Setelah kejadian kemarin di kantin, Arin ngga pernah nongkrong bareng Chaeyoung, Tzuyu, dan Eunchae. Pasalnya Chaeyoung sama Eunchae lagi kesel sama Tzuyu. Males juga mereka berdua buat deketin Tzuyu sekarang.
Udah semalem lagi ngerjain pr disambi sama nangis, eh bukunya ketetesan air mata. Tinta pulpennya luntur menjadi warna ke-unguan. Tisunya habis banyak buat ngelap ingus. Lebay ngga sih? Ya pikirin sendirilah.
Hari ini pelajaran kimia. Arin fokus dengerin bu guru menerangkan. Makin kesini babnya makin susah. Arin kapok tiap ulangan remidial mulu. Walaupun ada senangnya juga remidial, habis Mark juga remidial kan jadi ada temen. Sok ae lah si Arin.
Mark dari tadi main penggaris mengenai tangan Arin. Mau marah tapi di tahan. Gimana ngga marah, mainnya pakai penggaris besi. Rasain aja sensasi ujung tajamnya penggaris.
"Mark, stop plis!" bisik Arin melirik Mark perlahan-lahan.
Mark tetap aja ngelakuin yang dia lakuin sekarang. Masih mainin penggaris.
Ngga sabar, Arin langsung merebut penggaris besi dari tangan Mark. Spontan Mark menoleh.
"Lagi asyik main malah digangguin!" keluh Mark tidak terima penggaris besi tadi direbut Arin.
"Tau ngga? Sakit nih tangan kena ujungnya! Lagian juga penggaris siapa?" Arin menaruh penggaris ke dalam kolong meja. Mata Mark mengikuti gerak tangan Arin yang memasukkan penggaris ke dalam kolong meja.
"Gua minjem ngga apa-apa kali?" pinta Mark mengutak-utak isi tempat pensil Arin. Mencari suatu barang untuk di mainkan.
"Ih, Mark!" Arin merebut tempat pensilnya dari tangan Mark dengan sigap. Mark mendecak.
"Yaelah, Rin pelit banget lo!" tutur Mark memandang Arin jengkel cukup lama.
"Makanya modal!" Arin mendekatkan wajahnya ke wajah Mark.
"Makanya beliin!" Mark ngga mau kalah.
pluk!
Penghapus papan tulis tepat mengenai kepala Mark. Otomatis Mark memegang kepalanya karena sakit. Arin menahan tawa melihat kelakuan Mark.
"Eh kamu, nduk! Sini maju jangan ketawa-tawa!" pinta bu Nur dengan nada galak.
Arin menunjuk dirinya sendiri. "Saya, Bu?"
"Iya siapa lagi? Maju sini cepet kerjain soal di depan. Ngomong wae sama sebangkunya. Ngomong istirahat jangan jam pelajaran saya. Minta di nikahin kalian berdua?" omel bu Nur, matanya melotot.
"Cieeeee," seisi kelas berseru setelah bu Nur mengatakan 'minta di nikahin kalian berdua'.
"Saya ngga mau nikah sama dia, Bu," protes Mark sambil menunjuk Arin.
"kamu, nang! Maju juga kerjain soal didepan!" perintah bu Nur nadanya makin meninggi.
"Kan saya sudah pernah maju, Bu," Mark ngga berhenti protes, ngga mau kalah dari gurunya.
"Salah kamu berantem terus sama sebelahmu. Mau maju apa di nikahin kalian berdua? Ibu bikinin undangannya sekalian!" Bu Nur berkacak pinggang.
Dalam hitungan detik Arin dan Mark maju ke depan untuk mengerjakan soal pemberian bu Nur. Mantap aja sih ya soal kimia, hahaha.
Mark garuk-garuk kepala bingung mau ngerjain soalnya gimana. Arin memainkan tutup spidol mencermati soal. Mereka berdua sama-sama diam, tidak menggoreskan apa-apa di papan tulis.
Arin mundur beberapa langkah untuk melihat model soal Mark. Beda! Telapak tangan Arin berkeringat. Takut ngga bisa jawab terus di ledekin lagi.
Arin memutar badannya perlahan. Matanya mengarah pada Chaeyoung yang sibuk main hp. Ia menyebut kata 'chae' dengan berbisik.
Ya tolol juga Arin manggil Chaeyoung yang duduknya pojok belakang mau di panggil kaya begitu ngga bakal dengar.
Pandangan Arin teralih ketika Mark mulai memainkan spidolnya.
Ngga nulis apa-apa.
Arin mati otak di depan. Menyesal tidak mendengarkan bu Nur. Harusnya cuek aja Mark mainin penggaris sampai tangannya luka-luka. Toh, dia ngga bakal di hukum di depan. Di tambah soal yang ngga tahu pakai cara yang mana.
"Ngga bisa, nang, nduk?" tanya bu Nur memandang dua muridnya di depannya.
"Jujur saya ngga bisa, Bu," jawab Mark enteng.
Arin menggelengkan kepala. Santai bener Mark ngomongnya.
"Mending saya ngerjain soal fisika, Bu," ujar Mark belagu.
"Oo, gitu? Banyak gaya ya? Berani nantang?" Bu Nur bangkit dari kursi menyilangkan tangan di dada.
"Kalo saya ngerjain 15 soal dari Bu Nur terus dikumpulin besok, ngga masalah kok, Bu." Mark membuat seisi kelas gregetan. Ada anak yang berani menantang guru killer.
"Yaudah sana duduk! Kamu juga duduk, nduk!"
"Loh kenapa, Bu?" tanya Arin terkejut.
"Udah, kamu paling ngga bisa ngerjain soal saya. Tugas kamu sama kaya dia. 15 soal nanti saya kasih."
Tanpa menjawab Arin melangkah menuju kursinya. 15 soal? Yang benar aja. Pr 5 soal aja boro-boro Arin kerjain.
Arin menatap Mark geram. Tangannya hampir menonjok muka tampan Mark. Kesal pakai banget.
sayangnya gua suka sama lo Mark, ngga tega jadinya -Arin
Jam pelajaran kimia selesai. Waktunya pulang. Arin paling semangat urusan pulang. Arin mendahului teman-temannya memasukkan buku ke dalam tas. Dia juga sudah memakai jaket, bersiap untuk pulang. Ranselnya juga sudah di kalungkan di bahunya.
Arin menarik tas Mark yang buru-buru pulang. Mark berhenti begitu tasnya di tarik.
"Mau dengerin gua nyanyi nggak? Tebak lagunya ntar gua traktir," kata Arin konyol.
Mark mengiyakan. Mau-mau aja kalau soal traktir.
"Lagu apa?" tanya Mark duduk diatas meja, diikuti oleh Arin.
"Ya ngga gua kasih taulah. Dengerin ya?"
Mark mendekatkan duduknya. Bersiap telinganya mendengar suara Arin. Arin berdehem sebentar membenarkan suara. Mulutnya bersiap bersenandu.
"Jangan kau pilih dia
Pilihlah aku yang mampu mencinta mu lebih dari dia
Bukan ku ingin merebutmu dari sahabat ku
Namun kau tahu
Cinta tak bisa tak bisa kau salahkan."Mark diam setelah Arin menyelesaikan nyanyiannya. Memikirkan lagu apa yang di nyanyikan. Jari telunjuknya menyentuh dahi. Menekannya supaya dapat berpikir. emang ngaruh?
"Ngga tau," jawab Mark sambil menggelengkan kepala.
Arin tersenyum tipis. Dia turun dari meja mendahului Mark.
"Ngga jadi traktir ya? Oke bye!"
Arin berjalan sambil melambai.
Mark yang masih duduk diatas meja memandang Arin. Ia paham betul apa maksud Arin menyanyikan lagu itu. Bukannya Mark ngga tau, tapi dia sengaja ngga bilang.
๑ ๑ ๑
update setiap Jumat

KAMU SEDANG MEMBACA
silly boy ─ mark lee × arin ✔
Fanfictiongua yang tulus bisa apa? ©2016, markchalatte