Keajaiban

12 1 0
                                    

     Erina dalam perjalanan pulang, ia melewati jalan yang sunyi dengan siluet senja serta angin yang berhembus membuat rambutnya terurai dan berterbangan dengan indahnya.

     Dalam perjalanan ia menemui kucing hitam dengan mata kuning yang membongkar sampah yang ada dipinggir jalan lalu ia menghampirinya.

     "Meow" kucing itu mendekat pada Erina dan mengelus-elus kakinya, karna imutnya kucing itu Erina mengeluarkan makanan yang berada di dalam tasnya dan memberikan ke kucing itu.

     Kucing itu memakannya dengan lahap. Ia mengelus kepala kucing itu ia melihat kucing berkalung menandakan ia pernah memiliki majikan namun kenapa kucing itu penuh dengan luka serta mencari makan ditempat yang kotor lalu ia menangis karena melihat itu.

"Kita sama-sama ditelantarkan kan ? Orang yang kita sayangi menghianati kita. Saat kita bagus kita dipuji-puji kemudian kita rusak dan dibuang dan diperlakukan layaknya sampah. Apa ini artinya kita hidup ?"

     Erina menangis tersedu-sedu dihadapan kucing itu. Kucing itu hanya menjawab dengan suaranya yang manis dan jawaban itu membuat senyum dibibirya. Detelah kenyang kucing itu pergi meninggalkan Erina, ia tersenyum pada kucing itu.

     Kemudian melanjutkan perjalanannya dan pulang kerumah. Sesampai dirumah ia membuang semua kenangan tentang orang yang telah menghianatinya karna hatinya yang sudah berkali-kali disakiti.

     Tapi saat ia ingin membuangnya tiba-tiba ia terduduk dan memegang dadanya dan mengatakan.

"Kenapa sakit sekali, aku ingin melupakan semuanya tapi kenapa dadaku terasa sakit. Apa kalian belum puas menyakitiku ?"

     Batin dan akalnya bertentangan ia bingung dengan semua ini tiba-tiba turun hujan, saat ini adalah saat dimana ia sangat membencinya. Karena disaat ia sedang kesusahan hujan datang turun tak henti-henti begitu juga masalah yang ia terima.

     Batinnya marah karena hal ini kenapa hanya ia yang selalu mendapat semua beban ini. Sebelum ia lepas kendali lagi ia berniat melangkakahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu.

     Ia berteduh dibawah pohon yang besar sambil membawa kenangan yang pahit. Setelah reda ia ia pulang kerumahnya dan menaruh barang itu ke gudang uang gelap, berdebu, pengap lalu mengunci rapat-rapat.

     Ia langsung berbaring diatas kasurnya dan memandang bintang-bintang yang menerangi langit malam serta dinginnya udara yang membuat matanya perlahan menutup dan terlelap.

     Pagi yang medung awanya kelabu mentari yang tertutup. Dan ia mencoba bangkit dari tempatnya karena ia sedikit malas karena batinya mungkin hujan akan turun lagi namun karena ia tak mau namanya ternodai karena bolos terpaksa ia berangkat ke sekekolah.

     Ia berangkat seperti biasanya dan membawa payung untunk jaga-jaga jika hujan datang lagi. Saat diperjalanan ia menunggu lampu berwarna hijau untuk pengguna jalan namun seorang nenek menerobosnya dan kakinya sontak berlari menuju nenek itu dan Erina tertabrak truck dan waktu itu juga hujan yang sangat lebat turun.

      Jalan yang bewarna hitam terselimuti air merah, suara orang-orang yang ramai, bunyi klakson serta sirine mobil yang sangat keras, bayang-bayang orang yang menggerumbuli dan yang lain, suasana yang ingin dilupakannya akhirnya terulang lagi.

"Aku takut ..."

      Setelah beberapa hari akhirnya ia tersadar dan ia tau bahwa ia ditempat yang paling dibencinya aroma yang khas, tirai-tirai, suara logam berbunyi, dentingan jam, dan yang lain Yaitu Rumah Sakit.

"Pagi Erina bagaimana perasaanmu ?" Suara perempuan yang terasa familiar ditelinganya.
"Ba ... ik ..." (huh ? Apa aku salah dengar ?)
"Oh ya Erina selamat ya sebuah keajaiban padamu tapi untuk saat ini istirahatlah dulu" perempuan itu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Apa suaraku kembali ? Kenapa ?"

     Erina menjalani kemoterapi untuk membuat fisiknya kuat seperti sebelumnya serta melatih suaranya agar ia bisa fasih berbicara seperti yang lainya.

      Saat senggang ia mencoba keluar dari kamarnya dengan menggunakan kursi roda. Ia menuju ke taman sepertinya ia kenal dengan taman itu karena disana terselip kenangan yang indah dengan seseorang tapi ia tak tau siapa orang itu.

     Ia terus mencoba mengingatnya lagi dan lagi. Lalu ada seorang wanita yang datang menemuinya dan berkata "kau ingat sekarang ?" Erina menoleh ke arahnya dan mencoba untuk mengenalinya.

"Kau siapa ?"
"Ah ternyata benar kau melupakannya" tersenyum.
"Memangnya aku mengenalmu ?"
"Aku dokter yang mengurus saat masih kecil dan tak sengaja kita bertemu" wanita itu meneteskan air mata.
"Eh kenapa kau menangis ?"
"Apa kau benar-benar melupakannya ?"
"Siapa ? Apa kau pernah mengenalnya"
"Kau sangat mengenalnya bahkan ia ada saat kau hampir masuk ke jurang kehidupan"
"Jurang kehidupan ?"

     Wanita itu mengelus kepalanya dan pergi meninggalkannya. Sedangkan Erina bingung dengan kata-kata wanita itu.

Moshi moshi ㄴ°3°ㄱ
Minna jangan lupa vote n comentnya >e<

HUJAN dan RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang