: 5SOS - Unpredictable :Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Grayhan Adi : P
Azura Soraya : apaansi lby banget
Grayhan Adi : dimana?
Azura soraya : rumahlah
Grayhan Adi : gue di rumah lo, tai
Azura Soraya : ups
Grayhan Adi : cepetan dimana?
Azura Soraya : di mini market deket rumah
Azura soraya : kenapa?
Grayhan Adi : gue nyusul
"Ya Allah, Zura. Bisa-bisanya ya lo ga pake sendal ke mini market?"sungut Grayhan melihat perempuan dengan hoodie yang kebesaran dan es krim yang lekat di mulutnya itu berjalan sendirian tanpa alas kaki.
Zura melepas es krim di mulutnya dan menyengir."hehehe, engga bukan gitu."sahutnya.
"Ngga gitu apanya? Orang beneran lo ga pake sendal."
Zura mendecak,"emang bukan gitu, makanya dengerin dulu."sungut Zura membuat Grayhan mengangguk cepat dan mengambil alih kantong kresek yang berada di tangan kiri perempuan itu."Tadi itu ada anak kecil, dia nangis, terus aku samperin. Katanya sendalnya hilang waktu habis sholat di masjid, nah ya udah aku kasih ke dia aja, habisnya anak kecilnya lucu sih, pipinya tembem gitu pake mukena."jelas Zura lalu mengemut es krimnya lagi.
Grayhan menggeleng ga jelas setelah mendengarnya. Laki-laki itu berjongkok di depan Zura,"Buruan naik, banyak beling kaca di jalan."suruh laki-laki itu. Zura tanpa penolakan menerima tawaran itu.
Grayhan mendengus,"Bisa-bisanya lo nyumbang sendal segala, terus kalo misalnya gue ga nyusul lo ke mini market lo nyeker gitu jalan buat pulang?"tanya laki-laki itu yang kelihatannya masih sebal.
"Yaiyalah masa pake onta, yakali dah."
"Astaga ga lucu tai."
"Siapa juga yang ngelucu, gimana sih."
Grayhan mendengus kembali. Untung saja jalan di gang tidak begitu ramai jam segini, sebab setelah hujan mana ada yang mau becek-becekan?
"Eh, kak. Mau kuliah dimana?"tanya Zura setelah membuang stick es krimnya.
Grayhan menggumam,"Dimana kek kampus yang nerima gue,"Sahutnya asal seketika menerima gemplangan di kepalanya.
"Ra, sakittt."desis Grayhan, Zura tertawa lalu menaruh dagunya di pundak Grayhan,"Cemen ah,"jawabnya.
"Masih untung gue gendong loh,"
"aku ga nyuruh digendong ya, sori aja."
Zura menepuk punggung Grayhan seketika laki-laki itu mengeratkan pegangannya agar Zura tidak terjatuh,"Eh kak, harusnya tuh ya kamu punya motivasi masuk kampus mana gitu jadinya kan punya niat belajar. Ya kan? Siapa yang untung kalomasuk kampus unggulan? kakak kan bukan aku, ya ga ya ga?"ucapan Zura dibalas gumaman lagi,"Ya iya sih, tapi lo jangan tinggalin gue ya,"tanya laki-laki itu.
"Kenapa jadi bahas aku sih?"
"lo tuh kenapa bisa ya masalah kita berdua sama kedeketan kita tuh kaya berkaitan gitu, ngerti ga sih?"tanya Grayhan membuat Zura kembali menaruh dagunya di pundak Zura."Dari orang-orang di sekitaran kita, kenapa dia tau gitu apa permasalahan antara lo dan gue secara kita ga ada share to share sama mereka,"
"Kebetulan kali,"
"Itu takdir namanya."
Zura tertawa,"Apaan dah ngomong takdir segala,"sahutnya.
"Ye bener juga,"
"Ya bener sih."
Tawa mereka terhenti seiring perjalanan. Grayhan berdeham,"Ra, mungkin dulu gue nembak lo dengan cara yang ilfeel banget, terus mutusin lo dengan yang lebih ilfeel. Gue ga tahu ya mau ngomong apa, gue tiap liat lo tuh bawaannya pengen meluk terus, gimana gitu lah pokoknya."ucapnya sehingga Zura memasang telinganya baik-baik.
"Gue tuh kalo nyakitin lo kaya waktu itu rasanya kaya gue nyakitin keluarga gue sendiri tau ga? Gue juga ga ngerti kenapa gitu sama lo. Padahal aslinya dulu waktu pertama kali gue deketin lo karena itu bagian dari misi Black Side dimana antara gue, Aji, Raka, sama Ditto harus macarin salah satu cewek secara random dan mereka pilihnya lo.
Ya lo pasti tau meet and talk kita sangat tragis di toilet cewek dimana lo narik-narik tuxedo gue terus nawarin gue tentang high heels lo itu."ucap Gray dijeda dengan hembusan napasnya.
"Tapi yang pasti, perasaan gue ga bercanda, Ra. Setelah beberapa kejadian yang ada antara lo dengan masa lalu lo dan gue dengan masa lalu gue yang tanpa kita sadari ngedeketin kita lagi, gue jadi berpikir kalo gue emang buat lo. Long short story, gue ga bisa berkata lebih, gue sayang sama lo, lo ada dan gue percaya gue rasa itu cukup."kata Gray seraya mengeratkan gendongannya.
Zura yang ada di punggung Gray memeluk leher laki-laki itu pelan dan kembali menaruh kepalanya di pundak laki-laki itu, ia dekatkan bibirnya pada telinga cowok itu,"Kamu ada dan aku percaya, aku rasa itu lebih dari cukup,"ucap perempuan itu lalu mengecup pipi Gray dan tersenyum.
Gray seketika menurukan Zura dan memeluk perempuan itu sampai kakinya tak menyentuh tanah,"Belajar ya cium-cium kaya gitu,"ucap Gray menurunkan Zura dan menggelitiknya.
-SELESAI-
KAMU SEDANG MEMBACA
Refresh
Teen Fiction❞To tell you I'm sorry for breaking your heart.❞ R E F R E S H Copyright, 2017 by mgytr