"Jen,"
"Jennie,"
"Jennie sayangku,"
"Jennie anak mama,"
"Jennie Kim cabeku,"
Jennie menoleh cepat. Lalu, memandang tajam pemilik kalimat barusan. Menatap dengan kesal, "Apasih,"
"Buset. Galak," celetuk Lisa, yang menerima tatapan tajam Jennie.
"Lo pms ya?" tanya Rose hati-hati.
"Nggak," balas Jennie ketus. Rose yang mendengar tajamnya intonasi bicara Jennie, menelan ludah cemas. Rose menoleh menatap Lisa yang ekspresinya juga sama cemasnya.
"Kalo si Jennie kayak gini terus si Jaewon gimana?" bisik Rose pada Lisa sepelan mungkin agar Jennie tidak mendengar.
"Mana gue tahu? Gue horor kalo Jennie pmsnya udah kayak gini," balas Lisa pelan.
"Kita bilang ke Jaewon surprise-nya besok-besok aja kali ya?" tanya Rose masih berbisik pelan.
Tapi, ketika Jennie sedang dalam masa periodenya, Jennie berada dalam kondisi paling peka. Dia bisa dengan mudah menyadari tingkah laku aneh kedua temannya meski tak tahu penyebabnya, "Ngapain kalian bisik-bisik? Ngomongin gue ya?"
"Hoo. Abisnya lo galak sih," ceplos Lisa. Rose membelalak kaget. Merutuki Lisa kenapa kadang mulutnya bahkan lebih sulit di-filter ketimbang mulutnya sendiri.
"Lah, goblok," kutuk Lisa pada dirinya sendiri dan sebelum induk macan mengamuk, lebih baik Rose dan Lisa kabur menyelamatkan diri.
"Heh, bocah kemari lo?!"
-0-
"JAEWOOONNNNNNN!!!" teriak Rose dan Lisa bersamaan ketika mereka sampai di gedung olahraga sekolah mereka, lokasi pelaksanaan rencana Jaewon untuk Jennie, "gila, gila, gila!"
"Apaan? Ribut banget, njir. Ini GOR, bego, suara lo bikin pengang," sungut Jaewon yang terganggu.
"Si Jennie, Won. Jennie ngamuk sama gue sama Lisa juga," Rose bercerita dengan panik.
"Lah, kenapa? Wah, lo berdua pasti ngomong yang aneh-aneh, kan?" tebak Jaewon.
"Si Lisa noh. Bego bener pake ngatain dia galak," tuduh Rose.
"Lah, anjir yang disalahin gue doang. Lo juga harusnya nggak usah ngajak gue bisik-bisik tadi," sanggah Lisa tak terima.
"Udah! Cot lo berdua! Ini kan tanggal 20an. Si Jennie lagi pms. Gimana sih?" omel Jaewon dengan kedua tangannya yang menoyor masing-masing kepala Rose dan Lisa.
"Tadi katanya Jennie enggak sih," elak Lisa.
"Ya dia bilangnya enggak lah, ogeb. Dua bulan tuh udah cukup ya buat gue inget-inget dia jadwal kedatengan bulannya kapan," bantah Jaewon lagi. Memang, Jaewon memang selalu memperhatikan detil-detil semacam ini jika itu bersangkutan dengan Jennie. Karena Jaewon mengerti, pada momen-momen seperti itu, Jennie membutuhkan perhatian emosional. Sayangnya, Jaewon sempat merusaknya karena kebodohannya dan harus memperbaikinya kembali.
"Woy! Si Jennie ke arah sini tuh?! Buset dia lari lagi!" seru Bobby memperingatkan, "Kok Jennie ke GOR sih? Jangan-jangan dia tahu kalo kita lagi bikin ginian?" tanyanya lagi sambil menunjuk semua dekorasi yang telah terpasang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Orang
Fanfic"Thanks, Jinan. Berkat lo, gue bisa gebet cecan." -Jaewon "Iya gue tahu gue bogel. Nggak usah dibilangin lagi." -Jennie Kadang kejadian memalukan emang malah ngasih berkah. Original pic © owner Edit © me Start : [280117] End : [250317]