>> kindly play the vid <<
Suara bel berdering menandakan waktu istirahat. Aku beserta Trio Su bergegas untuk ke kantin.
Haha, Bukankah itu yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa?
Meja dan kursi di kantin ini selalu saja penuh. Mana berdesakan pula! Mungkin kepala sekolah harus memperluas kantin ini serta membeli meja dan kursi yang banyak.
Kami mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin ini. "Kajja kita duduk disana!" Ajak Lami sambil menunjuk salah satu meja kosong yang berada di paling ujung dengan nampan di sebelah tangannya. Tak apa lah yang penting bisa duduk.
"Bibimbap lagi, apakah mereka tak bisa mengganti menunya?" Celoteh Herin. "Aku sudah muak."
"Aish, cukup makan dan diam!" Lami menyuapkan sesendok bibimbap ke mulut Herin, ia mengunyah sambil terus berceloteh tak jelas.
Sedangkan aku dan Yeri hanya saling menatap dan menggeleng maklum. Setelah itu tak ada yang memulai obrolan karena kami sibuk menyantap makanan masing-masing.
Lami berdehem, "Geureonde Somi-ya, sepertinya aku melihatmu melamun di depan kelas, sebelum bel berbunyi. Waeyo?" Tanya Lami tiba-tiba angkat bicara memecah keheningan.
Sontak aku terbatuk sehingga menyemburkan setengah isi makanan di dalam mulutku. Pertanyaan sialan! Batinku. Herin yang duduk di sebelahku segera menepuk-nepuk punggungku pelan.
"Ya! Wae geurae? Apa aku memberikan pertanyaan yang salah sampai membuatmu tersedak seperti ini?" Tanya Lami lagi yang mulai curiga.
Setelah minum, aku menatap mereka satu persatu, sedangkan mereka malah memberikan tatapan yang mematikan. Akhirnya aku mengalihkan pandanganku ke lain arah sambil memikir alasan yang tepat. Skakmat! Batinku.
"Bukannya melamun, tapi aku sedang menahan rasa perih luka saat itu," jawabku asal.
Tiba-tiba suasana hening. Mereka menatapku sinis lalu mereka berbisik. Aku hanya mengangkat kedua alisku seakan tidak terjadi apa-apa.
"Ah, begitu rupanya. Kau ini tidak pandai berbohong dan kami tidak bisa dibohongi. Cepat ceritakan yang sebenarnya!" Bantah Yeri. Dia benar-benar pintar dalam menguji kebohongan orang lain.
Baiklah, aku menyerah. Okay, kalian menang.
"Akan kuceritakan, sebenarnya.." Aku menggantungkan kalimatku, mulut mereka bungkam seakan menunggu untuk melanjutkan kalimatku. "Tapi, kalian jangan terkejut, eoh?" Ucapku memberi syarat.
Mereka sweatdrop seketika, "Wah kau ini pintar sekali dalam urusan mengulur waktu," ucap Lami. "Ceritakan saja, aku ini orang yang tidak sabaran, kau tahu!" timpal Herin.
Aku menghembuskan napas berat, "Baiklah, baiklah," Mereka bertiga kembali hening dan menatapku dengan seksama. Aku yang merasa terpojokkan tidak ada pilihan lagi selain menceritakan yang sebenarnya.
.
.Beberapa detik setelah menyelesaikan jalan cerita yang membuatku salah tingkah sekaligus memalukan, Trio Su hanya bengong dan ternganga serta ekspresi wajahnya yang datar. Entah mereka terkejut dan akhirnya tak bisa berkata-kata atau mereka bingung dengan ceritaku yang berbelit-belit?
Kini tak ada teriakan dari Lami?
Tak ada nasehat dari Yeri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Love
FanficMencintai dalam diam. Itulah kalimat yang cocok bagi Jeon Somi. Tak bisa melakukan apapun untuk mengambil hati dari seorang lelaki yang disukainya. Menatap secara diam-diam, salah tingkah jika yang ditatap menatapnya balik. Selalu seperti itu selama...