menelan semua nasi didalam mulutnya tanpa mengunyahnya dengan benar, ia tersedak dan segera menghabiskan segelas air. Kyungsoo mengelus punggung Naira lembut. "Hati hati!" Naira mengangguk.

Ia mengatur napasnya. Pipi Naira terasa panas, dan rasanya ia ingin mengubur diri kalau kayak gini.

"Aku suka menatapmu lama, rasanya perasaanku semakin bertambah semakin lama aku menatapmu, Nairaku." Ucap Kyungsoo sambil menyampirkan anak rambut Naira ketelinganya.

Ambyar aku mas Hati kecil Naira berteriak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang