Hilang

13 1 0
                                    

     Sesampainya dirumah tiba-tiba air mata Erina keluar ia tak bisa menghentikannya ia terus menangis dalam kamarnya ia merasa kecewa dan lagi-lagi pikiran negatifnya mulai mempengaruhinya. Ia memutuskan untuk membolos sekolah besok dan menyendiri untuk beberapa waktu.

     Beberapa hari kemudian Erina pergi sekolah dan ia kelewatan materi. Waktu istirahat saja ia pergi ke perpus untuk mengejar materi yang ia tinggalkan.

"Aku tak boleh terpuruk dalam jurang lagi dan aku harus tetap maju aku yakin semua nanti akan sendiri sepertiku"

     Bahkan sepulang sekolah saja ia pergi ke perpustakaan kota untuk belajar bahkan dipikiran Erina sekarang hanya belajar dan belajar, tak terlintas sedikitpun tentang Eren Hujaniar yang sudah melukai hatinya.

     Sebentar lagi UTS akan dilaksanakan tentu saja Erina mengejar beasiswa karna ia hidup dari uang beasiswa. Ia berjalan menuju koridor untuk melihat jadwal dan ia tak sengaja mendengar kaka kelas yang sedang membicarakan sesuatu.

" eh lu tau gak Eren udah gak masuk sebulan lebih kenapa ya ? "
" gua denger" sih dari kecil ia sering gak masuk sampe sebulan lebih "
" btw kemana trus gua mau stalker siapa lagi disini cuma dia yang cogan "

     Erina terkejut mendengar itu, ia bertanya-tanya kenapa Eren tak sekolah selama itu pikirannya saat itu campur aduk. Tapi untuk saat ini ia fokus ke belajarnya.

SKIP TIME

     Setelah ujian berakhir Eren masih belum masuk juga. Erina bingung kenapa ia tak masuk pihak sekolah tidak memberitahukan pada semua siswa kenapa Eren tak masuk sekolah selama itu.

     Setelah itu pengumuman sudah ditempelkan di seluruh mading dan lagi-lagi Erina mendapatkan beasiswanya. Tak sengaja ia melihat nama Eren Hujaniar di kertas yang terpampang dan disana tertulis jelas nama serta nilainya, ia bingung kenapa nama serta nilai ada di kertas ini sedangkan orangnya menghilang akhir-akhir ini.

"Apa yang terjadi padamu Hujan apa kau baik-baik saja ? Tapi kenapa kau tak muncul seperti biasanya ?"

     Ia sangat mengkhawatirkan Eren yang tak pernah datang lagi. Erina sudah mencoba ratusan kali memberi pesan padanya namun tak ada balasan sedikit pun.

     Erina pulang kerumah seperti biasa melakukan aktivitasnya. Malam pun tiba ia pergi untuk belajar dan setelah itu dia akan tidur sebelum itu ponsel nya berbunyi ternya itu pesan dari Eren yang mengatakan :

"Maaf waktu itu gua gak dateng, sebagai permintaan maaf besok ketemu di taman biasa sepulang sekolah"

"Kau dimana hampir dua bulan gak masuk sekolah hujan ?  Aku khawatir terjadi sesuatu padamu"

     Setelah ia membalas pesan, tak ada jawaban dari pertanyaannya itu. Sekali lagi ia mencoba mengirim pesan namun usahanya sia-sia.

     Esoknya ia pergi kesekolah dan ia berniat untuk menolak ajakan Eren lewat pesan semalam dengan menemuinya.

     Saat istirahat ia bertanya pada Sunny kakak kelas yang mengaku calon pacar Eren.

"Kak lihat Hujan kah ?"
" Hujan ? Siapa ? "
"Eren Hujaniar"
" Gua udah gak liat dia sejak dua bulan terakhir, dia bahkan tak membalas atau mengangkat telfonku. Nomornya juga tidak aktif, memangnya kenapa ?"

Erina hanya tersenyum dan membungkukan badanya dan pergi.

     Setelas sampai ia langsung menaruh kepalanya diatas meja dan memandang langit dari jendela ia memikirkan tentang Eren.

"Aku membencimu Hujan. Kenapa kau seperti pelangi yang hanya datang sesekali lalu hilang lagi tanpa alasan ?"

Air matanya keluar dengan sendirinya kemudian ia menghapusnya.

     Bel sekolah berbunyi waktu pulang sekolah, ia langsung pulang kerumah tanpa menemui Eren karna ia berfikir akan sama seperti waktu itu.

Konichiwa minna ^0^/
Nophan in here ㄴ°3°ㄱ
Jangan lupa Vote n Coment <e>

HUJAN dan RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang