57. Majikan Kerudung Putih

4.4K 58 2
                                    

Sampai memasuki kota Ye Ceng, yang mengarah ke Kwi Cu, rombongan pendekar sudah terbagi-bagi dalam beberapa kelompok. Meskipun komunikasi cepat antar kelompok itu dapat dilakukan dengan bantuan anak murid Kaypang yang memang tersebar di hampir semua kota di Tionggoan.

Tetapi, setelah melakukan pengejaran sampai ke kota Ye Ceng dan membasmi 3 markas Thian Liong Pang di 3 kota yang mereka lewati, akhir-akhir ini semangat kelompok pendekar mulai menurun. Terutama karena selama 2 minggu terakhir tiada terdengar kabar pasti, dimana markas utama Thian Liong Pang.

Kabar yang ada semua tidak mengandung kepastian, dan juga kemana para tokoh yang hilang bersama Kiang Hong beberapa tahun berselang, masih tetap sangat kabur dan tidak ada kejelasan.

Malam itu, Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila sedang melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh pendekar. Termasuk dalamnya Beng San Siang Eng, dan juga nampak si Maling Sakti, tokoh yang membantu pengintaian lawan dan memberi tahu letak 3 markas Thian Liong Pang yang sudah dibasmi kawanan pendekar.

Sian Eng Cu memimpin kelompok pendekar gabungan Kun Lun Pay, Bu Tong Pay, dan kawanan pendekar lain dari Cin ling Pay. Sementara Pengemis Tawa Gila memimpin kawanan murid Kay Pang, dan kelompok lainnya dipimpin oleh Wakil Ciangbunjin Thian San Pay dan Tiam Jong Pay. Sementara Beng San Siang Eng bersama Yo Cat memimpin kawanan pendekar yang biasa berkelana menjadi satu kelompok tersendiri.

Sedangkan Ciangbunjin Siauw Lim Sie, Ciangbunjin Bu Tong Pay dan Kun Lun Pay sudah kembali ke gunung masing-masing. Mereka menunggu berita untuk bergabung apabila markas Thian Liong Pang sudah bisa ditemukan, sambil mengurus urusan keseharian di Partai masing-masing.

Di salah satu penginapan terbesar di kota Ye Ceng, nampak sedang berbicara dengan serius lima orang, yakni Sian Eng Cu, Pengemis Tawa Gila, Beng San Siang Eng dan Maling Sakti. Seperti biasanya, mereka menganalisis kondisi terakhir dari pengejaran dan pelacakan yang dilakukan kawanan pendekar dengan pencarian jejak dipercayakan kepada anak murid Kay Pang:

"Temuanku menunjuk ke arah Kwi Cu, kota yang sangat mungkin menjadi markas besar kawanan Thian Liong Pang. Tetapi, informasi ini masih sangat dini untuk diyakini" Maling Sakti memulai pembicaraan diantara kelima tokoh pendekar itu.

"Memang sangat aneh. Bila benar mereka di Kwi Cu, maka termasuk hebat mereka bisa menyembunyikan jejak. Terlebih, karena memang arah larinya tokoh Thian Liong Pang memang kearah Kwi Cu. Tetapi, menjelang kota Ye Ceng ini, tiba-tiba kita kehilangan jejak. Tokoh-tokoh utama mereka tiba-tiba menghilang. Bahkan para pendekar muda kita, juga ikut kehilangan jejak mereka sampai sekarang" Sian Eng Cu bergumam.

"Sangat mungkin memang ini adalah usaha mereka menghilangkan jejak, dengan mengaburkan pandangan kita untuk tidak ke Kwi Cu" Pengemis Tawa Gila menyela.

"Benar, hal itu sangat mungkin" Sian Eng Cu kembali berkata.

"Tapi, bisa juga terjadi, mereka sengaja menggiring kita ke Kwi Cu, untuk mengaburkan arah sebenarnya dari markas utama mereka" Pouw Kui Siang ikut angkat bicara.

"Hal itu juga sangat mungkin, dan menjadi hal yang perlu segera kita teliti. Karena moral para pendekar semakin menyusut setelah kita tidak menemui titik terang dalam 2-3 minggu terakhir ini" Sian Eng Cu nampak berpikir keras, sementara Pengemis Tawa Gila juga tidak memperdengarkan tawa khasnya.

Maklum, keadaan mereka memang semakin ruwet. Bila Thian Liong Pang diberi waktu cukup untuk mengkonsolidasikan kekuatan mereka, maka gelombang serbuan mereka bisa semakin berbahaya kelak.

Tetapi sementara itu, di luar gedung penginapan tempat mereka bercakap-cakap, nampak sesosok bayangan berkelabat susah diikuti pandangan mata. Dan, nampaknya arahnya sangat pasti, mendekati ruangan dimana para pemimpin pendekar itu sedang bercakap-cakap.

Kisah Para Naga di Pusaran BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang