[13] - Ditemenin Lagi

223 36 15
                                    








: just broke my mind :






Gray mengambil handphonenya yang tadi ia hampir aja buang saking keselnya ga ada notifications dari Zura.

Grayhan : kemana sih kamu?

Grayhan : udah jam 7 aku kesana ya?

Grayhan : minta bayaran

Grayhan : ISH BALES DONG!!!


"Tuhkan!"kesalnya seraya Gray menghembuskan nafasnya lalu beranjak berjalan ke lemari untuk mengambil kaos yang dipakainya sekarang.

Tangan kanannya ia gunakan untuk menyisir rambut dan kembali mengambil handphonenya kemudian turun ke bawah menuju garasi.

Bundanya belum pulang, apalagi Ayahnya, ah super sibuk sekali mereka sepertinya.

Gray memasuki mobilnya lalu mengeluarkan mobil dari garasi dan mencapkan gas menuju rumah Zura.

Pikirannya bingung, tumben-tumbenan Zura ga bales chatnya. Bukannya gimana, tapi Zura ga mungkin kan empat jam ga megang hp.

"Emang ngapain sih dia?"Gray mencelutuk sendiri seraya fokus pandangannya ke depan.

Tangan kirinya mengambil handphone untuk menotif Zura lagi.

Grayhan : Raaa

Grayhan : sia maneh kemana ga bawa hp?

Grayhan : ck elah nih bocah

Grayhan mendengus, mencoba menelpon Zura. Teleponnya tersambung cuma ga diangkat sama yang empunya.

"Astagfirullah, gue kelimpungan sendiri,"umpatnya dan mempercepat laju kemudinya.

🍃🍃🍃🍃

"AKU BUKAN PEMBUNUH!!"

Zura histeris di dalam kamarnya saat terus mendapati pesan yang masuk dari kemarin membuatnya merasa terancam.

Tangannya mengusap wajahnya frustasi, apalagi mengingat memorinya dua tahun yang lalu saat mengingat seseorang yang pernah ada di hidupnya.

"LO ITU PEMBUNUHNYA ZUR!! ITU SEMUA KARENA LO!!"

"PUAS LO BIKIN DIA MATI?! SENENG LO SEKARANG?!!"

Gadis itu meringkuk di pinggir kasurnya menggigiti ibu jarinya sambil menangis."Aku bukan pembunuhnyaaa...."ucapnya sambil sesenggukan.

Zura benar-benar menangis histeris, entah ia bisa dibilang gila sekarang atau tidak, tapi masa lalunya yang membuatnya dia gila sekarang.

Dirinya bercermin di hadapan kaca melihat betapa seramnya dia sekarang. Rambutnya berantakan, mata dan juga hidungnya memerah dan bengkak karena terus-terusan menangis.

Bayangan tentang seseorang itu kembali berada di cerminnya sehingga Zura melemparkan remote ACnya dan memberantakan alat make-upnya yang ada di meja rias.

RefreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang