Last

18.4K 1.3K 38
                                    

"Apa yang kau harapkan dari hidupmu??? Ish... hidupmu sangat menyedihkan!"

Tampak tiga orang gadis, menyiksa gadis yang lain. Gadis berkacamata mencoba menjambak gadis berambut pink itu.

"Hentikan!! Ku mohon karin, hentikan!!" Mata emeraldnya nampak sangat ketakutan. Menyiratkan permohonan. Kepalanya dibenturkan pada dinding toilet.

"Apa!! Kalau aku tak mau?? Apa yang akan kau lakukan, SAKURA??" Karin, si gadis berkacamata, bersurai merah tersenyum mengejek.

"Ku mohon." Pinta sakura, lemah.

"Aku menghentikannya, jika saja kau gak mencoba untuk mengambil semuanya dariku." Karin mencengkram pipi sakura. Terlihat bercak darah di sudut bibirnya.

"Aku tak pernah mengambil apapun darimu." Sakura mulai kehilangan kesadaran. Tapi, masih berusaha bertahan.

"Benarkah?? Mengikuti ujian beasiswa kedokteran, mendapat perhatian dan pujian yang seharusnya menjadi milikku. Aaah... aku tahu, kau pasti menjual tubuhmu pada orochi-sensei nee, sakura???" Karin semakin menguatkan cengkramannya.

"Di, te..linga..ku. K.. ka ..kau terlihat iri karin. Tak b..bisakah kau menyaingiku dan menunjukkan padaku, jika k..kau layak?? Ah, tidak... kau tak mam..pu....." sakura kesusahan berbicara. Nafasnya semakin lemah.

Braaaaak...!!!!

Karin membenturkan kepala sakura sekali lagi. Dan seketika itu pula, tubuh sakura jatuh. Darah, mulai keluar dari hidung dan kepalanya.

"Apa yang kau lakukan????" Gadis berambut kuning, terlihat panik. Mencoba menolong sakura yang sudah terbujur dilantai.

"Oh, ya Tuhan karin. Kau membunuhnyaaaa." Lanjutnya.

"Coba lihat, sekali lagi shion. Apa dia masih bernafas??" Tanya gadis berambut merah terang.

"Tidak tayuya. Haruno tidak bernafas." Shion ketakutan.

Karin hanya mematung. Menyadari, jika tindakannya kelewatan. Haruno Sakura adalah saingan terberatnya menjadi seorang dokter muda cemerlang. Bahkan, guru besar Tsunade pun mengakuinnya. Sekuat apapun berusaha mengejar kecerdasan Sakura, tetap tak bisa maju selangkah. Karin harus puas untuk mengekor dibelakang. Dan satu satunya cara untuk menghentikan Sakura adalah dengan menyingkirkannya.

"Kaaarin, jadi apa yang akan kita lakukan???" Karin tetap tak bergeming.

"Aku tak mau dipenjara Shion." Panik Tayuya.

"Aku mengikutimu, aku pikir, kau hanya bersenang senang karin. Tapi ternyata kau mengerikan." Shion menatap tajam karin.

"Diam!" Gumam Karin.

"Kita harus membawanya kerumah sakit shion." ajak tayuya.

"Diaaaam!!! Jangan ada yang menyentuhnya. Yang harus kalian lakukan adalah membungkam mulut kalian. Aku akan mengurusnya." Karin gemetaran. Ekspresinya dingin, tapi ada sorot ketakutan diwajahnya. Mencoba setenang mungkin.

"Kupastikan, tak akan ada yang bisa menemukannya. Bahkan mayatnya sekalipun. Aku kan membuangnya ke sungai, dan mengikatnya dengan batu." Lanjutnya.

"A, aku tak menyangka, kau mengerikan. Kau benar benar mengerikan." Shion melangkah pergi dengan air mata. Tayuya menyusulnya. Saat ini, shion dan tayuya tak bisa melakukan apapun. Selain, menangis dan ketakutan. Tak mengira, niat setia kawannya dengan karin. Bisa menyeretnya ke masalah seperti ini. Setiap kali Karin menyiksa Sakura. Mereka hanya sekedar melihat dan mengikuti. Tak pernah ikut menyentuh Sakura.

Karin menyeret tubuh tak bernyawa sakura ke mobil. Baju dan Tubuhnya penuh darah. Mengendarai mobil dengan perasaan ketakutan. Berusaha menelan ludah berkali kali untuk membasahi tenggorokannya. Karin berhenti di jembatan. Di tengah malam begini. Tak akan ada yang melihatnya membuang Sakura.

LITHIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang