Setelah mendapatkan mimpi itu Erina mencoba mencari dimana ia sekarang. Ia bertanya pada teman-temanya tapi tak ada satupun yang tahu keberadaannya.
Hanya satu tempat yang bisa menjelaskan semua itu. Tempat saat mereka bertemu. Erina hanya mengingat pohon besar itu. Tapi ia tak tahu letaknya dimana.
Terlintas dipikirannya pohon tua yang ia temui beberapa hari yang lalu. Tapi saat ia mencoba memastikannya ternyata bukan pohon itu.
"Pohon, saat aku bisu, terjatuh, bocah itu ... itu 9/10 tahun yang lalu berarti aku di ..." gumamnya.
"Kenapa aku melupakannya dasar bodoh"
Erina langsung berlari menuju pohon itu. Sesampainya disana ia melihat pohon itu dan ada goresan yang tertera disana. Goresan itu cukup lama jadi membacanya pun susah.
"Tulisan apa ini ? 12 ain ... lalu It ... ? Apa maksutnya. Ini tulisan cukup lama pantas saja goresannya juga hampir hilang"
"Erina kau kah itu ?" Seorang wanita memanggil.
"Iya, Dokter ?"
"Apa kau mulai mengingatnya ?" Tanya dokter itu.
"Aku hanya ingat beberapa saja" menundukan kepala.
"Benarkah ? Pasti dia senang meski kau hanya mengingatnya sedikit" tersenyum.
"Dokter mengenalnya ?"
"Dasar gadis ceroboh" ejek dokter.
"Bagaimana dokter tau"
"Aku melihatnya"Setelah cukup lama mengobrol. Dokter itu mengajaknya kerumah orang yang Erina cari. Setelah ia tiba disana, ia kagum semua barang-barang yang berhubungan tentangnya orang itu simpan dengan baik.
Berbeda dengan Erina yang langsung melupakannya bahkan diReset oleh nya. Ia terharu saat melihatnya. Dan ia menyesali jika ia tak pernah menyadari keberadaannya selama ini.
Padahal dirinya sudah berada disisinya, dan dia menepati janji pada Erina bahwa dia yang akan menemukan Erina pertama kali dan memanggilnya Rain.
"Dokter apa aku selama ini menyakitinya ?"
"Erina ini semua bukan salahmu kok tenang saja"
"Tapi jika aku datang lebih awal dia pasti ..." menangis.
"Tenanglah dia pasti marah padaku jika kau menangis"
"Tapi aku ... hiks hiks hiks"Dokter itu memeluk Erina dengan erat dan mengelus kepalanya.
"Apa ia akan memaafkanku ?"
"Dia akan selalu memaafkanmu"
"Apa dia masih ingin melihat wajahku ?"
"Dia selalu menunggumu"
"Aku ingin bertemu dengannya kumohon"Melihat Erina seperti itu, Dokter itu membawanya ke tempat yang cukup jauh. Tempat yang sangat sepi menurutnya. Saat membuka pintu rumah jantung Erina berdegup dengan kencang.
Ia menelan ludah, tangannya gemetar, dan ia berfikir raut wajah seperti apa saat melihatnya. Dengan keberaniannya ia mulai membuka pintu itu.
"Krekkk !!! Permisi ..."
"Eh ?" Menatap Erina.
"Boleh kah ?" Erina duduk disampingnya.
"Kenapa kau datang tiba-tiba ?" Tanyanya.
"Maafkan aku Hujan ... hwaaa" menangis.
"Kau tak perlu" memeluk Erina.Erina menangis dipelukan Eren. Dan Erina memeluk erat.
"Dasar !"
"Maaf"
"Jahat !"
"Maaf"
"Kenapa kau pergi meninggalkanku"
"Aku tak meninggalkanmu kan"
"Badanmu kurus, kepalamu ..."
"Menyedihkan bukan ?"
"Tidak, tapi ..."Melihat keadaan Eren yang memburuk Erina khawatir padanya. Karena selama inj yang Erina tahu Eren itu pemuda yang ceria tapi saat ia bertemu dengannya senyuman itu hilang.
Seperti matahari yang ditelan awan. Dan seperti itulah keadaan Eren saat ini.
"Hujan ? Apa boleh ku mencium mu ?"
"Ap apa yang kau katakan" blush memerah.
"Apa aku boleh mencium mu ?" Menatapnya.
"Aku sebenarnya tak keberatan sih, tapi ..." menggaruk tengkuknya.Tiba-tiba Erina menciumnya tapi Eren menutup dengan telapak tangannya.
"Kenapa ?" Tanya Erina.
"Wanita yang mencium laki-laki terlebih dulu itu ..." mengalihkan pandangan.
"Memangnya kenapa ?"
Menghela nafas. "Entahlah ..."
"Kalau begitu kau saja yang menciumku" tertawa.
"Jika aku mencium mu sekarang, mungkin ada hal lain yang akan terjadi" menelan ludah.
"Kalau begitu, aku akan menunggumu dan menantikan kecupan darimu"
"Rain tak kusangka saat kau berbicara ternyata liar. Aghagahaag""Akhirnya dia tersenyum"
----- & -----
Janga lupa klik
☆ n Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN dan RAIN
Short StorySeseorang yang membenci hujan karena hujan telah membuat hidupnya sengsara. Penuh dengan hinaan, iri, dendam, etc. Akhirnya ia mulai menyukainya karena seseorang yang berarti dihidupnya. Tapi ia menyadari keberadaan seseorang itu dengan terlamb...