Memories

11.6K 904 53
                                    

Plaaaak.... plaaaaak....

Tamparan, dua tamparan mendarat di pipi Karin. Karin melihat Mikoto dengan tatapan terkejut.

"Berani sekali kau Uzumaki Karin." Mikoto tampak nyalang, meski tenang. Karin tertunduk ketakutan. Cherry, kebingungan sekarang.

"Bibi Mikoto." Bisiknya.

"Kau tak apa apa sayang??? Harusnya kau meremukkan semua tulang wanita tak tahu diri ini." Mikoto mengusap kepala Cherry sayang.

"Kita lihat, apa yang akan dilakukan keluargamu melihat putri yang dikenalnya sangat sopan dan lembut, ternyata seekor ular." Lanjutnya.

"Ku mohon bibi, jangan lakukan hal itu." Pinta Karin.

"Aku bukan bibimu!" Desis Mikoto.

Shizune membubarkan mahasiswa lain yang ingin tahu apa yang terjadi. Mikoto mengajak Cherry keluar. Dan Cherry masih menarik tangan Tenten disampingnya. Karin mengepalkan jari jarinya.

"Aku akan menyingkirkanmu sekali lagi." Desisnya. Karin sangat yakin jika Cherry itu adalah Sakura. Kedua temannya yang dulu pernah membantunya pun kini hanya bisa melihat dan menjauh. Menyadari orang yang selama ini mereka anggap sebagai sahabat adalah orang gila.

Mikoto mengajak Cherry dan Tenten duduk kantin kampus. Didepannya hanya ada jus strawberry untuk Sakura. Lemon tea untuk Mikoto dan milkshake coklat untuk tenten. Dan beberapa kue lezat didepannya.

"Kenapa diam saja diperlakukan seperti itu??" Mikoto terdengar memarahi Cherry.

"Kasaan, aku sudah memberinya pelajaran. Dan dia benar benar mengerikan. Apa aku pernah mengenalnya???" Pertanyaan Cherry membuat Mikoto bungkam dan Tenten tersedak.

"Ah, kau pasti teman barunya Cherry???" Tenten mengangguk. Membalas senyuman Mikoto.

"Kasaan ada rapat dewan direksi sayang. Kita bahas lagi dirumah. Dan, kaasan akan membahas ini dengan Tousan dan Sasuke." Cherry tampak sebal. Dan itu berarti hukuman. Cherry gagal menjadi seorang Uchiha, jika tak bisa melawan Karin. Mikoto mencium pipi Cherry.

"Jangan memasang wajah menyebalkan seperti itu di depan kaasan Cherry."

"Begini???" Cherry menunjukkan wajah tersenyum manisnya.

"Dasar anak nakal, berhentilah membuat kaasan khawatir Cherry." Mikoto mencubit pipi Cherry.

"Kaasaaan." Rajuk manja cherry.

"Kasan pergi dulu. Oh ya, jika kau perlu sesuatu Tenten. Datanglah padaku."

"Terima kasih nyonya." Tenten ber-ojigi.

"Panggil aku bibi, Tenten." Mikoto pergi, dan seorang wanita yang diyakini sebagai pengawalnya mengikuti dibelakang.

"Kaasanmu sangat hebat, Cherry." Cherry hanya tersenyum bangga. Tenten berfikir keluarga uchiha sangatlah kaku. Tapi melihat interaksi Mikoto yang sangat sayang pada Cherry. meruntuhkan seluruh anggapannya.

"Karin tak akan berhenti sampai disini, Cherry." Lanjut Tenten khawatir.

"Tak akan kubiarkan." Jawabnya datar.

"Dulu ada seorang mahasiswi. Dia sama sepertimu. Karin menjadikannya bahan siksaan. Dia sangat cerdas. Tapi dia tak sekuat dirimu. Romor yang beredar, dia ditabrak Karin dengan mobil dan jasatnya dibuang. Kau tahu, tak ada yang bisa membuktikan. Bahkan sahabat yang dulunya bersama pun, mulai menjauhinya." Wajah Tenten muram.

"Dia sakit jiwa." Cherry hanya mengucapkan datar. Tenten memakan kue yang hanya bisa dipandanginya tadi. Senyumnya menunjukkan kebahagiaan.

"Ini enak." Gumamnya, Cherry hanya tersenyum.

LITHIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang