Yesterday and Today

78 10 5
                                    

In the end,the love you take is equal to love you make...
-Paul McCartney

Aku akan menceritakan kejadian kemarin. Katanya aku mengalami kecelakaan. Tapi aku tetap tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi? Dan perjalanan panjang dimulai ketika di ceritakan Paul dan aku saat natal.

*Yesterday...

Paul dan aku berjanji akan pergi ke taman saat natal. Tapi,aku menyuruh Paul untuk bermain musik sebentar untuk membuatku tidak stress saat di luar rumah. Paul pun merelakannya dan mengalah. Kami pun bermain bersama kira kira 1 jam.

Kemudian,kami pun pergi ke taman bersama. Dengan cuaca dingin yang memaksa kami untuk memakai jas tebal serta sarung tangan.

Dan aku pun berlari meninggalkan Paul dan ia pun mengejarku.

Saat sampai di taman,suasana bahagia dapat kita rasakan di sana. Sungguh menyenangkan sekali bermain dengan anak anak.

Saat itu,Paul ijin untuk mencari minuman karena kebetulan kami merasa haus.

"John,bolehkah aku mencari minuman? Aku merasa haus."

"Ya. Aku juga haus. Hati hati ya,Paul." Nasihatku.

"Siap,tuan! Hehehe..." Katanya sambil pergi.

Saat itu,aku sedang duduk bersantai di sandaran kursi panjang di taman melihat George dan Ringo bermain.

"Hey,John!" teriak mereka.

Aku masih bisa mendengarkan suara bahagia mereka.

Tapi tiba tiba,keramaian berubah menjadi keheningan dan juga kepanikan. Ada seorang perampok yang mengincar uang. Hari natal masih ada perampok? Memalukan.

Kemudian,perampok itu mengambil tas dari seorang wanita. Ia pun berlari. Aku pun menolongnya dengan berlari sekuat tenaga.

Saat aku menangkap perampok itu,yang kudapatkan adalah serangan dari perampok tersebut. Mereka memukuliku dan menendangku serta mendorongku. Aku berusaha bertahan dan melawan,tapi mereka cukup banyak untuk melawanku.

Warga pun datang menolong. Tapi yang kudapatkan adalah tuduhan kalau akulah pencurinya. Aku langsung mengelaknya.

"Aku bukan pencuri. Sungguh! Aku menolong wanita itu. Mana mungkin aku berani melakukan itu,apalagi di hari natal." Kataku.

"Jangan bohong! Bukti sudah mengarah kepadamu. Itu kan tasnya!" Kata seorang warga.

Kemudian mereka memukuliku. Aku pun kembali tersungkur di hamparan rumput. Dan terdengarlah suara kiamatku.

Dorrrr...Dorrr....

Tembakan dari seorang warga sekitar. Kemudian yang tak kusangka,ternyata aku tersungkur di tengah jalan juga. Kemudian,mobil melintasiku. Kakiku tergilas mobil cepat itu. Mimpiku benar benar terjadi.

Kemudian datanglah seorang wanita pemilik tas tersebut.

"Hentikan! Bukan dia pelakunya. Pelakunya sudah lari." Kata wanita itu.

"Maksudnya?" Tanya salah satu warga.

"Dia yang menolong saya. Jangan main hakim sendiri." Jelas wanita tersebut.

Kemudian,Paul pun datang menerobos kerumunan itu. Minuman yang ia beli terjatuh. Aku menyambutnya dengan senyuman.

"Apa yang terjadi di sini? Ada apa dengan sepupuku? Kenapa ia menjadi babak belur seperti ini?" Tanya Paul khawatir.

"Tasku diambil oleh perampok. Kemudian ia kabur. Orang ini lari dan mencari orang tersebut,tapi warga salah sangka dan memukulinya." Jelas wanita tersebut.

Jelas,itu membuat Paul semakin parah dan depresi.

"Kenapa kalian seenaknya menuduh tanpa bukti? Lihat,apa yang kalian lakukan terhadap orang berniat menolong dan tidak bersalah ini?" Bentaknya.

"Habis,bukti ada padanya."

"Tidak menutup kemungkinan kalau yang memegang tas adalah pahlawan atau sebaliknya. Sebaiknya kalian lihat dulu kondisi sebelumnya. Apakah ia babak belur atau tidak?" Jelas Paul.

"Baiklah kami minta maaf."

"Tidak bisa. Maaf tidak akan membereskan ini semua. Nyawa dan harga diri lebih penting! Nyawa lebih berharga daripada permintaan maaf kalian."

Kemudian aku melihat Paul yang sedang mencoba memukuli mereka. Aku melerainya.

"Paul. Jangan begitu. Manusia wajar salah. Lagipula,balas dendam bukan cara yang baik menyelesaikan masalah. Harus ada solusinya." Kataku lirih.

Kemudian penglihatanku buram. Aku melihat Paul terakhir kalinya yang menangisiku,warga warga sekitar,dan kepingan salju putih indah yang menghiasi kota London. Seketika itu,aku tak sadarkan diri dan perlahan semua menjadi gelap gulita dengan kesepian yang mendalam.

Terakhir kali yang aku tahu adalah ada satu benda aneh berbentuk jam berada di dekatku. Ntah punya siapa,aku memegang jam itu.

To be continued...

Last Chapter? Wait it! Maybe in 2 chapter again!

Sorry if I late. It was error sended just now 😢😢

Yesterday and Today [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang