[11] - Kantong Plastik

255 37 5
                                    









: Wanna falling in love? :





Akhirnya hari dimana siswa manapun paling males ngehadepin yakni hari Senin sudah datang menyambut siapapun dengan serangkaian kegiatan, mau tak mau semuanya harus negajalanin. Namanya juga rutinitas, apalagi di hari kiamat kaya sekarang. Sama kaya yang dirasain Zura, ia yang bangun terlambat tadi cuma bisa buru-buru minum susunya, itupun cuma dua kali tenggukan supaya tidak telat di jalan.

Zura ga mau telat apalagi dia dikenal sebagai anak baru tiga minggu di sekolah, ga mungkin kan Zura bikin ulah lagi? Kecuali buat acara dijambak kemaren.

Gadis itu berlari kecil di koridor dan menaiki tangga dengan cepat. Ia harus ke kantin sekarang, kalo engga, mungkin nanti dia bakalan pingsan pas upacara dan bikin ulah lagi namanya.

Tas tosca Tasya sudah ada di kursinya, Zura juga melakukan hal yang sama, menaruh tasnya di kursi lalu merogoh kantong paling depan yang paling kecil untuk mengambil topinya dan berjalan menuruni tangga.

Dilihatnya anak paskib sedang latihan namun sudah menggunakan pakaian paskib. Mata Zura mencari-cari sosok yang tinggi tegap itu, namun tidak dilihatnya. Zura mendengus pelan karena tidak berhasil melihat Gray, si kakak kelasnya.

Begitu Zura menatap koridor di depannya, ia melihat Gray sedang bersama perempuan dengan pakaian anak paskib berjalan beriringan sambil tertawa.

Zura menelan ludahnya sebentar, jantungnya berdetak lebih cepat melihat betapa gantengnya Gray memakai seragam itu, apalagi senyumnya....Ah mau Zura karungin lah pokokknya. Tapi, perempuan yang ada di samping Gray dengan senyum manisnya pengen Zura buang ke laut aja.

Kedua mata Zura mengerjap beberapa kali, ia harus berlari agar tidak dilihat Gray. Iya, perempuan itu langsung berlari menuju kantin yang tadinya tujuan utama gadis itu turun kembali ke bawah.

"Astaga, kenapa aku lari sih? Toh dia ga ngegreet juga."ketus Zura sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan melanjutkan perjalanannya untuk memilih makanan apa yang dia beli sekarang.

Zura tersenyum saat melihat roti bakar, makanan kesukaannya itu mejeng di meja kantin. Tangannya merogoh enam roti dan minuman botolan lalu ia tukar dengan uang berwarna hijau lalu Zura menerima kembaliannya.

Makanan itu Zura taruh di atas meja, masa bodo dengan yang melihat Zura duduk sendiri di kantin. Dia lapar, emang yang ngeliatin mau beliin Zura makan? Ga juga kan?

Selagi melahap rotinya, Zura melihat ke sekelilingnya siswa seperti macam kakak kelasnya sudah bangkit dari kursi. Pertamanya Zura biasa aja, tapi pas dia liat jam di tangannya, perempuan itu hampir aja menyemburkan kunyahan rotinya.

Zura berlari ke halaman sambil membawa kantong plastik berisi roti dan juga minumannya. Tangannya sambil berlari memakaikan kepalanya topi karena yang perempuan itu lihat lapangan sudah penuh dengan siswa yang berbaris sesuai kelasnya.

Dengan langkah gontainya, akhirnya Zura sampai di barisannya. Angel menyenggol siku Zura sehingga perempuan itu menoleh."Ngapain bawa kresek?"tanyanya sehingga Zura melihat ke bawah dan membelalak kaget."Tadi aku belanja terus ga denger belnya."jelas Zura."Aku taruh di mana nih?"tanyanya.

Angel melihat ke sekelilingnya, lalu matanya terfokus pada anak OSIS yang mengawasi jalannya upacara di belakang barisan tiap kelasnya."Tuh di kakak OSIS aja."usul Angel seketika Zura melihat ke belakang, lalu kembali menatap Angel."Masa sama kakak yang itu? Ih takut dimarah ah."ringis Zura sambil bergidik ngeri.

Angel mendecak."
Emang mau lo empat puluh lima menit nenteng itu kresek?"tanyanya. Zura mendengus."Yaudah aku coba dulu nih."sahut Zura.

RefreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang