[33] - It hurts...

201 21 2
                                    




Fool for You – Zayn

To : 0821 357 xxxx

Sekarang, bisa kan ketemu sama aku?

Zura mengetiknya sambil mengunyah buah pepaya yang ia jadikan bekal untuk dimakan sekarang di kantin bersama Tasya yang membawa buah nanas. Mereka menikmati suasana kantin tanpa rasa curiga yang dimiliki Tasya melihat Zura yang terus memegang ponselnya.

"Eh katanya Gray kemaren berantem ya sama Agung temen sekelasnya itu, terus katanya Gray ngebiarin dirinya sendiri lebih banyak kena bogeman dari Agung tau ga? Gila apa ya mantan lo itu, biasanya juga dia bakalan ngamuk kalo udah berantem. Sumpah tumben banget tu cogan kaya gitu. Lo ga tau ya?"tanya Tasya.  Zura mengangguk,"Tau Cuma yang bagian dia ngebiarin dibogem itu engga,"jawabnya.

"Mentang-mentang mantan jadi lo benci gitu."sahut Tasya membuat Zura mendelik,"Ga usah ngomong mantan-mantan gitu di depan aku!"sungutnya.

"Ampun ndoro, hahaha."

"Diem deh, Tas."

Handphone Zura bergetar sehingga ia membaca balasan pesan tersebut.

From : 0821 357 xxxx

Oke, gue tunggu lo pulang sekolah di lab lt 3

Lantas Zura mengabaikan pesan itu lagi dan merasa harus menyiapkan mentalnya lebih kuat mengenai pulang sekolah nanti. Pandangan Zura mengarah pada Grayhan sedang berjalan masuk ke dalam kantin bersama Agung.

Zura mengerjapkan matanya mencoba melihat kejadian itu dengan baik-baik. Tangannya menepuk lengan Tasya berkali-kali,"Tas, liat deh itu beneran Agung sama Gray kan? Ga salah kan aku?"tanya Zura sehingga Tasya ikut memandangi dua cogan itu,"Asli itu mereka baikan? Demi apa?!"tanya Tasya tak percaya.

Dua cogan itu menjadi santapan siapa saja yang berada di kantin, memandangi kedua lelaki itu dengan bisikan dan tanda tanya. Dan pandangan Gray mengarah pada Zura, tersenyum penuh arti yang Zura tidak mengerti maknanya.

"Lo disenyumin tuh, yaoloh mantan ketemu mantan,"ucap Tasya menyenggol siku Zura,"Ck, Tas ga usah manes-manesin."ucap Zura setengah berbisik dan beralih dengan bekalnya.

"Ciee Zura disenyumin,"

"Tasya!"

"HAHAHA."

***

"Ntar aku skype kamu ya, Tas."ucap Zura sambil memasukkan bukunya ke dalam tas. Tasya yang melakukan hal serupa mengangguk pelan,"Yo, gampang."jawab Tasya dan bangkit dari kursinya,"Yaudah gue duluan ya, Ra."ucap Tasya melambaikan tangannya pada Zura dan perempuan itu membalasnya.

"Semoga ngga nakutin,"gumam Zura berjalan menuju lantai tiga dengan sedikit rasa cemasnya. Tangannya mulai merasa dingin karena gugup sendiri. Zura benar-benar penasaran siapa yang menerornya akhir-akhir ini.

Grayhan Adi : udah dijemput?

Grayhan Adi : kok gue khawatirin lo ya?

Grayhan Adi : sori ganggu

"Ck, ini lagi."decak Zura yang malah mematikan ponselnya dan mempercepat langkahnya menuju ruangan laboratorium.

Begitu dua meter mendekati ruangan tersebut, Zura merasa kenal dengan postur tubuh seseorang yang menampakkan punggungnya di depan Zura."A...aku udah di sini,"ucap Zura dengan cemas takut kalau saja orang yang ia temui sekarang akan melakukan sesuatu padanya.

Ketika orang itu memutar tubuhnya, Zura menganga tak percaya, mundur langkah per langkah saat seseorang itu terus memajukan langkahnya mendekati Zura.

RefreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang