10. Pertandingan di Kun Lun Pay

3.1K 58 1
                                    

Pek Mau Sengjin kembali menghadapi Barisan Warna Warni dan dengan suara menjadi lebih serius berkata:

"Lam Hay Bun menawarkan kerjasama tetapi dengan mengutus utusan yang tidak pantas menawarkan kerjasama. Kedua, kalian telah mengganggu wilayah daerah Persilatan Tionggoan. Ketiga, menjadi tugas kaum pendekar termasuk Kun Lun Pay untuk menegakkan keadilan di dunia Kang Auw. Dan terakhir, karena kalian bertamu baik-baik dan tidak menimbulkan kegaduhan, kami persilahkan untuk angkat kaki dengan baik-baik pula dari Kun Lun San!" Pek Mau Sengjin menjadi tegas berujar sambil menunjukkan pintu keluar bagi Barisan Warna Warni.

"Silahkan" tegasnya menunjuk pintu keluar. Hebat Ciangbunjin ini, barusan dia berbasa-basi dan nampak sangat lembut dan sabar, tetapi ketika memutuskan sesuatu yang sangat penting, menyangkut kegagahan, keadilan dan keamanan dunia persilatan, bahkan kehormatan Kun Lun Pay, tiba-tiba dia menjadi sangat tegas, berwibawa dan sulit ditawar.

"Hahahahaha, sudah kuduga kalau Kun Lun Pay memiliki kegagahan untuk menjaga kehormatannya. Sebagaimana biasanya, kami memperoleh tugas untuk memaksa mereka yang menolak bekerjasama" Pemimpin Barisan Merah sudah mulai menunjukkan gelagat tidak baik. Dengan kata lain, mereka memang ditugaskan untuk memaksa.

"Apa kalian kira mampu unjuk kehebatan di Gunung kami" Ma Bok Sun mendengus gusar.

"Mampu atau tidak, kita boleh lihat" Jawab Pemimpin Barisan Merah dingin.

Pek Mau Sengjin tidak kehilangan kesabaran dan ketelitiannya. Dia sadar, Barisan Warna-Warni yang menjadi duta Lam Hay Bun tidak bernama kosong, dan mereka bukannya tanpa persiapan. Intuisinya berbicara bahwa masih ada kekuatan lain yang disiapkan oleh Lam Hay Bun dalam menghadapi Kun Lun Pay yang kekuatannya sudah bisa ditaksir sekitar 200an anak murid. Karena itu dengan tetap sabar dan hati-hati dia berkata:

"Apakah kerjasama semacam yang kalian tawarkan selalu berakhir dengan pertempuran untuk memaksa dan menaklukkan"? tanyanya kembali menjadi sabar untuk mengulur waktu mempelajari kesiapan lawan.

"Tergantung kesediaan yang kami tawari kerjasama, apakah menerima ataukah menolak" jawab Pemimpin Barisan Merah.

"Jika kami menolak"? Tanya Pek Mau Sengjin

"Kami akan memaksa, kami akan mencoba menaklukan Kun Lun Pay dengan kekuatan kami yang ada dan tersedia" jawab Duta Merah

"Bangsat, kalian pikir gunung ini empuk buat kalian santap"? Erang Siok En Lay gusar dan tidak mampu mengendalikan diri lagi, tetapi tetap ditahan Ciangbunjinnya.

"Bagaimana cara kalian memaksa kami jika demikian"? Pek Mau Sengjin bertanya sambil tersenyum, karena dia hamper pasti bahwa intuisinya ternyata benar.

"Dengan kekuatan, baik bertanding ilmu silat ataupun bertanding misal dengan menggunakan barisan kami Su-fang-hong-ho-tin" (barisan hujan angin di empat penjuru) Pemimpin Barisan Merah menegaskan niatnya.

"Dengan hanya kalian berjumlah sekian banyak mau menempur kami yang ada 200an orang"? Pek Mau Sengjin menegaskan sambil meneliti, seakan ingin berpesan, bahwa mereka tidak akan sanggup menaklukkan Kun Lun Pay yang berkekuatan lebih besar.

"Kami merasa sudah cukup untuk bisa melakukannya sampai tuntas" Jawab Pemimpin Barisan Merah aseran

Tanpa dapat dicegah lagi Siok En Lay sudah menerjang kearah pemimpin barisan merah, melesat sambil melepaskan sebuah pukulan penuh tenaga iweekang. Pemimpin Barisan merah tahu bahaya, dan sadar bahwa salah seorang dari Kun Lun Sam Liong bukan barang murah. Tetapi belum sempat dia bergerak, tiba-tiba bayangan kuning berkelabat menangkis serangan Siok En Lay dan benturan keras terjadi memekakkan telinga

......."Blaaaaaar", sambil kedua sosok bayangan terpisah dan terlontar ketempatnya masing-masing. Siok En Lay segera sadar, bahwa kekuatannya masih sedikit berada di bawah lawan, dan ini membuatnya tertegun. Pandangan Pek Mau Sengjin yang tajam juga mampu melihat kenyataan ini, kenyataan yang membuatnya menjadi semakin waspada. Nampaknya kekuatan Barisan Warna Warni dari Lam Hay Bun ini bukannya sembarangan.

Kisah Para Naga di Pusaran BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang