Jaewon bersorak senang. Persis seperti bocah lima tahun yang mendapatkan es krim setelah berhasil menjawab pertanyaan dari gurunya. Tapi, sayangnya Jaewon berusia 17 tahun dan dia tak pernah mau menjawab pertanyaan dari gurunya kecuali jika terpaksa. Jaewon bersorak karena berhasil mendapatkan id line Jennie. Tapi, kalau kalian berpikir Jaewon mendapatkan id line Jennie dari Rose secara sukarela, kalian salah. Rose menolak mentah-mentah tawaran traktir piscoknya, memilih untuk melindungi Jennie dari kekurang ajaran Jaewon katanya. Tapi, Jaewon tetap mendapatkan apa yang dia inginkan. Terima kasih untuk teman agak barunya, Goo Junhoe.
Sejak berhasil mendapatkan id line Jennie, Jaewon terus bergerak ke sana ke mari. Sesampai di rumah dia memeluk ibunya yang sedang memasak di dapur, juga ayahnya yang kebetulan pulang lebih awal dan bahkan mencium pipi adik laki-lakinya yang sibuk bermain game di ruang tengah, membuat adik satu-satunya itu mengerang kesal karena merasa geli akan tingkah kakaknya yang diluar nalar.
Jaewon bersandar pada bantal di atas kasurnya di dalam kamar. Menatap ponsel dengan cengiran lebar yang terpampang di wajahnya. Samuel menatap kakaknya dengan tatapan prihatin, menganggap kakaknya gila karena terus bertingkah aneh sejak sampai di rumah. Padahal, pagi tadi masih menyebalkan seperti biasa.
"Bang, lo kenapa sih? Kesambet?" tanya Samuel dengan tangan yang tersilang di depan dada dan tubuh yang bersandar di ambang pintu.
"Gue? Nggak papa," jawab Jaewon ringan masih dengan senyuman lebarnya dan pandangan pada layar ponsel.
"Kayak cewek lo apa-apa jawabnya nggak papa," Samuel mendecih, "Liat apa sih lo? Bokep ya? Gue bilangin Mama nih,"
"Eh babi! Enak aja bokep. Gue ini bukan elo ya yang pikirannya sangean mulu. Bocah 15 tahun aja udah mikirin sangean," balas Jaewon kesal.
"Lah, siapa yang minggu lalu tiba-tiba ngajak gue gelap-gelapan nonton bokep di kamar? Yang ada tuh elo yang menjerumuskan gue, Bang," Samuel mendebat, "Tau ah. Jomblo emang tontonannya bokep sih, nggak ada yang belai soalnya,"
"Bacot," Jaewon melempar bantal ke arah Samuel yang sudah menghilang dari pandangan. Sambil menggumam "bocah kurang ajar", Jaewon kembali menekuni ponselnya dan membuka aplikasi line yang sempat tertunda.
Line!
Jaewon: Jennieeee
Jaewon: Cantiiikk
Jaewon: Add back dong beb
Jaewon: P
Jaewon: P
Jaewon: P
Jaewon: P
Jennie: Apasi?
Jennie: Lo dapet dari mana id gue? Btw, added.
Jaewon: Dari usaha jerih payahku mendapatkan hatimu
Jennie: Ngumpat gue
Jaewon: Eh, cewek cakep ga boleh ngumpat
Jaewon: Nggak baik
Jennie: Alah
Jaewon: Btw, lagi ngapain neng?
Jaewon: Manggil lo neng itu kok agak gimana ya?
Jennie: Makanya panggil gue Jennie kayak biasa napa
Jaewon: Ga ah. Gue panggil milikku aja
Jennie: Jijik won
Jaewon: Bilang aja kalo lo seneng jen
Jennie: Pd.
Jaewon: Oke, ini beneran. Lagi ngapain?
Jennie: Lagi nungguin masakan mateng
Jaewon: Yampun jen. Lo semangat banget kayaknya persiapan jadi istri gue
Read
Jaewon: Iya iya. Gue ga gombal lagi. Jangan read doang dong :(
Jennie: .
Jaewon: Titik doang masa
Jennie: Apa jaewon?
Jaewon: Beh adem bener rasanya dipanggil lo
Read
Jaewon: Lah jen
Jaewon: Jennnieeee
Jaewon: Masa gue di read doang (lagi)
Jaewon: Jennieeee
Jaewon: Yaudah deh. See you tomorrow angel
***
Gely banget njer gue nulis kayak gini :')
Tapi jaewon cocok gombal gombal bct gitu :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Orang
Fanfiction"Thanks, Jinan. Berkat lo, gue bisa gebet cecan." -Jaewon "Iya gue tahu gue bogel. Nggak usah dibilangin lagi." -Jennie Kadang kejadian memalukan emang malah ngasih berkah. Original pic © owner Edit © me Start : [280117] End : [250317]