Baikan 2

69 10 0
                                    

There's nothing that you can do that can't be done.

"Maafkan aku sekali lagi,Paul! Tolonglah! Aku menyesal selama ini aku tidak bisa mengatur emosiku. Yang aku tahu hanyalah marah,marah dan marah." Curhatku.

"Tenanglah,John. Sekarang lihatlah aku." Kata Paul sambil melepas pelukanku dan memegang kedua tanganku.

"Aku tahu kalau kau juga akan menyesali ini karena takut kalau aku pergi. Mungkin aku keterlaluan telah membuatmu marah,tapi aku bangga denganmu karena telah menyadari kesalahanmu itu. Aku tahu kalau kau adalah orang yang pemaaf,tapi butuh proses lama. Aku akan memaafkanmu,John. Kaulah kakak dan sahabat terbaikku sepanjang masa." Kata Paul yang menyentuh hati.

"Aku merasa bersalah kepadamu,Paul. Aku tidak pantas untukmu. Kau tak pantas memaafkanku yang telah salah sangka dan sudah emosi denganmu. Kutuklah aku,Paul." Kataku sambil menangis dan berlutut.

"Tidak. Aku tidak akan mengutuk seseorang yang telah melindungiku dulu." Kata Paul sambil berlutut.

"Tapi aku memang seperti itu. Aku telah memarahimu."

"Biarpun kau seperti itu,aku tetap dekat denganmu. Siapa yang bisa menggantikanmu?" Katanya sambil menghiburku.

"Benarkah?" Kataku sambil memperlihatkan wajahku kepada Paul.

"Ya. Sudah,hapus air matamu. Air mata tidak cocok untuk laki laki pemberani sepertimu." Kata Paul yang mengingat kata kata itu.

"Kau ini! Itu kan kata kataku waktu aku menghiburmu." Kataku sambil tertawa kecil dan memukul pundaknya.

"Sekarang kau kan sedang sedih,apa kau tidak mau dihibur juga?" Tanya Paul.

"Hehehe..." Tawaku.

Kemudian,datanglah segerombolan teman temanku di kampus yang sedaritadi mengintai kami di balik rumahku.

"John,aku mewakili teman temanku ingin meminta maaf karena kami menjahilimu dengan keterlaluan. Kami tahu kalau kau orang yang emosi,tapi ini bisa dijadikan pembelajaran kalau marah tidak akan menyesaikan masalah. Maukah kau memaafkan kami?" Sesal Stewart.

"Aku tidak..." Bentakku terputus putus.

Semua menjadi hening ketika aku berteriak. Begitu pula dengan Paul. Mereka menundukkan kepala karena merasa sangat menyesal. Sedangkan Paul merasa keberatan dengan John.

"Tidak akan mengecewakan kalian. Kalian akan kumaafkan!" Candaku.

Mereka semua pun memberi hadiah kepadaku. Kami pun merayakan pesta ulang tahun kecil kecilan untukku di rumah ku juga.

Akhirnya pun mereka pulang.

"John,kami ingin pulang." Kata Linda.

"Baiklah. Terima kasih untuk kado dan keramaian kalian disini. Hati hati di jalan!" Nasihatku.

"Iya!" Jawab mereka kompak dan segera pulang ke rumah masing masing.

Sementara itu,aku membuka hadiah hadiah yang mereka berikan padaku. Ada yang memberikanku buku diary,jam beker,dan hadiah hadiah menarik lainnya.

Tapi ada salah satu hadiah spesial. Ini dari seseorang yang kukenal sejak dulu.

"Hmmm... Ini pasti dari Paul." Gumamku dalam hati.

To be continued...

Kadonya ada 2 bungkus. Kira kira apa isinya sehingga membuat John terkagum kagum? Nantikan part selanjutnya.

Yesterday and Today [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang