12

1K 196 23
                                    

Jennie memandang kedua orang dihadapannya canggung. Dia tak nenyangka, Jennie pikir dia harus memutar otak untuk mencairkan suasana. Tapi pemandangan yang terjadi saat ini sangat aneh karena sangat jarang melihat papanya tertawa lepas selain bersama teman kerjanya. Papanya jarang menyapa teman laki-lakinya. Tapi, kali ini papanya bahkan saling melemparkan lelucon dengan Jaewon. Membuat Jennie penasaran dengan apa yang Jaewon lakukan pada papanya.

"Om, saya juga ada, om. Tebak, apa yang besar, item, berbulu, tapi manis?" Tanya Jaewon dengan wajah iseng.

"Salak?" Tebak papanya Jennie. Jennie yang mendengar juga mencoba menebak meski tak bersuara.

"Salah!" Sangkal Jaewon," Jawabannya, gorila bacem! HAHAHAHAHA!!!"

"OH IYA! HAHAHAHAHAHAHAHA!!" papa Jennie langsung tertawa terbahak-bahak bersama Jaewon.

Ma, Jennie boleh ngumpat nggak?

"Jen, teman kau ini, lucu sekali, Jen. Papa senang kau punya teman macam dia. Tak seperti teman-teman kau dulu. Tak punya selera humor!" Dengan semangat Papa Jennie menepuk punggung Jaewon keras sambil tertawa hingga membuat Jaewon hampir tersedak teh yang baru saja dibuat Jennie.

Selera humor apaan. Batin Jennie kesal.

"Nah, silakan pergilah kau dengan Jennie. Tapi jangan sore-sore! Ingat, jangan macam-macam kau dengan Jennie! Dan sering-sering kemari. Kita main tebak-tebakkan lagi. Jennie, papa ke kamar kerja ya," sambil berkata begitu, papa Jennie langsung berlalu menuju ruang kerjanya. Meninggalkan Jennie yang bengong mendengar penuturan papanya.

"Gimana? Gue keren kan?" Celetuk Jaewon sambil menepuk-nepuk dadanya bangga. Jennie menatap Jaewon dengan tatapan menyelidik, "Jen, biasa aja kali ngeliatnya. Iya gue tahu gue ganteng plus orang pertama yang bikin papa lo ketawa kayak gitu. Tapi jangan dalem-dalem ngeliatnya ntar lo jadi cinta,"

Jennie memutar matanya jengah walaupun dalam hati, setengah membenarkan ucapan Jaewon. Jaewon orang pertama dari lingkaran pertemanan Jennie yang membuat papanya tertawa sekeras itu. Dan memang Jaewon juga, ehm, tampan.

"Lo apain papa?" Tanya Jennie penasaran.

"Nggak gue apa-apain, Jen. Gampang aja. Papa lo itu receh macem Bobby, Ten, Hanbin. Kalo papa lo ketemu sama mereka pasti balal heboh," jelas Jaewon santai.

"Iyasih emang. Papa tuh receh banget. Sedih gue liatnya," keluh Jennie.

Jaewon yang melihat ekspresi Jennie terkekeh pelan, "Ya udah, jadi nonton nggak?"

-0-

Saat film dimulai, Jennie mengeluarkan ponselnya, hendak memotret sesuatu. Jaewon menatapnya heran, pasalnya mengeluarkan kamera saat menonton itu tidak diperbolehkan. Dia pikir Jennie akan mengikuti aturan itu.

"Ngapain, Jen? Nanti hape lo diambil lho," cegah Jaewon.

"Bentar doang. Pengen moto pacar," jawab Jennie tanpa menatap Jaewon.

Jaewon yang mendengarnya terbelalak kaget dan segera menarik pandangan Jennie ke arahnya, "Lo punya pacar?!"

Jennie mengangguk semangat mengiyakan. Tidak seperti Jennie, Jaewon kini justru terduduk lemas, langsung kehilangan semangat. Meskipun dia sudah menunggu lama untuk film ini.

"Yah, telat," keluh Jennie pelan. Jaewon hanya meliriknya dari posisinya. Jika Jennie memiliki pacar berarti selama ini Jaewon hanyalah seorang teman. Jaewon menghela napas kasar. Kesal karena selama ini dia hanya berharap.

Jaewon menonton tanpa rasa tertarik meskipun Vin Diesel sebagai Xander Cage sekarang terlihat keren saat membuat para tentara amerika terjatuh dari pesawat yang masih berada di udara.

Tiba-tiba, Jennie menoleh ke arah Jaewon dan berbisik, "Nanti lagi gue tunjukin yang mana pacar gue,"

Nggak usah, Jen. Makasih. Gue terlalu lemah buat ngeliat lo sama yang lain. Batin Jaewon.

Adegan berganti, memperlihatkan suasana diskotik yang ramai berisi gadis-gadis dengan pakaian super minim. Biasanya Jaewon akan menatap layar besar itu dengan tatapan menjijikkan khas cowok. Seperti yang biasa dilakukannya bersama Bobby, Hanbin, dan Ten. Tapi, Jaewon tidak tertarik. Perasaannya sudah terlalu mendung.

"Won! Jaewon! Itu! Itu pacar gue!" Pekik Jennie tiba-tiba sambil menunjuk layar. Jaewon yang awalnya merasa sedang menjadi cowok terlemah langsung mendelik saat mendengar kalimat selanjutnya dari Jennie, "Ya ampun, Kris Wu pacar gue,"

Jen, gue ngumpat bentar ya.


***

sori untuk keterlambatan gue :( 

gue itu sibuk belajar buat uts ^___^

dan buat yang ga ngerti soal jokenya papanya Jennie gapapa karena gue juga ga ngerti itu gue nulis apaan

fyi, gue itu kayak jennie pas nonton xXx 3 itu karena gue nonton seri-seri sebelumnya juga ga pernah cuma untuk Kris Wu seorang. cogan itu ga boleh dilewatin yekan

Salah OrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang