Terakhir (2)

14 1 0
                                    

Kali ini benar-benar yang terakhir

Setelah mereka pergi ke tempat itu, mereka kembali dirumah. Dan Erina pun juga berpamitan untuk pulang, tapi saat itu ...

"Rain, jika kau datang lagi kabari aku dulu ya" menggaruk tengkuknya.
"Kenapa ?" Tanyanya.
"Lakukan saja ya"
"Em" ....."Tapi kenapa perasaanku sangat aneh"

Setelah itu Erina pergi untuk pulang. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang dan terlelap. Keesokannya ia menelepon Eren tapi yang mengangkat bibi yang ada dirumahnya.

Saat itu juga Erina mengurungkan niatnya untuk menemui Eren. Berhari-hari ia menelepon masih saja jawaban yang sama. Selalu saja alasan yang dibuat.

Tanpa pikir panjang ia berangkat menemuinya. Saat ia tiba semua tentangnya kosong tak ada satupun yang tersisa. Yang tersisa hanyalah kertas putih bertoreh pena.

Ia langsung membaca surat itu, dan itu benar-benar yang terakhir.

To : Rain

Sebelumnya maaf, aku selalu membuat alasan untukmu.
Aku tahu ini menyakitkan, tapi aku tak ingin melihat wajahmu bersedih karena aku.
Aku akan kembali dan selalu bersamamu, meski aku terjatuh.
Jika aku menghilang, aku akan ber reinkarnasi hanya untuk mu.
Dan saat membaca suratku ini tersenyumlah, karena aku tak ingin melihat air mata mu terjatuh.

Aku akan menayakan beberapa untuk mu :
Apa aku berarti untukmu ?
"Iya, kau sangat berarti"

Apa aku membuatmu bahagia ?
"Iya, kau telah membuat hidupku penuh kebahagiaan"

Apa aku sudah memasuki hatimu ?
"Kau bahkan sudah masuk tanpa izinku"

Apa aku menyusahkan mu ?
"Malah sebaliknya"

Apa aku sangat jahat ?
"

Kau benar-benar jahat"

Apa kau mencintaiku ?
"Iya"

Apa kau marah padaku ?
"Sangat"

Apa kau mau menungguku ?
"Ku akan menunggumu meski sangat lama"

Apa kau masih membenci hujan ?
"Iya ku sangat membenci hujan"

Apa semua ini mencapai mu ?
"Iya. Kau menang"

Kau pasti menangis kan ?
"Dasar, menulis tetap saja mengejekku hiks hiks hiks"

Apa aku boleh meminta sesuatu ?
"Apapun itu"

Ini benar-benar yang terakhir, kumohon sukai hujan demi diriku, karena hujan akan selalu bersamamu, karena hujan kita selalu bertemu, hujan akan mengingatkanmu pada diriku, sebelum aku kembali sukai hujan demi diriku. Kumohon ...

"Aku benar-benar marah padamu. Kau sangat jahat padaku, memintaku suka dengan sesuatu yang ku benci. Kau sangat egois. Tapi jika aku menolak, hanya sakit yang kurasakan. Aku akan mencoba hanya untukmu"

SKIP TIME

Setelah hari itu, Erina tetap menjalani kehidupannya. Ia mulai menyukai hujan demi dirinya. Ia tahu semua yang dilakunnya sangatlah terlambat. Tapi ia terus mencoba semampunya.

Hari kelulusannya pun tiba, ia menjadi juara umum dan ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.

Ia terlihat sangat senang dengan semua yang didapatkan akan tetapi masih ada kekosongan dimatanya serta hatinya.

Pada suatu hari saat hujan turun seperti biasa, ia selalu berjalan tanpa membawa payung. Karena ia selalu membayangkan jika hujan itu temanya "Eren".

Tapi waktu itu berbeda ia merasakan sesuatu hal yang sangat ia kenal. Hal yang paling dirindukannya selama tahunan ini.

"Seperti langit setelah hujan turun, seperti membersihkan hati seseorang.
Aku ingat senyummu, selalu terbayang di pikiran ku.
Aku tak bisa menahan senyuman.
Pastinya, seperti kami di hari itu.
Seperti anak kecil yang tak bersalah.
Kami berlari melalui musim yang terus berganti, melihat masing-masing hari esok."

"Akhirnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya"

----- Klik ☆ n Comment -----

HUJAN dan RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang