"Hah?!" seru Jennie terkejut spontan begitu mendengar bisikan Jaewon ditelinganya.
Jaewon yang tentu saja hanya berjarak beberapa senti di sampingnya terlonjak kaget ditambah telinganya yang kini berdengung karena lengkingan Jennie.
"Yaelah, Jen. Biasa aja dong. Kuping gue nih," keluhnya sambil mengusap-usap telinganya yang berdengung.
"Maap. Lagian lo apasih. Date date-an segala," balas Jennie tak mau kalah.
"Lah, gue tuh beneran. Mau kan?" Kali ini Jaewon menatap Jennie serius.
Jennie terdiam. Bingung harus menjawab apa. Mengiyakan ajakan seorang cowok itu bisa berarti dua kemungkinan pada akhirnya. Jaewon memang menyukainya atau dia hanya terbawa suasana. Kemungkinan kedua membuatnya panik. Karena terbawa suasana bisa membuatnya patah hati sekali lagi. Jennie tak mau itu terjadi.
"Jadi?" Jaewon kembali memastikan jawaban Jennie tapi melihat ekspresi Jennie, Jaewon terpikir, "lo nggak mau ya jalan sama gue?"
"Bukan! Bukan gitu!" Refleks Jennie menyangkalnya, membuat Jaewon terkejut begitu pula dengan Jennie sendiri.
"Maksud gue, gue harus tanya nyokap dulu. Kalo gue main pergi gitu, nanti gue kena marah," cicit Jennie tidak mengatakan apa yang dicemaskannya sebenarnya
Jaewon mengangguk mengerti dan maklum. Jennie seorang gadis tentu saja dia dijaga cukup ketat oleh kedua orang tuanya, "Oke. Nggak usah hari ini juga nggak papa. Chat gue aja lo bisanya kapan. Bilang sama nyokap lo gue mau ngajak lo nonton. Pas hari H gue jemput lo sekalian pamit ke nyokap bokap lo,"
Jennie mendelik kaget, "Lo mau pamit?! Gila lo, nanti abis elonya disemprot bokap gue,"
"B aja kali, Jen," tawa Jaewon mendengar penuturan Jennie, "kan gue yang ngajak lo jalan, ya gue harus pamitin lah,"
Jennie tertegun, dadanya berdegup kencang. Perlahan dia tersenyum, walau dibalik senyumnya, cewek itu sedang berusaha menetralkan pikiran sebelum tenggelam terlalu dalam.
-0-
Line!
Jennie: Won, gue udah bilang nyokap. Nyokap ngizinin gue tapi gue bisanya minggu depan siang soalnya paginya gue ada latian klub kalo minggu ini gue ada acara keluarga
Jaewon: Oke gass jen. Minggu siang jam berapa?
Jennie: Abis jam 12an gue udah free kok
Jaewon: Sip. Jam setengah 1 gue gas ke rumah lo
Jennie: Ok-0-
Itu isi percakapan Jennie dan Jaewon minggu lalu. Dihari yang sama ketika Jaewon tiba-tiba muncul di kelasnya dan mengajaknya nge-date.
Sekarang hari Minggu. Jennie telah selesai dengan kegiatan klubnya sekitar satu jam yang lalu. Lima belas menit lagi Jaewon akan datang ke rumahnya. Menjemputnya dan pamit pada orang tua Jennie seperti yang dikatakannya tempo hari. Jujur, Jennie sedikit ragu Jaewon akan benar-benar berani bicara dengan papanya. Karena bahkan mantan pacarnya tak pernah menjemputnya di rumah karena alasan takut bertemu dengan papanya. Walaupun pada akhirnya, Jennie tahu itu hanyalah alasan tak berdasar.
Tok tok tok!
Terdengar ketukan dari pintu utama. Jennie hampir saja menjatuhkan segelas air putih yang hendak diminumnya kalau saja dia tidak memiliki refleks yang bagus. Buru-buru, Jennie meletakkan gelasnya dan berlari ke arah pintu. Tapi bahkan baru saja Jennie mencapai ruang depan, dia melihat Jaewon sudah berada di sana.
Bersama papa Jennie.
***
Maaf gue telat update. Ini emang draft tinggal publish tapi gue lagi uts jadi :""""
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Orang
Fanfiction"Thanks, Jinan. Berkat lo, gue bisa gebet cecan." -Jaewon "Iya gue tahu gue bogel. Nggak usah dibilangin lagi." -Jennie Kadang kejadian memalukan emang malah ngasih berkah. Original pic © owner Edit © me Start : [280117] End : [250317]