19. Raibnya Pedang Bunga Seruni

2.8K 43 0
                                    

Jika Kiang Hong bergegas ke Siauw Lim Sie, maka Ciu Sian Sin Kay yang terkenal angin-anginan justru mencapai Bu Tong Pay hampir sebulan setelah berangkat dari Kay Pang. Padahal saat yang sama, Kiang Hong sudah dalam perjalanan menuju ke Selatan, ke sebuah dusun nelayan yang diperkirakan sebagai tempat yang tepat untuk menyebrang atau berlayar mencari markas Lam Hay Bun.

Tetapi, Ciu Sian Sin Kay bukan orang bodoh. Dia sudah memperhitungkan melalui informasi anggota Kay Pang yang menyebar dimana-mana kapan saat terbaik berlayar. Selain itu, dia berpikir bahwa ke Bu Tong Pay hanyalah sekedar meyakinkan Ketua Bu Tong Pay bahwa keadaan sudah gawat dan Bu Tong Pay perlu berjaga-jaga.

Karena itu, Ciu Sian Sin Kay lebih banyak menikmati perjalanan dengan keanehan-keanehannya yang khas. Mencuri makanan enak di rumah hartawan, mabuk-mabukan dan terkadang tidur seharian di atas pohon. Bahkan Ciu Sian Sin Kay pernah tinggal seminggu disebuah loteng hartawan di kota di dekat kaki gunung Bu Tong untuk menikmati makanan-makanan di rumah seorang hartawan, yang ternyata mencocoki seleranya.

Baru setelah puas menikmati makanan disana, akhirnya Ciu Sian Sin Kay memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke gunung Bu Tong San guna menjumpai dan berbiucang dengan Ciangbunjinnya.

Bu Tong Pay, meskipun lebih muda usia perguruan itu dibanding dengan Siauw Lim Sie, tetapi keterkenalan dan kemasyhurannya kini tidaklah tertinggal dari Siauw Lim Sie. Salah satu kemasyurannya dicapai Bu Tong Pay di bawah Wie Tiong Lan yang kemudian bergelar Pek Sim Siansu.

Wie Tiong Lan adalah seorang tunas Bu Tong Pay yang berhasil memecahkan rahasia Liang Gie Sim Hwat yang diciptakan pendiri Bu Tong Pay Thio Sam Hong. Kemunculan Wie Tiong Lan kebetulan berbarengan dengan masa kejayaan dari Siauw Lim Sie di bawah Kian Ti Hosiang dan Kiong Siang Han di Kay Pang serta kemunculan Kiang Sin Liong dari sebuah Lembah Keramat yang sama terkenalnya dengan Kay Pang, Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay, yakni Lembah Pualam Hijau.

Wie Tiong Lan yang gemar membaca, menemukan rahasia Liang Gie Sim Hwat justru disebuah kitab sastra. Kitab tersebut menggambarkan keindahan dan juga sejarah Bu Tong Pay dan gunung Bu Tong yang disisipi rahasia untuk meyakinkan Liang Gie Sim Hwat.

Dan justru rahasia Liang Gie Sim Hwat itu memang terkait dengan unsur-unsur keindahan dan kelemasan yang tergambar dalam kitab sastra dan bahkan merupakan sari dari buku itu. Tanpa kunci sisipan yang hanya berjumlah sekitar 4 halaman di dalam kitab sastra tersebut, Wie Tiong Lan tidaklah akan sanggup memecahkan dan menyempurnakan peyakinannya atas Liang Gie Sim Hwat.

Dan belakangan, dia menyadari bahwa hampir semua ilmu khas Bu Tong Pay, terutama ciptaan couwsu mereka atau pendiri mereka, hanya mungkin disempurnakan dengan meyakinkan Liang Gie Sim Hwat.

Berbeda dengan Ih Kin Keng dari Siauw Lim Sie yang memupuk secara perlahan lahan kekuatan Iweekang, maka Liang Gie Sim Hwat justru mengatur cara penyaluran Iweekang sedemikian rupa. Dengan mengerti tehnik pengaturan hawa dan sinking, maka Liang Gie SIm Hwat memiliki khasiat yang hamper sama dengan Ih Kin Keng, yakni bagaikan mengganti tulang dan daging sehingga pas dan cocok menyempurnakan ilmu tertentu.

Inti dari Liang Gie Sim Hwat adalah kemampuan untuk mengatur jalan-jalan hawa dan lubang hawa manusia, sehingga sebenarnya merupakan ilmu pernafasan tertinggi. Liang Gie Sim Hwat yang ditemukan dan diyakinkan Wie Tiong Lan adalah kemampuan untuk mengenali saat yang tepat untuk meningkatkan kekuatan Im dan Yang dan menyempurnakannya.

Dan karena jenis tenaga Bu Tong adalah "im", maka Wie Tiong Lan kemudian memanfaatkan informasi dan rahasia Liang Gie untuk meningkatkan kemampuannya. Bahkan, berdasarkan tumpuan pada tenaga Im dan kemampuan menyalurkan dan meningkatkannya, Wie Tiong Lan kemudian menemukan cara untuk menyempurnakannya hingga mencapai keadaan tertinggi yang dilambari kekuatan batin.

Kisah Para Naga di Pusaran BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang