"Percaya sama aku. Ervan nggak akan mungkin bunuh diri. Jadi kamu nggak perlu takut. Kalaupun dia beneran bunuh diri. Aku juga akan selalu melindungimu. Dan membuatmu tidak merasa bersalah. Karna itu memang bukan salahmu." Ucap Darel meyakinkan Retha.
"Thanks ya Rel."
"Sstt... Bintang di bumi, kamu nggak perlu berterimakasih. Aku adalah calon pemimpinmu. Jadi aku memang harus melindungimu." Ucap Darel menyentuh pipi lembut Retha.
Retha menganggukkan kepalanya. "Semut di langit, aku akan terus menjadi cahayamu. Menerangi jalanmu untuk menuju masa depan kita."
"Uuu... co cweet." Ucap Darel dengan ekspresi yang sangat lebai dan sukses membuat Retha tertawa.
Retha merasa sangat bahagia bisa memiliki Darel. Sebentar lagi, cowok resek disampingnya itu akan menjadi suaminya. Ya, pernikahannya dan Darel akan dilangsungkan sebentar lagi. Baik ia maupun Darel tak mau menunggu terlalu lama. Keluarga kedua pihak juga sudah menyetujuinya. Saat ini keduanya juga tengah disibukkan dengan persiapan pernikahan.
"Darel, Retha kemarilah." panggil Hanan.
Darel bangkit dan berjalan mengikuti ayahnya. Retha mengekor dibelakang Darel. Hanan membawa kedua anak muda itu menuju kamarnya. Setelah sampai dikamar, Hanan mendekat ke lemari baju dan membukanya lebar-lebar. Memperlihatkan gaun pengantin yang amat sangat indah. Juga pakian pengantin pria yang masih terlihat bagus. Keduanya berwarna putih bersih. Garis hitam pada kerah jas pengantin pria juga terlihat sangat bagus.
Retha takjub melihat gaun yang sangat indah itu. Ia berjalan mendekat ke gaun itu dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh gaun itu. Tapi, Darel malah menepis tangannya.
Retha memasang wajah kesal. Menatap Darel dengan tatapan tajam."Ini punya ibuku. Jangan disentuh!" Larang Darel.
"Pelit banget sih." Retha mengusap pergelangan tangannya.
"Darel." Tegur Hanan. "Kalau kalian nggak keberatan. Ayah mau kalian pakai ini saat pernikahan kalian nanti. Ayah dan ibu sangat ingin melihatmu memakai ini Rel." Sambungnya.
"Dengan senang hati ayah." Jawab Darel dengan senyuman lebar.
"Iya. Aku pikir, dengan menggunakan gaun ini, pernikahan kami akan bisa seperti ayah dan mendiang ibu. Saling mencintai hingga akhir hayat." Sahut Retha.
Hanan tersenyum senang. Ia mendekat ke Darel dan memeluknya erat. Tak disangka, anak kecil yang selama ini ia rawat dan besarkan seorang diri sudah sebesar ini dan sebentar lagi akan menjadi kepala keluarga.
"Ayah merasa senang. Ayah bisa melihatmu mengenakan pakaian ini nanti. Jadi ayah bisa menceritakan pada ibumu nanti." Ucap Hanan.
"Ayah. Ayah jangan bilang gitu. Ayah masih akan terus menemani Darel. Sampai Darel punya anak, cucu, buyut dan seterusnya. Darel masih ingin mengurus ayah. Darel ingin membalas semua budi ayah walau itu nggak akan pernah bisa." Ucap Darel.
Seketika ruangan itu menjadi haru. Retha selalu merasa terharu setiap mendengar percakapan anak dan ayah itu. Kedekatan diantara keduanya sangat bisa ia rasakan.
"Jadilah kepala keluarga yang baik." Ucap Hanan mengacak rambut Darel.
"Iya ayah. Darel akan melakukan yang terbaik. Dengan bantuan Retha tentunya." Ucap Darel lalu merangkul calon istrinya itu.
Retha menyingkirkan tangan Darel dari bahunya. "Kamu buruan berangkat ke kampus gih. Persiapan pernikahannya biar aku yang urus."
"Ya nggak bisa gitu dong. Kan yang nikah itu aku sama kamu. Jadi kita harus sama-sama siapin." Ucap Darel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semut & Bintang
Teen FictionSeorang anak laki-laki yang terlahir 17 tahun lalu dari keluarga orang kaya. Sang ayah, Hanan memiliki sebuah perusahaan properti yang cukup besar dan dikenal masyarakat. Bukan hanya itu, Hanan juga mendanai beberapa perusahaan lain yang membuatnya...