: I can't say anything :Karena tawaran Zura seperti kemaren yang menyuruh Gray mampir sekarang diterima baik-baik tawaran itu mampu membuat Zura membelalak kaget karena awalnya emang cuma basa-basi doang.
Gray melepas hoodienya dan menaruhnya di atas kepala Zura seketika perempuan itu memukul Gray dengan hoodie tersebut.
"Kamu tuh, nakal banget,"ketus Zura sambil mendengar kekehan Gray; perpaduan suara manis dan hangat kaya teh panas, menurut Zura.
Zura menyuruh Gray duduk di ruang keluarga seraya gadis itu mengganti baju di kamarnya. Tak lama Zura turun bersama hewan peliharaan yang ia gendong.
Hewannya itu Zura taruh di sampingnya sambil terduduk membuat Gray mengalihkan pandangannya,"Satwa langka apaan nih?"tanyanya.
Benar saja Gray mengucapkan itu, yang dilihatnya sekarang adalah perpaduan wajah kucing dan juga anjing Mini poom di depannya.
"Ini anjing aku tau, masa anjing imut kayak gini dibilang satwa langka sih,"kesal Zura sambil mengelus-elus bulu anjingnya.
Gray manggut-manggut,"Siapa namanya?"Zura mendongak dan menyengir,"Pink,"jawabnya.
"Astagfirullah, anjing warna putih lo bilang pink?"
Zura mengangguk,"Ho'oh,"seketika Gray mengusap wajahnya frustasi,"Astaga gila beneran gue ketemu lu,"ucapnya.
Zura tak mengindahkan perkataan Gray melainkan sibuk mengelus bulu-bulu anjingnya."Gue ga dibikinin minum ceritanya? Jakarta panes oy, tolong dikondisikan,"Gray menatap gerak-gerik Zura yang memberikan anjingnya pada Gray,"Awas kamu ya ngumpetin si Pink,"pesannya lalu berjalan menuju dapur.
"Sabar ae lo dikata Pink sama Dora,"ucap Gray mengelus-elus bulu Pink yang sedang menggeliat di atas paha Gray.
Sementara Zura tengah menuangkan air dingin pada gelas yang akan diberikannya pada Gray. Langkahnya terhenti saat menaruh gelas itu pada meja di hadapan cowok yang memboncenginya tadi.
Gray menatap sekilas gelas tersebut,"Ini rumah lo segede gaban minumnya air dingin doang? Sehat amat perasaan,"celutuknya membuat Zura mendengus,"Ya mau kamu apa?"tanyanya.
"Yang berwarna gitu kek ada rasanya,"kode Gray sambil terkekeh melihat Zura bangkit lagi dari duduknya dan mengambil gelas yang tadi ia taruh,"Sumpah ya kamu banyak maunya,"ucapnya lalu kembali menuju dapur untuk memberikan pesanan yang diminta Gray tadi.
Cowok itu kembali terkekeh sambil memainkan si Pink. Tak lama Zura kembali datang dan membawa minuman berwarna hijau."Wih asik, ga ada racunnya, kan?"tanyanya mendapat lirikan tajam dari Zura,"Banyak, aku cocolin Sunlight biar warna hijau gitu."ketusnya dan mencoba mengambil si Pink dari Gray.
"Sini bawa si Pink."
"Gamau."
"Kakak, sini bawa."
"Gamau."
Bahu Zura melongos dan mencubit hidung Gray,"Dibilangin juga,"gemasnya lalu mengambil alih Pink dari Gray.
Gray hanya mendengus dan meminum sedikit sirup yang ada di hadapannya,"Ini kalo aku habisin bakalan mati, ga?"tanyanya membuat Zura menggeleng,"Engga, paling keracunan dikit,"jawabnya santai.
Zura lantas tertawa melihat raut wajah Gray yang kesal, perempuan itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga,"Mukamu tuh kaya...apa ya? Kamu tau ga si itu..siapa sih, ya? Lupa aku,"Zura mengucapkannya sambil tertawa membuat Gray semakin kesal,"Minta id line lo dong,"alih Gray seketika memberhentikan tawa Zura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refresh
Teen Fiction❞To tell you I'm sorry for breaking your heart.❞ R E F R E S H Copyright, 2017 by mgytr