Pertemuan

24 2 0
                                    

     Saat Erina berada diatap hujan semakin lebat angin pun semakin kencang, tapi Erina tak memerdulikannya ia tetap menangis dan berteriak tanpa suara. Karena tak ada yang menganggap keberadaan Erina didunia ini saat itu juga terlintas pemikiran yang tak pernah muncul dalam kepala Erina.

     Ia mencoba menggakhiri hidupnya bersama hujan karena hujan selalu merenggut semua darinya.
" Kenapa ! Kau melakukan ini padaku, padahal kau sangat baik padaku dulu kenapa kau berubah ? Jawab aku hujan ! Erina membentak tanpa suara."
" Apa kau menginginkan ku ? Nada suara Erina memelan seperti orang yang sudah putus asa."

     Tanpa pikir panjang Erina berjalan menuju ketempat yang tinggi lagi digedung itu, dia sudah sampai pada ujung gedung tapi ia masih merasa bimbang untuk melompat. Tiba-tiba ada angin yang kencang sehingga keseimbangan Erina tidak stabil, akhirnya Erina terpeleset dan ia tak bisa berteriak kemudian ...

     " Aduh nih cewe ! " suara anak laki-laki yang memegani tangan Erina kemudian menariknya ke atas dan membawaku ketempat yang teduh. Lu ini kenapa pengen mati ? Bentak laki-laki itu padaku."
Aku hanya mengangguk dan menggeleng untuk menjawab pertanyaannya.
" Hoy lu tau tinggi gedung ini berapa, kalau lu mati gimana ? Kalau pingin mati jangan disini ke tempat lain aja, nyusahin tau. Woy lu bisa denger gua kan dih nih cewe gak bisa ngomong apa ! Laki-laki itu memarahiku dan aku hanya terdiam dan menagngis namun tiba-tiba suaranya memelan.

" Rain ... fyuh ... jadi kau gadis itu ?
Aku menangguk, lalu laki-laki itu mengeluarkan ponsel dan membiarkanku menulis apa yang ingin kukatakan padanya dan ia menjawab."

Erina : " kenapa kau tau namaku ? "
Cowo? : " liat nametag lu "
Erina : " tapi kenapa kau menyelamatkan ku ? Padahal ku ingin pergi dari sini karena semua orang itu sama saja kejam "
Cowo? : " hahaha tentu saja membiarkan lu hidup dan tidak semua orang seperti itu "
Eerina : " kau bohong selama ini aku selalu dikucilkan "
Cowo? : " jika gua bohong kenapa gua mau nyelametin lu " sambil ketawa.
Erina : " terima kasih tapi aku tetap ingin mengakhiri hidupku "

     " itu terserah lu kan ? " laki-laki itu berdiri dan pergi meninggalkanku. Kemudian ponsel yang ku pegang tadi bergetar "  satu pesan diterima : ponsel ini buat lu. Dengan sender bertuliskan Hujan "  tapi aku tak tau cara menggunakan ponsel sama sekali jadi aku tak membalas pesannya.

     Sekolah diliburkan selama 2 minggu dan pengirim yang bernama hujan selalu mengirim pesan tapi tak pernah ku balas kadang juga ia menelepon tapi tak kuangkat.

SKIP TIME

     Aku pergi kesekolah dan masuk ke kelas baru ku kelas XI dan lagi-lagi mereka menatapku dengan tajam aku duduk dibangku belakang dekat jendala tapi hari ini berbeda
" Oy Rain kenapa lu gak bales pesan gua 2 minggu lagi " teriak laki-laki yang meyelamatkanku sambil terengah-engah mungkin ia berlari.
Sontak teman sekelasku kaget mendengarnya ternyata ia kakak kelas yang sangat tampan serta ia juga populer di SMA ini.

     Aku langsung mengeluarkan kertas dan pena lalu menulis maaf aku tak bisa menggunakan ponsel  lalu aku tersenyum padanya.
Cowo? : " Dih ni anak kenapa gak bilang sih "
Erina : " kan aku tak tau cara menggunakannya "
Cowo? : " pokok lu nanti gua tunggu sehabis pulang sekolah digerbang gak boleh nolak " ia langung pergi meninggalkan kelas. Dan bel berbunyi tanda pelajaran akan dimulai.

     Jam istirahat tiba, seperti biasa Erina membawa bekal dan memakan sendiri dibangkunya kemudian Erina pergi menuju toilet tak sengaja ia mendengar teman sekelasnya bergosip
" Hei lu tau gak anak bisu itu pagi tadi didatangi cowo paling populer "
" WTF maksut lu EREN HUJANIAR ? "
" Iya kakak kelas itu yang ganteng, keren, idaman banget kan ? "
" Tapi kenapa dia pilih sibisu itu ya padahal dia gak bisa ngomong kan nyusahin mending ama kita ya " wkwkwkw tawa teman sekelasnya yang tak mengetahui bahwa ada Erina didalam.

     " EREN HUJANIAR ? Oh jadi HUJAN itu namanya tak kusangka " gumam Erina dalam hati. Kemudian Erina meninggalkan toilet ia melihat para gadis menatapnya dengan aneh akan tetapi Erina tak menggubrisnya. Ia berjalan menuju perpustakaan untuk membaca saat itu ada gadis yang mengajaknya bicara.
" Hei lu ERINA RAIN kan ? " Tanya gadis itu Erina hanya mengangguk kemudian gadis itu meminjami ponselnya agar Erina bisa menulis apa yang ingin ia katakan.
Gadis ? : " lu beruntung bisa dekat ama Eren, tak kusangka Eren memilih lu ya ? "
Erina : " Apa maksudmu beruntung memilihku ? Aku dan dia baru kenal akhir-akhir ini"
Gadis ? : " lu polos sekali ya ? Hahaha "
Erina : " polos ? Eh maaf aku gak paham, omong-omong namamu siapa ?"
Gadis ? : " panggil saja aku SUNNY, Sunny kusuma dewi kelas XII IPS calon pacarnya EREN "
Erina : " Calon pacar ? Heh kok calon kak sunn ? "
Sunny : " Ish lu ah bad mood gua -_- Eren itu emang aneh cewe kiyut nungguin malah gak dilirk eh tau-tau malah ngelirik lu "
Erina : " maaf kak aku tetep gak paham, heheh"

     " Ah sudahlah nanti lu tau sendiri, btw udah mau masuk nih gua duluan ya bye Erina " sambil melambaikan tangan pada Erina. Erina hanya bingung dengan apa yang dikatakan kak sunny saat diperpus pada akhirnya Erina tak menggubrisnya. Jam pelajaran pun usai Erina mendapat pesan dari Hujan bahwa ia menunggunya didepan gerbang sekolah.

     Nophan : " Apakah RAIN  akan menemui HUJAN  ?
Nah Minna boleh menebak apa yang akan terjadi selanjutnya \^0^/
Kritik n Saran masih Nophan terima XD dan jangan lupa vote ya ... "

HUJAN dan RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang