Yesterday and Today 2

81 9 2
                                    

Listen to the colour of your dreams...
-The Beatles-

*Today

Sekarang,aku mungkin sekarat. Atau aku sedang koma,tapi aku masih dalam keadaan tertidur dan setengah sadar.

Setelah kejadian kemarin,ada sesuatu yang kurasakan saat aku bertemu Paul. Paul lah satu satunya orang yang dapat menyembuhkanku.

Aku melihat Paul senang sekali dengan baju barunya. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Rasanya seperti kaku dan tertindih sesuatu sehingga aku lumpuh atau mungkin sleep paralys. Aku mematung melihatnya.

Ia pun melihatku dan tersenyum. Ia kelihatannya menghampiriku dengan wajahnya yang bahagia. Aku hanya dapat berdiri berdiam diri sambil melihat Paul yang berlari ke arahku. Aku hanya dapat tersenyum melihatnya.

Aku berpikir kalau ia ingin berjumpa denganku. Aku pun mengambil ancang ancang berpelukan dengan membuka tanganku,begitu juga dengan Paul.

Semakin ia mendekat,semakin aneh rasanya kalau ia merindukanku.

Saat itu,aku berusaha memeluknya. Tapi,ia malah memeluk orang lain yang ada di belakangku. Aku membalikkan badanku dan melihat Paul bersama orang lain,yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabatku sendiri,Stewart. Jadi selama ini,apa dia menganggapku?

Kemudian,aku merasakan perih dalam hatiku ketika Paul memeluk Stewart. Kemudian,aku bergumam pelan.

"Paul,apa kau mendengarku?" Lirihku.

"Stewart,ada suara aneh di sini. Tapi aku tidak mendengarnya." Ucap Paul seraya melepas pelukan Stewart.

"Ya. Aku mendengarnya. Kira kira siapa itu?" Stewart pun heran.

Masa iya mereka tidak melihatku? Apakah aku ini hanyalah arwah dari John Lennon itu?

"Baiklah. Kita pergi saja,Paul." Ajak Stewart.

"Iyaa..." Jawab Paul.

Aku hanya mendapatkan sisa tubuh mereka yang tiba tiba lenyap dari hadapanku seperti sebuah kepingan kaca yang tersebar di mana mana. Oh Tuhan! Apakah ini hanyalah mimpi? Kuharap begitu.

Seketika,badanku menjadi kaku untuk digerakkan. Aku berdiri mematung. Hanya aku sendirian dengan kegelapan dan kesunyian. Aku merasakan getaran di lantai yang kutapak seolah olah lantai itu akan roboh.

Aku berusaha menggerakkan badanku,tapi tetap tidak bisa. Hingga akhirnya,lantai itu rubuh dan aku pun jatuh ke kedalaman dari lantai tadi hingga jantungku naik dan...

Gubrakk..

Huhhh... Hampir saja. Aku pun terbangun karena itu hanyalah mimpi. Tapi seingatku,bukankah aku kecelakaan? Kenapa aku bisa ada di rumahku lagi? Jangan bilang kalau aku belum mendapatkan kenyataan sesungguhnya. Aku memang ingin lari dari kenyataan,tapi lari dari mimpi saja aku tidak bisa.

Saat aku beranjak dari tempat tidur,aku mendengar suara seseorang yang kuyakini adalah Paul.

Ya! Aku dapat melihat Paul masuk ke kamarku dengan diam. Apa ia tidak melihatku kalau aku ada di sini? Kucoba memanggilnya berharap ini adalah kenyataan dan semua mimpi sudah selesai.

"Paul!" Teriakku.

"Siapa itu? Aku sendirian di sini! Menyeramkan sekali rumah ini. Apakah itu arwah dari pemilik rumah ini?" Bisik Paul sambil mengambil tongkat baseball.

"Paul,ini aku,John Lennon. Sepupu dan sahabatmu." Kataku menjelaskan.

"Bohong! John sudah meninggal saat kecelakaan. Ia sudah tidak ada lagi."

Aku tahu ini kedengarannya menyakitkan,tapi syukurlah kalau ini kenyataan. Aku memang kecelakaan dan pasti sekarang sudah meninggal dan tinggalah arwahnya.

"Kalau boleh tahu,John meninggal karena apa?"

"Kau ini mau tahu saja,ya? Tunjukkan dirimu!"

"Jelaskan saja dulu. Aku adalah arwah John."

"Ewww... Baiklah. John meninggal karena ia terjun dari apartemen berlantai 50. Ia depresi karena ia dipecat di suatu perusahaan rekamannya sehingga bunuh diri di apartemen tersebut Anggota tubuhnya sempat terpisah tapi untunglah tidak semua. Hanya tangannya dan lehernya patah. Tapi ketika di rumah sakit,ia divonis meninggal. Ketika itu,kami kuburkan saja jasadnya di pemakaman."

Astaga! Apakah aku benar benar skizofrenia selama hidupku? Bahkan aku belum pernah ke gedung atau bangunan berlantai tinggi.

"Itu terlalu sadis. Padahal ia meninggal karena menyelamatkan wanita yang dirampok."

"Sebenarnya siapa kau ini? Jangan memutar balikkan fakta yang ada!" Bentak Paul.

Kemudian tiba tiba,lantai yang kupijak menjadi rubuh dan aku pun terjatuh lagi ke kedalaman dan menerawang masa masaku selama aku hidup.

Dorrr...

Aku pun tidak sengaja terkena tembakan dari seorang warga. Inilah kenyataan yang benar benar terjadi. Datanglah Paul yang mencoba menolongku.

"Hei? Apa kau tidak apa apa?" Tanya Paul.

"Ya. Aku tidak apa apa. Terima kasih,Paul. Kau sudah datang untukku." Lirihku.

"Darimana kau tahu namaku?" Tanya Paul heran.

"Bukankah kau sepupuku? Kau lupa? Aku ini John Lennon." Jawabku meyakinkan.

Apakah ini bukan kenyataan lagi? Ayolah. Aku sudah lelah dengan mimpi mimpi ini. Apakah ini bagian dari neraka? Tidak mungkin! Aku sudah bertobat dengan semua kerabatku dan keluargaku.

"John Lennon? Aku tidak mengenalnya." Jawab Paul.

Seketika,hatiku terasa semakin sakit untuk menerima mimpi ini. Aku harus terus mencari kehidupan nyataku sebenarnya.

To be continued...

Akankah John menemukan kehidupan nyatanya? Tunggu episode selanjutnya.

Yesterday and Today [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang