Yesterday and Today 4

83 7 2
                                    

Take this broken wings,and learn to fly.
-The Beatles-

Aku pun terjatuh dari tumpukan rumput yang baru saja aku tiduri. Aku terjatuh lagi di kedalaman yang semakin dalam. Kapan ini akan berakhir? Dimana sesungguhnya dasar dari mimpi ini?

Gubrakkk...

Aku terjatuh tepat di tempat yang kosong dan pengap. Aku hanya dapat mendengar suara pastor berbicara pemberkatan untuk seseorang.

Apakah yang dibilang orang itu benar?

Aku sadar! Aku sudah meninggal! Aku ada di dalam peti! Syukurlah! Mungkin inilah kenyataanya.

Tapi,kalaupun aku meninggal, seharusnya aku tidak merasa pengap dalam peti ini.

"Baiklah. Kita bawa mayat ini ke pemakaman." Kata pastor.

Kemudian,aku digiring menuju tempat peristirahatan terakhirku. Aku merasa kalau ini sudah benar benar nyata,tapi aku masih dapat merasakan pengap dan aku ingin bernafas.

Kemudian,keheningan pun membuatku yakin kalau mereka sudah pergi. Apa aku dikubur hidup hidup juga? Astaga! Ayolah hentikan kenyataan lelucon ini! Pasti ini juga bagian dari mimpi. Aku ingin kenyataan sesungguhnya.

Tapi,aku tidak merasakan kalau aku akan terjatuh lagi. Oh tidak! Aku tidak bisa menerima ini! Aku harus mencoba keluar dari sini.

Aku menjadi tidak bisa diam di peti. Aku mencoba untuk membuka peti ini,tapi aku semakin melemah.

Tapi,ntah mengapa tiba tiba saja peti itu terbuka dengan sendirinya. Ada cahaya lampu yang membuat silau. Tapi,tiba tiba cahaya itu hilang. Aku pun keluar dari peti.

Aku merinding karena disini memang dingin dan seram. Sepi sekali di sini. Apalagi sekarang sudah malam. Aku pun keluar dari pemakaman.

Tiba tiba,saat aku sudah berjalan di tengah tengah kota,ada mobil berkecepatan tinggi yang hendak melintasiku. Kenapa selalu saja mobil yang membuatku kecelakaan?

Aku pun tersungkur kembali di jalanan. Mataku perlahan tertutup dan bayangan terakhirku hanyalah Paul yang ternyata memang menabrakku. Aku hanya dapat mendengar jeritan kecil darinya.

"John! Bangunlah John! Jangan tinggalkan aku! Seharusnya kau sudah ada di peti. Kenapa kau masih bisa keluar lagi?" Panik Paul.

"Ehhh? Jangan tinggalkan kamu? Bukankah aku sudah meninggal dan kau masih hidup. Aku kan sendirian di peti. Kau menyuruhku kembali ke peti lagi?"

"Kau ini! Aku kan juga meninggal karena bunuh diri. Kau kan meninggal dan sesuai janji kita,kita harus sehidup semati. Jadi aku menyusulmu."

Kemudian,rasanya aku terjatuh lagi di kedalaman lagi. Paul melihatku dengan bingung. Aku terjatuh dan mengupas kembali seluruh masa masaku yang berupa kenyataan dan mimpi. Aku menerawang salah satu masaku yang sesungguhnya. Kucoba mengingat itu semua dan kunyatakan jika aku menemukan kenyataan sesungguhnya. Seharusnya aku di rumah sakit. Aku berusaha mencapai kejadian itu,tapi tidak bisa karena aku semakin turun dan di bawah semakin gelap dan kosong.

Aku terjatuh di sebuah ruangan kosong dan gelap. Tidak ada yang bisa kulihat sekarang. Sama sekali! Tiba tiba,cahaya membangunkanku dan membuatku penasaran dari mana datangnya sumber cahaya tersebut.

"John? Kaukah itu?" Tanya seseorang yang memegang senter.

"Paul? Katakan kalau ini adalah kenyataan atau mimpi! Pasti ini mimpi,kan? Aku tidak halusinasi selama hidup. Tidak mungkin aku hidup di dunia kekosongan ini."

"John! Aku merindukanmu!" Katanya sambil memelukku dan menjatuhkan senternya.

"Emmmm... Dimana kita sekarang? Kenapa kita bisa disini? Apakah ini bagian dari dunia?" Aku hanya dapat menerima pelukannya saja.

Tapi pelukan ini terasa sangat nyata. Aku dapat merasakan kehangatan.

"Jangan pergi lagi,John!" Tangis Paul.

Kemudian,kesadaranku menghilang lagi tiba tiba tanpa sebab. Padahal momen ini adalah momen yang kutunggu tunggu.

"John! Bangunlah,John! Seharusnya kau sadar sekarang! Jangan tidur!" Teriak Paul.

Tidur? Aku tidak mungkin tidur. Ini kan memang arwahku.

"Jangan tinggalkan aku,John!"

Dig...Dag....Dig...Dag...

Suara detak jantungku yang asli sudah terdengar. Aku pun terbangun.

"John! Jangan pergi,John! Seharusnya kau sadar sekarang. Mesin pendeteksi jantung sudah berjalan dengan normal. Harusnya kau hidup sekarang!" Tangis Paul.

Jadi? Aku sedaritadi memanglah meninggal. Dan mesin pendeteksi jantung itu menunjukkan kalau aku kritis? Lantas apa yang aku lakukan tadi? Apa itu benar benar mimpi?

Cahaya sesungguhnya pun terlihat. Aku ada di rumah sakit! Inilah kenyataan yang sesungguhnya.

"Dokter! Kenapa ia belum bangun juga! Aku menuntutmu!" Bentak Paul yang kecewa.

"Sebaiknya kau perhatikan pasien itu,tuan Paul. Dia sudah membuka matanya itu!" Kesal dokter.

"Begitukah? Maaf dokter." Sesal Paul.

Dokter pun pergi. Hanya tersisa aku dan Paul di ruangan ini. Aku bertanya kepada Paul.

"Paul! Katakan kalau ini kenyataan! Tolonglah!" Mohonku.

"Apa maksudmu?" Tanyanya heran.

"Katakan saja!" Paksaku.

"Bagaimana caranya?"

"Tampar aku!" Perintahku.

"Apa benar tidak apa?" Tanyanya meyakinkan dulu.

"Ya! Cepatlah!"

Kemudian Paul menamparku sekuat tenaga.

"Awww... Sakit! Kenapa kau menamparku?" Jeritku.

"Bukankah kau yang memintanya?"

"Tapi tidak sekencang itu! Kau benar benar merasa tidak punya dosa. Tapi,ini benar benar nyata! Yeay! Aku bebas dari mimpi aneh tadi!" Kataku sambil memeluk Paul

"Mimpi apa? Pantas saja tidurmu nyenyak sekali dari kemarin." Melepaskan pelukanku.

"Bagaimana keadaanmu? Bukankah kau tertembak?"

"Iya. Tapi operasi berjalan lancar. Perutku sudah dijahit. Kau mau melihatnya?"

"Tidak,terima kasih. Perutmu tidak indah untuk dipandang. Kau kan gemuk."

"Terserah."

"Siapa yang menyelamatkanku dari anemiaku?"

"Aku. Aku mendonorkan sedikit darah untukmu."

"Terima kasih Paul. Kau memang saudaraku yang baik."

"Kau sadar kalau aku adalah saudaramu?"

"Ya."

"Akhirnya kau sembuh juga. Oh iya,tadi kau bilang kau bermimpi. Memang mimpi apa?"

"Kalau diceritakan akan panjang. Kita cerita saja di rumah."

"Huhhh... Baiklah. Ayo kita pulang." Katanya cemberut.

"Hei jangan begitu! Senyumlah!" Perintahku.

"Bagaimana?" Senyum Paul yang tidak ikhlas.

"Kurang ikhlas." Candaku.

"Terserah."

Dan kami pun pulang bersama.

To be continued...

Yesterday and Today [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang