sekarang mereka sedang menikmati makan siang di Jatim yang gak usah disebut tepatnya ada dimana. mereka makan disebuah resto dengan menu nasi putih, sop ayam, dan berkedel. gak lupa dengan sambal sebagai tambahan. asik laper gua.
Mark, Arin, Chaeyoung, Tzuyu, Eunchae, Dino, Renjun, dan Haechan duduk di satu meja yang sama. sambil makan mereka membahas kegiatan mereka di bis. Dino udah pasti cerita soal Tzuyu yang ngamuk-ngamuk ke dia, dan akhirnya mendapat gebukan keras dari Tzuyu di punggung Dino. Haechan bercerita soal Chanhee yang sama sekali gak ada asyiknya. Eunchae menggosip sepanjang perjalanan dengan Yeri. Arin dan Chaeyoung menikmati pemandang di luar jendela. Mark tidur mulu karena Renjun sibuk ngegame.
"percaya dah kita selama 5 hari mabok sop," celetuk Dino mengunyah berkedel yang masih ada di mulutnya.
"masih mending dikasih makan, bego," balas Chaeyoung sengak. mulut Dino seketika bungkam, dan yang lainnya menahan tawa.
"temen-temen gua duluan ya," Arin bangkit dari duduk pamit duluan keluar.
"lah duduk dululah Rin. kan kita gak bakal ketemu habis ini," sergah Haechan supaya Arin gak benar-benar meninggalkan mereka.
Arin menggeleng sambil tersenyum menampilkan barisan giginya yang rapi. "makan malam nanti kan kita ketemu."
Renjun menyikut lengan Mark. Mark langsung menoleh karena sedari tadi sibuk mengunyah semangka. Arin mau ketemu Chanhee dah kayaknya, bisik Renjun.
Mark memandang Arin yang berjalan keluar pintu resto. ketika hendak bangun, tangannya digenggam oleh Chaeyoung membuat Mark gak jadi ngejar Arin.
"gua mau ngomong sama lo," kata Chaeyoung dengan suara pelan. Mark pun kembali duduk.
── 🍃 ──
Chanhee berdiri disamping gazebo──belakang resto. dihadapannya disuguhkan langsung pemandangan gelombang ombak dan angin yang super kencang. dari tadi rambut Chanhee ketiup angin, dan poninya gak ada hentinya nusuk mata Chanhee.
"Chanheeeee!" teriak Arin memanggil Chanhee.
Chanhee memutar badan dan melambaikan tangan setinggi mungkin. "Arinnnnn!" balasnya.
Arin mempercepat larinya menuju Chanhee. sampai disana Arin duduk diatas batu sambil mengontrol nafas. Chanhee ikutan duduk disebelah Arin.
"mabuk gak di jalan?" tanya Chanhee nadanya ngeledek.
Arin menyipitkan mata. udah matanya sipit tambah disipitin ya tinggal segaris doang.
"ngenyek kan?" Arin balik nanya, Arin menarik punggungnya ke belakang menjauhkan diri dari Chanhee.
"memang," jawab Chanhee tersenyum jahil.
Arin mendorong lengan Chanhee kuat-kuat.
"Rin ntar gua jatuh," kata Chanhee menahan tubuhnya supaya gak jatuh.
"nyebelin sih." Arin masih terus mendorong Chanhee. Arin gak bakal berhenti kalau Chanhee belum jatuh.
"iya iya ampun," Chanhee memegang kedua tangan Arin. lalu Arin menuruti perkataan Chanhee.
Chanhee menatap Arin sambil senyam-senyum gak jelas. Arin sendiri──matanya fokus melihat ombak.
Chanhee menyodorkan sebungkus yupi stroberi dan apel ke Arin. Arin memandang kedua yupi itu lalu memandang Chanhee.
"ambil aja belum gua makan kok," kata Chanhee.
"ah gak ah Chan makasih," Arin menggelengkan kepala──menolak yupi pemberian Chanhee.

KAMU SEDANG MEMBACA
silly boy ─ mark lee × arin ✔
Fiksi Penggemargua yang tulus bisa apa? ©2016, markchalatte