Different

11.9K 998 10
                                    


Cherry keluar dari salon denga perasaan yang berbeda. Ino mengkriting bagian bawah rambut Cherry. Mewarnai rambut bawahnya dengan warna pink, lebih tua. Mereka memanggilnya ombree. Ino juga mengajarinya berdandan. Sebenarnya hanya menggunakan eyeliner disekitar matanya. Dan sedikit lip balm. Ini adalah perubahan pertama.

Ino memilihkan pakaian yang pas untuknya. Mengajari apa itu, casual, edgy, formal, preppy, elegant dan sexy. Seenggaknya cherry bisa membedakannya. Cherry belajar bagaimana caranya bersikap bangsawan pada Hinata. Terutama gerak gerik anggun. Tapi uchiha sekali.

"kau tahu jidat, Uchiha itu berkelas. Aku bahkan tak pernah melihat Sasuke mengotori tanggannya untuk mengingimidasi orang lain. Kecuali tatapannya." Ino memainkan sedotan dimulutnya. Mereka sedang makan siang di restoran junkfood. Bukan karena kehabisan Uang. Tapi mereka bingung mau makan apa.

"Tapi, aku pernah melihat Sasuke menghajar Naruto kun dulu saat di High school. Sasuke benar benar mengerikan. Naruto harus dirawat dirumah sakit selama dua minggu." Hinata menerawang jauh.

"APA???!!" Teriak Ino dan Cherry bersamaan.

"Kadang kadang, Sasuke itu mengerikan. Kau tahu Cherry, Sasuke mempunyai banyak Fans. Salah satunya, sepupu Naruto. Uzumaki Karin." Hinata memakan kentang dengan cara anggunnya.

"Ya, dan yang aku tahu Cherry, Karin selalu patah hati. Sasuke tak pernah memandangnya. Dia wanita mengerikan, di luar dia lebih lembut dari Hinata, tapi aslinya dia lebih mengerikan." Ino menceritakan dengan kebencian penuh.

"Benarkah, kalau ketemu dia bagaimana???". Cherry merasa karin sangat menakutkan. Dilihat dari gambaran ino.

"Apa??? Hey, kau Uchiha. Tak ada yang akan berani padamu, selama nama Uchiha ada dibelakangmu. Lagi pula, biasanya kau bisa meremukkan tulang lawan, hanya dalam satu pukulan." Ino menegaskan. Meski berbohong demi membuat cherry percaya diri.

"Apa aku sekuat itu???" Ragu Cherry.

"Kau tak percaya, hm????" Hinata menunggu kelanjutan kata kata Ino. Ino memanggil pelayan yang berdiri di sisi tempat saus.
"Bisakah, kau membelikan kami soda kaleng??? Tiba tiba kami menginginkannya." Ino memberikan uang pada pelayan. "Ambil kembaliannya." Lanjutnya. Pelayan itu tampak senang.

"Apa yang kau lakukan dengan soda kaleng???" Tanya Hinata.

"Jika kau mencoba menghantam kepalaku pakai soda. Aku akan membunuhmu, pig." Cherry menyipitkan matanya.

"Wooooo, jangan salah paham jidat. Nanti kau juga tahu." Seringai dibibir Ino merekah. Dia menyusun rencana. Pelayan datang dengan membawa tiga kaleng soda, coca cola. Meletakkannya di depan Ino dan pergi berlalu.

"Kau tahu, kau bisa meremukkannya Cherry." Ino meyakinkan.

"Benarkah??? Apa kita memang pernah bertemu?? Kau yakin sekali." Pertanyaan Cherry menohok Ino. Mereka memang tak pernah bertemu. Ino hanya berbohong, demi meyakinkan akan kekuatannya.

"Hey, kau tahu Itachi nii???" Cherry mengangguk. "Itachi pernah menceritakan padaku, jika kau marah, kau bisa meremukkan tulangnya. Itachi pernah patah tulang gara gara kau, cherry." Dusta ino. Dia memang model, tapi aktingnya bisa diacungi jempol. Hinata memandang penuh tanya kearah Ino. Ino mengedipkan matanya, dan menyeringai jail.

"Begitu???"

"Ya, coba saja Cherry. Yang kau butuhkan adalah memusatkan kemarahanmu ditanganmu." Hinata menambahi. Ikut menyemangati. Ino menyodorkan satu kaleng kearah Cherry. Matanya menyiratkan kesungguhan. Cherry mengambilnya. Menggenggam kaleng kuat.

"Apa yang akan membuatmu marah???" Tanya ino.

"Entahlah," Cherry tak yakin.

"Bagaimana kalau ini???". Hinata menampar pipi Cherry dengan keras. Banyak orang langsung melihat ke arah mereka. Cherry merasa pernah merasakan tamparan seperti ini. Bayangan seorang perempuan pernah menamparnya, meneriakinya. Otot tangannya menegang. Dia merasa kepalanya sakit. Tapi masih sadar dia dimana. Orang orang menatap mereka penuh tanya. Hinata berdiri disisinya. Tangannya semakin erat. Melampiaskan amarahnya di sekitar jemarinya. Mengangkat kaleng soda keatas. Dan meremukkannya. Soda bermuncratan keluar. Airnya mengenai sebagian lengan baju Cherry.

LITHIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang