10

1.3K 221 6
                                    

Line!

Jaewon: Jennie

Jennie: Ya?

Jaewon: Kelas lo udah kan pelajarannya?

Jennie: Udah. Emang kenapa?

Jaewon: otw ;)

Jennie: Ha?

Jaewon tersenyum lebar seperti biasa. Setelah beberapa hari ini hanya sekedar bicara melalui pesan teks atau bertegur dan sedikit mengobrol jika bertemu di lorong loker, baru saja dia memantapkan hati untuk semakin mendekati Jennie. Mulai mengajaknya pergi berdua. Mendekati Jennie bukan hanya melalui perantara layar ponsel. Karena menurut Jaewon, pendekatan macam itu hanya dilakukan para pengecut.

Jaewon sudah berada di gedung seberang. Gedung anak IPA yang tepat berseberangan dengan gedung IPS yang selama ini menjadi tempatnya belajar. Menoleh ke sana ke mari, Jaewon menatap kagum anak-anak IPA yang berlalu lalang. Semuannya membawa buku mata pelajaran. Sibuk menekuninya. Kontras dengan pemandangan anak-anak gedung IPS yang biasa dilihatnya. Anak IPS juga membawa buku, tapi untuk para gadis itu adalah majalah gosip atau fashion, sedangkan para cowok, ehm, intinya majalah yang tidak seharusnya dilihat.

"Jisoo!" panggil Jaewon saat melihat sosok gadis bertubuh mungil itu.

"Jaewon? Ngapain lo ke sini?" pertanyaan Jisoo sebenarnya bukan pertanyaan yang berfaedah. Karena Jisoo sendiri juga tahu apa yang Jaewon lakukan di gedung IPA. Apalagi selain mengapeli Jennie?

"Jennie masih di kelas, kan?" Jaewon malah balas bertannya.

"Iya noh ada di dalem. Bentar, lagi bahas tugas sama Eunwoo," jawab Jisoo kalem.

"Eunwoo?" Jaewon mendengar nama yang asing langsung menjulurkan kepalanya ke dalam kelas 11 IPA 2, kelas Jisoo dan Jennie, matanya menemukan sosok gadis yang akhir-akhir ini membuatnya seperti orang gila sedang tertawa. Tapi, adegan ini sangat klise. Jaewon melihat Jennie tertawa dengan seorang cowok.

Jaewon mengenalinya. Cowok itu adalah wakil ketua OSIS SMA-nya. Cowok yang selalu rajin berada di atas panggung aula hampir setiap senin, berdiri di belakang podium menyampaikan pidato terima kasih sambil membawa piala kemenangan. Bukan itu yang membuat Jaewon resah. Meski dia bukan siswa terpintar, membuat hati para gadis lumer adalah hal yang mudah hanya dengan senyumannya jadi dia tak akan merasa kalah. Tapi, kali ini dia merasa terancam, karena selain cowok bernama Eunwoo ini luar biasa pintar, dia juga, ehm, tampan. Jaewon bergidik geli memikirkan bahwa baru saja dia mengakui bahwa cowok yang sedang berbicara dengan Jennie itu tampan.

Jaewon mendecih kesal dan tanpa memperdulikan larangan Jisoo, Jaewon melangkah memasuki kelas. Menghampiri Jennie. Mencoba untuk menegaskan apa yang akan menjadi miliknya. Tepat di sebelah Jennie, tangan kanan Jaewon langsung menyalip dibalik rambut panjang Jennie, merangkul bahu gadis itu sambil menariknya sedikit agar lebih merapat ke sisinya. Lalu, dengan senyum penuh percaya dirinya, dia menyapa Eunwoo.

"Hai, waketos," sapa Jaewon. Eunwoo menaikkan alisnya seolah bertanya apa yang diinginkan Jaewon. Tapi, Jaewon tidak menggubris, malah mulai mencerocos dengan keahlian yang didapatkan setelah bergaul dengan Hanbin, Bobby juga Ten, SKSD, "Masa lo nggak tahu gue sih. Kita sering ketemu lho.Tiga bulan lalu kita bahas tentang pertandingan futsal buat Walikota Cup. Jangan bilang lo melupakan gue dengan mudahnya,"

Eunwoo menghela napas, menyadari bahwa kebiasaan Jaewon dan rombongannya kumat lagi, "Iya gue tahu lo Jung Jaewon kelas 11 IPS 1. Gue cuma heran kenapa lo ada di sini. Jarang ada anak IPS yang mampir ke gedung IPA. Atau lo mungkin..." Eunwoo memandang Jennie dan Jaewon bergantian. Mencoba menerka apa yang terjadi diantara mereka berdua. Senyum Jaewon semakin lebar, merasa dia berhasil menjaga Jennie dari jangkauan orang lain, "Ah gue tahu,"

"Apa?" buru-buru Jaewon bertanya.

"Won, lo ada utang ya sama Jennie?"

Krik.

Seperti biasa Jaewon mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya cowok itu berpikir Jaewon ke gedung IPA hanya untuk utang. Dia memang sering kehabisan uang. Tapi, masih punya harga diri untuk tidak berhutang dengan seorang gadis. Ah, mungkin Rose dan Mak Slamet adalah pengecualian.

"Auk, Woo. Nggak peka banget lo, njer. Udah gue sama Jennie mau pergi. Dah," tanpa menanggapi tatapan bingung Eunwoo.

"Apasih, Woo?" Protes Jennie sambil menahan tawa gara-gara perkataan Eunwoo tadi.

Mendengar protesan dari Jennie, Jaewon menarik tubuh mungil Jennie sambil berbisik di telinganya, "Hari ini, lo, gue, date."

***

Gue dari kemaren ngasih author notebtapi ga pernah ke upload ya?

Salah OrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang