40. Gadis Cantik

3.8K 65 1
                                    

Siang itu, seorang gadis cantik nampak sedang berjalan memasuki Kota Raja Pakkhia sambil menikmati dan memandang kesana kemari.

Tentulah baru pertama kali gadis cantik ini memasuki kota raja Pakkhia ini, terbukti dengan seringnya dia memandang kagum kesana-kemari. 

Gadis cantik ini sebetulnya bukanlah gadis sembarangan, karena gadis ini bernama Liang Mei Lan, putri seorang Pangeran di Kerajaan Sung Selatan. Gadis yang bahkan sudah diberi kepercayaan Kaisar Sung untuk menjadi salah satu pengawal Raja yang terpercaya.

Gadis ini kembali melanjutkan perjalanan setelah tinggal lebih dari 2 minggu di rumah orang tuanya. 

Kali ini, tugasnya adalah mencari jejak kakaknya dan sekaligus mencari informasi mengenai Pedang suhunya, Kiok Hwa Kiam yang masih belum ada kabar beritanya. 

Setelah bercakap banyak dengan Beng San Siang Eng dan juga dalam perjalanannya banyak mendapatkan informasi, maka Mei Lan kemudian memutuskan menuju Pakkhia. Dia bahkan yakin kakaknya berada di daerah tersebut.

Gadis cantik di tengah kota yang ramai, sudah tentu akan mengundang banyak perhatian. Dan sudah barang tentu, Mei Lan sadar bahwa sudah ada beberapa gerakan mencurigakan yang mengikuti dan mengawasinya kemana saja dia pergi. Selaku gadis terlatih, hal-hal yang dluar kewajaran dapat ditangkap baik dengan intuisi dan naluri maupun dengan kemampuan menafsirkan keadaan sekitar.

Tetapi dasar gadis pemberani, Mei Lan justru tidaklah begitu memperhatikannya. Yang justru rada gelisah adalah salah seorang pengawasnya, yang dari jauh mencermati gerak-gerik gadis yang dirasa sangat mirip dengan seseorang yang dihormatinya. Pengintip dan pengintai Mei Lan saat ini, memang terdiri dari beberapa kelompok yang berbeda kepentingannya. Para pengintip itupun berbeda-beda motivasinya. Ada yang memperhatikan karena kagum atas kecantikannya, tetapi ada pula yang bukan karena daya tarik fisik Mei Lan.

Ada pengintai dari kelompok Hek -i-Kay Pang dan ada yang dari kelompok Kay Pang sendiri, selain juga disatu sudut nampak Maling Sakti terus dengan ringan mengikuti jejak nona ini. Sudah tentu, kelompok-kelompok pengintai ini memiliki kepentinan berbeda. Maling Sakti dan kelompok Kay Pang menjadi penasaran dan mengikuti terus Mei Lan karena melihat kesamaan fisik antara Mei Lan dan Tek Hoat.

Para anggota Kay Pang dan Maling Sakti yang belum begitu mengenal Tek Hoat menjadi bertanya-tanya, siapakah gerangan gadis yang begitu mungil, manis dan cantik ini? Apalagi Maling Sakti segera mengenal dan mengetahui bahwa gadis cantik ini nampaknya bukan orang sembarangan.

Dari ketenangan si gadis dalam melangkah serta ringanya langkah kaki si gadis sudah memberi isyarat bahwa gadis ini bukan orang sembarangan. Dan menilai seperti ini, sungguh merupakan keahlian Maling Sakti yang jarang ditandingi tokoh lain di dunia persilatan.

Akhirnya, si Gadis cantik nampak memasuki sebuah rumah makan yang siang itu cukup ramai. Waktu memang sudah cukup siang dan tentunya sudah merupakan saat yang tepat untuk mengisi perut. Masuknya Mei Lan ke Rumah Makan, ternyata diikuti Maling Romantis dan nampaknya juga beberapa orang dari kelompok Kay Pang berbaju hitam.

Mei Lan mengambil meja di sebuah sudut yang memiliki latar pemandangan kearah keramaian kota, sementara Maling Sakti berada di sebuah meja di sedikit agak ke tengah dan memudahkannya untuk terus mengawasi Mei Lan. Sementara para Pengemis Baju Hitam nampak rada penasaran karena tidak lagi memperoleh meja kosong untuk ikut makan siang sambil mengawasi Mei Lan.

Tetapi anak buah para Pengemis Baju Hitam nampak tetap terus memelototi dan mengawasi rumah makan tersebut. Mereka seperti memiliki target khusus dan harus dipenuhi dengan terus menerus memelototi rumah makan itu. Bahkan pertukaran info melalui kurir diantara mereka membuat posisi dan kondisi seakan berada di tangan mereka.

Kisah Para Naga di Pusaran BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang